Mohon tunggu...
RezaA
RezaA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengasuh Kucing

Pecandu Teh Poci, nulis kalo lagi mood, gaada bahas tema yang spesifik, jadi nulis suka suka aja

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Wish You Were Here, Album Paling Emosional dan Melankolis dari Pink Floyd

30 Agustus 2022   15:59 Diperbarui: 30 Agustus 2022   16:17 2394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12 September 1975 Pink Floyd kembali merilis album studio ke-9 mereka yang berjudul WIsh You Were Here. Setelah hidup dengan kesuksesan The Dark Side of The Moon Pink Floyd kembali ke Studio di London untuk memulai rekaman Album baru. 

Wish You Were Here merupakan Album Kosep kedua dari Pink Floyd setelah yang pertama dari Album The Dark Side of The Moon. 

Sepertinya Pink Floyd yang saat itu di motori oleh Roger Waters udah mulai candu bikin Album yang berkonsep, Album konsep merupakan Album yang keseluruhan membahas tentang satu Tema. 

Mengusung Tema Kerinduan dan kritik kepada Industri Musik. Meskipun album ini hanya berisikan 5 Lagu tapi menurutku Album ini cukup emosional terkait tema yang dibawa.

Konsep dan lirik dibuat sepenuhnya oleh Roger Waters. Pada Album ini mencerminkan perasaannya bahwa persahabatan bersama Syd Barrett yang telah terjadi pada band itu, pada saat itu, telah hilang. 

Album ini dimulai dengan pembukaan instrumental yang panjang dan masuk ke lirik untuk "Shine On You Crazy Diamond" pada lagu ke -1 dan ke-5, sebuah penghargaan untuk Syd Barrett, yang telah meninggalkan band karena gangguan mentalnya telah memaksanya untuk meninggalkan band tujuh tahun sebelumnya.

Pada lagu ini Barrett dikenang dengan penuh kasih dengan kalimat seperti "Remember when you were young, you shone like the sun " dan "You reached for the secret too soon, you cried for the moon ". 

Karena Album di mulai dengan lagu ini, membuat sebagian penggemar menilai Pink Floyd belum bisa move on dari The Dark Side of The Moon. 

Karena Lagu pertama berisi instrumen organ piano Richard Wright yang menonjol, dan para penyanyi gospel di background.

Pada Lagu ke 2 "Welcome to the Machine" menurutku menceritakan tekanan masyarakat modern, bagaimana Anda harus menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang sebenarnya tidak ingin Anda lakukan, dan bagaimana hampir tidak mungkin, untuk melakukan sesuatu yang Anda inginkan. 

Lakukan dalam hidup Anda, hanya untuk melakukan apa yang diterima dan dilihat sebagai baik di mata publik, Manchine sendiri disini diinterpretasikan sebagai Industri Musik . bagaimana dikendalikan oleh penguasa perusahaan yang memutuskan apa yang kita lakukan dan tidak 

Lagu ke - 3 "Have A Cigar" yang berisi kemunafikan dan keserakahan dalam bisnis musik .

Uniknya pada Album ini Lead Vocal sendiri diisi Oleh Roy Harper yang bukan bagian dari member Pink Floyd dengan rekaman muncul dari ketidakpuasan yang dirasakan Waters dan David Gilmour dengan upaya mereka sendiri untuk menjadi vokal utama. 

Setelah mencobanya secara terpisah dan sebagai duet (tersedia di Wish You Were Here 2011 Experience and Immersion edition), mereka beralih ke Harper, yang merekam albumnya HQ di Abbey Road pada saat yang sama dengan ketika Pink Floyd rekaman.

Lagu ke-4 "Wish You Were Here". Mirip seperti Shine On You Crazy Diamond. Tetapi pada lagu ini menurutku Pink Floyd lebih merasa merindukan sosok Syd Barrett. 

Lagu ini tentang perasaan terpisah yang dialami kebanyakan orang dalam hidup. Ini adalah komentar tentang bagaimana orang mengahadapi dunia dengan menarik diri secara fisik, mental, atau emosional.

Pada 5 Juni 1975, Tiba tiba ada seseorang asing datang ke Studio Rekaman ketika Pink Floyd baru saja Menyelesaikan mixing Shine On You Crazy Diamond. Orang ini bertubuh gemuk, berkepala botak, dan memiliki alis yang di cukur. 

Tentu saja para anggota band tidak mengenali orang itu, David Gilmour sendiri mengira itu merupakan staff dari studio. Kunjungan itu pun tak lama, ketika anggota Pink Floyd baru menyadari itu adalah Syd Barrett, Roger Waters saat itu langsung meneteskan air mata.

Tentu saja Wish You Were Here memiliki tempat di hati penggemar Pink Floyd, tidak membawa pendengar dalam perjalanan seperti yang dilakukan Dark Side.

 Emosi dan kerinduan di balik Wish You Were Here mungkin menurutku ini memberikan efek perasaan kesedihan seperti yang dicurahkan oleh Pink Floyd ketika mendengarnya.

Menurutku pada Album ini juga Richard Wright menunjukan dominasinya disini karena efek dari piano dan synthesizer yang menonjol pada Album ini. Majalah musik Rolling Stones memasukkan Album ini ke dalam 500 Album Terbaik Sepanjang dan berada pada peringkat 264 pada tahun 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun