NIM : 2250017048
Nama : Reza KurniawanUniversitas Jenderal Achmad Yani
Artikel ini menjelaskan tentang Implementasi Sikap Toleransi Moh Hatta di Lingkungan Perguruan Tinggi
Abstrak
Bung Hatta merupaan proklamator kemerdekaan, wakil presiden pertama Republik Indonesia. Ia juga seorang pemimpin nasional dan mengetahui bagaimana nilai-nilai moral yang dipegang dapat mempengaruhi kepemimpinannya. Salah satu sikap yang dimiliki moh hatta adalah toleransi, dimana toleransi merupakan bentuk tertinggi akan sebuah keyakinan dan dapat menjadi sebuah kenyataan jika seseorang mengasumsikan perbedaan. Sikap toleransi biasa ditunjukan seseorang dalam suatu perbedaan pendapat, budaya, ras, agama, suku, bahasa, bahkan suatu bangsa. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengungkap sejauh mana prinsip-prinsip toleransi Hatta diimplementasikan oleh mahasiswa dan staf akademik. Hasil menunjukkan bahwa pemahaman yang baik tentang pentingnya toleransi dan tenggang rasa membantu menciptakan lingkungan kampus yang harmonis dan inklusif. Namun, ditemukan juga tantangan, seperti perbedaan latar belakang budaya dan pandangan politik yang memerlukan pengelolaan lebih efektif.
Kata Kunci : Bung Hatta, Toleransi, Kepemimpinan, Mahasiswa & staf akademik, Lingkungan kampus
Â
Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi adalah sikap atau sifat yang menenggang, menghargai, membiarkan, atau membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan yang berbeda yang bertentangan dengan pendirian sendiri. Mohammad Hatta, tokoh proklamator Indonesia, dikenal dengan pemikirannya yang menekankan pentingnya nilai-nilai ini. Di lingkungan kampus, sikap toleransi dan tenggang rasa sangat vital dalam menciptakan iklim akademik yang kondusif bagi proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi sejauh mana nilai-nilai tersebut diterapkan di lingkungan kampus dan dampaknya terhadap interaksi anggota civitas akademika.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan mahasiswa, dosen, dan staf administrasi di sebuah universitas jendral achmad yani. Observasi partisipatif juga dilakukan untuk memahami dinamika interaksi di kampus. Data dianalisis menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema yang relevan dengan penerapan sikap toleransi dan tenggang rasa.
Hasil Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anggota civitas akademika memiliki pemahaman baik tentang pentingnya sikap toleransi dan tenggang rasa. Mereka menganggap nilai-nilai tersebut sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif dan harmonis. Beberapa contoh penerapan sikap toleransi dan tenggang rasa di kampus meliputi:
- Diskusi Terbuka: Forum diskusi yang melibatkan mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk bertukar pandangan secara terbuka dan saling menghormati.
- Kegiatan Budaya: Penyelenggaraan berbagai kegiatan budaya yang memperkenalkan keragaman budaya di Indonesia kepada mahasiswa.
- Kebijakan Inklusif: Kebijakan yang mendukung inklusivitas, seperti penyediaan fasilitas untuk mahasiswa difabel dan kebijakan anti-diskriminasi.
Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan, seperti perbedaan pandangan politik yang kadang-kadang menimbulkan ketegangan, serta kurangnya pemahaman mendalam tentang cara mengatasi konflik secara konstruktif.
Pembahasan
   Nilai-nilai toleransi dan tenggang rasa Mohammad Hatta sangat relevan dalam konteks pendidikan tinggi. Implementasi nilai-nilai tersebut tidak hanya menciptakan lingkungan kampus yang harmonis tetapi juga mendukung pengembangan karakter mahasiswa. Namun, untuk mencapai hasil yang lebih optimal, diperlukan upaya yang lebih sistematis dalam mengatasi tantangan yang ada. Misalnya, pelatihan tentang manajemen konflik dan dialog lintas budaya dapat menjadi solusi untuk mengatasi perbedaan pandangan politik dan budaya.
Selain itu, penting bagi universitas untuk terus memperkuat kebijakan inklusif dan menciptakan lebih banyak ruang bagi interaksi yang positif antar anggota civitas akademika. Dengan demikian, kampus dapat menjadi miniatur masyarakat yang harmonis dan saling menghargai perbedaan.
Kesimpulan
Sikap implementasi sikap toleransi dan tenggang rasa Mohammad Hatta di lingkungan kampus sangat penting untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif. Meskipun ada tantangan yang harus diatasi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemahaman dan kebijakan yang tepat, nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan secara efektif. Oleh karena itu, universitas perlu terus mengembangkan program dan kebijakan yang mendukung sikap toleransi dan tenggang rasa demi terciptanya lingkungan kampus yang inklusif dan harmonis.
Daftar Pustaka
[1]
Y. D. A. M. H. N. Muhammad Ridwan Effendi, "MENJAGA TOLERANSI MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME," Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan , vol. 18, no. 01, pp. 43-51, 2021.
[2]
B. P. N. I. Ahmad Fathoni, "NILAI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL TOKOH MOHAMMAD HATTA," Jurnal Sejarah & Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Jambi, vol. 01, no. 01, pp. 44-58, 2021.
[3]
R. R. S. Thondi Akbar Parlindungan Lubis, "MOHAMMAD HATTA SEBAGAI PEMIMPIN NASIONAL YANG BERINTEGRITAS: KAJIAN TENTANG STRATEGI KEPEMIMPINAN DAN KEPATUHAN MORAL," UPNVJ PRESS, Jawa Timur, 2021.
[4]
Maryono, "BUNG HATTA, PROKLAMATOR, ILMUWAN, PENULIS DAN KARMA-KARYANYA, SEBUAH ANALISIS BIO-BIBLIOMETRIK," Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, vol. 11, no. 02, pp. 24-35, 2015.
[5]
B. H. I. (. Editor), "Berita Hari ini.id," Knowledge, History, 14 08 2020. [Online]. Available: https://kumparan.com/berita-hari-ini/peran-mohammad-hatta-dalam-kemerdekaan-indonesia-1u028e0mE68. [Accessed 21 06 2024].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H