Mohon tunggu...
Reza Adi Firmansyah
Reza Adi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unikom

Hallo everyone saya Reza Adi Firmansyah saya sekarang berstatus sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Unikom.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pekat yang Memikat

19 Desember 2023   23:36 Diperbarui: 19 Desember 2023   23:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung -- Kota Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Barat, kota yang syarat akan sejarahnya dimulai pada saat zaman kolonialisme hingga Indonesia dapat merdeka. 

Museum Konferensi Asia Afrika jadi saksi bisu bagaimana Kota Bandung dianggap begitu special baik bagi masyarakat Indonesia itu sendiri hingga manca negara, perhelatan penting antar negara diadakan di sini, yang di laksanakan pada tanggal 18-24 April 1955.

 Konferensi tersebut adalah sebuah pertemuan penting antara pemimpin dan perwakilan dari negara-negara Asia dan Afrika. Tujuannya untuk memperjuangkan kemerdekaan, dekolonisasi, serta kerja sama antarbangsa di kawasan tersebut hingga dibentuk menjadi tiga komite, yaitu :

  • Komite Politik.
  • Komite Ekonomi, dan
  • Komite Budaya.

Konferensi ini diadakan pada saat perdana menteri Indonesia di pimpin oleh Ali Sastroamidjojo yang membicarakan peristiwa Perang Dunia II antara blok timur (Uni Soviet) dan blok barat (Amerika) yang berdampak bagi negara di Asia dan Afrika sehingga konferensi ini dilaksanakan sebagai bentuk formula dari negara di Asia dan Afrika mendapatkan hak, perdamaian, dan memperkuat kerjasama multilateral antar negara agar tidak terdampak dari Perang Dunia II. 

Diperkuat pada saat itu Indonesia merupakan negara Non-Blok yang tidak akan memihak kepada siapapun, namun memperjuangkan kemerdekaan bagi negara-negara yang belum merdeka, maka dari itu semua konferensi Asia Afrika dilakukan.

Konferensi Asia Afrika (KAA) diikuti oleh total 29 negara peserta dengan lima negara di antaranya berperan sebagai sponsor. Mengutip dari laman Kemenlu, Konferensi Asia Afrika (KAA) disponsori oleh lima negara, yaitu :

  • Burma (Myanmar).
  • India.
  • Indonesia.
  • Pakistan, dan
  • Ceylon (Sri Lanka).

Menurut laman Asian African Museum, berikut ini adalah daftar negara yang mengikuti Konferensi Asia-Afrika :

  • Afghanistan.
  • Indonesia.
  • Pakistan.
  • Myanmar.
  • Filipina.
  • Kamboja.
  • Irak.
  • Iran.
  • Arab Saudi.
  • Sri Lanka.
  • Jepang.
  • Sudan.
  • China.
  • Yordania.
  • Suriah.
  • Laos.
  • Thailand.
  • Mesir.
  • Lebanon.
  • Turki.
  • Ethiopia.
  • Liberia.
  • Vietnam (Utara).
  • Vietnam (Selatan).
  • Pantai Gading.
  • Libya.
  • India.
  • Nepal.
  • Yaman.

Tokoh Pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA) Indonesia tercatat dalam sejarah sebagai pelopor sekaligus penyelenggaraan pertemuan pemimpin negara kawasan Asia dan Afrika. Ada 5 tokoh utama selaku pelopor Konferensi Asia Afrika (KAA), yaitu :

  • Ali Sastroamidjojo (Indonesia).
  • Mohammad Ali Bogra (Pakistan).
  • Jawaharlal Nehru (India).
  • Sir John Kotelawala (Ceylon/Sri Lanka).
  • U Nu (Burma/Myanmar).

Dengan begitu banyaknya sejarah dan menjadi salah satu kota yang menciptakan peradaban pada tahun 1955, Kota Bandung sebagai penyelenggara Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu kota yang sangat special dan Museum Gedung Asia Afrika menjadi icon Kota Bandung itu sendiri dengan menjadi saksi bisu yang menyaksikan sejarah pertemuan antara negara Asia dan Afrika. 

Tidak hanya itu makanan khas Kota Bandung Colenak ikut terkenal karena menjadi salah satu hidangan bagi para tamu KAA, pada akhirnya hal tersebut menjadi salah satu peristiwa yang dapat memikat dimulai dari para ahli politik, budayawan, hingga para wisatawan lokal maupun turis mancanegara. 

Dengan saat ini sepanjang Jl.Asia Afrika membuka peluang usaha bagi para masyarakat sekitar seperti, pedagang, fotographer, hingga cosplay kostum, yang menjadikan para wisatawan dapat tertarik dan memikat hati untuk berkunjung ke Asia Afrika sebagai destinasi wisata Sejarah dan Kuliner,  didukung dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai karena berada di tengah Kota Bandung dan Alun-Alun Masjid Raya Bandung.

Dokumentasi :

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun