Ini artikel pertamaku di Kompasiana, dalam artikel pertama ini aku ingin membahas seputar smartphone mumpung dalam diri ini ada ketertarikan dalam dunia gadget, tapi gak geek-geek amat, sebatas tahu-tahu sedikt, lah, ha-ha-ha...
Terhitung dari artikel ini di terbitkan, Nokia 5.1 Plus yang telah menemaniku selama 3 tahun ini sudah memasuki fase "Sakharatul Maut" dengan kondisi layar retak, layar mati terus ada ungu-ungunya, tombol power lepas, tombol volume button down ngga bisa dipencet.
Nokia 5.1 Plus menurutku adalah salah satu produk keluaran Nokia yang "Price to Performance", terbaik di kelasnya. Juga karena Nokia ini pertama kali ngerasain ROM Android Stock bawaan, walaupun sebelumnya sudah pernah ngerasain sih walaupun CUSROM, tapi memang sih feel ROM original terasa beda.
Semenjak memakai Nokia ini juga aku mutusin vakum dulu di dunia oprek-oprek karena udah merasa cukup dengan performa ROM Stock Android.
Melihat kondisi hape yang udah kaya gitu, aku mutusin untuk ganti hape lagi. Sebelumnya emang ada niatan untuk ganti ke Google Pixel karena, untuk pengguna android itu, Pixel ibaratkan kaya "Iphone"-nya Android sebab handphone ini memang buatan dari pengembang Androidnya langsung, yaitu Google.
Nah, langsung tertujulah ke Pixel 4 karena harganya emang lagi anjlok, waktu itu. Unit yang aku dapat tetap barang second sih tapi kondisinya masih mulus banget kaya baru.
Unit ini aku dapetin seharga 3,3 juta itu udah fullset semua, dengan harga segitu kita udah dapat smartphone spek Flagship.
Timbul pertanyaan, kenapa ngga ambil Google Pixel 4 XL aja? Baterainya kan gede.
Jawabannya adalah karena aku suka Smartphone yang Compact, itu saja. Walaupun aku harus relain di sisi batrai sih, nanti bakalan aku jabarin hasil testing batrainya.