Mohon tunggu...
Reza Ahmad Wildan
Reza Ahmad Wildan Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

email: ahmad.rezawildan@gmail.com Instagram: rezaahmadwildan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pekik "Merdeka"

17 Agustus 2022   22:42 Diperbarui: 17 Agustus 2022   22:49 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalannya adalah mampukah sekolah melakukan itu? Boleh jadi, sekolah yang memerdekakan dan membebaskan anak didiknya ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sekolah masih menggunakan tangan-tangan besi dalam memperlakukan para peserta didiknya. Mereka yang nakal dengan alasan-alasan tertentu kemudian divonis sebagai peserta didik 'madesu', seseorang  yang tidak mampu menggapai masa depan yang lebih baik. Sekolah dalam konteks tersebut menjadi media yang memenjarakan peserta didik dalam belajar. Meraka yang nakal, malas, bodoh, mengalami sisi lemah dalam menyerap penjelasan guru dipandang sebagai kelompok peserta didik yang sudah selayaknya dibuang dengan sedemikian jauh, dilakukan diskriminasi pelayanan sekolah dan begitu seterusnya. Sekolah bukan lagi memberikan kemerdekaan kepada mereka supaya melakukan aktualisasi diri selama itu bisa produktif, konstruktif dan positif bagi kepentingan dirinya di hari esok.

Pendidikan dalam sekolah yang merdeka adalah sebuah praktik yang menghalalkan sebuah kebebasan dan kemerdekaan peserta didik dalam berpikir dan berpendapat dalam hal apapun. Sekolah yang merdeka sesungguhnya berawal dari tesis bahwa kita semua belajar karena memang tidak tahu, kita belajar karena ada keinginan untuk berubah dari awalnya tidak tahu. Lengeveld menyebutnya Animal Educandum (Manusia adalah makhluk yang dapat dididik). Sekolah yang merdeka kemudian harus bisa memiliki prinsip-prinsip sedemikian, sebab sekolah disebut mampu mengantarkan siswa menjadi subyek-subyek yang berpandangan luas dan terbuka ke depannya bila mereka melewati batas-batas kehidupan normalitas.

Persoalannya adalah apakah masyarakat kita sudah melek pendidikan dan apakah negara sudah benar-benar hadir dan memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap dunia pendidikan? Apakah negara sudah memiliki kebijakan-kebijakan pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas hidup rakyat? Silakan jawab sendiri dengan hati nurani yang paling dalam! Untuk itu, dalam kontek kemerdekaan, pekik 'merdeka' yang dibumikan oleh Bung Karno jangan sampai hanya sekadar slogan perjuangan yang tidak diteruskan. Pekik 'merdeka' bukan hanya sekadar slogan, tetapi praktik yang harus dilanjutkan. Pekik 'merdeka' harus menjadi slogan perjuangan dan harapan anak bangsa untuk memeroleh pendidikan yang merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun