Mohon tunggu...
Reza Aulia Rakhman
Reza Aulia Rakhman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruang Publik Bercitarasa Science Center, Lab. School Nggak Harus Selalu di Sekolah

30 September 2015   06:51 Diperbarui: 30 September 2015   14:21 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlunya perencanaan pembangunan sekarang ini dibutuhkan untuk anak-anak. Anak-anak membutuhkan taman bermain yang aman dan nyaman untuk mengembangkan aspek jiwa dan raga dengan memperhatikan aspek fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Bahkan tantangan saat ini proses perencanaan pembangunan ruang publik untuk kebutuhan anak perlu melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kebutuhan ruang publik bagi anak-anak sangat membantu yang tidak hanya untuk nilai rekreatif dan ekologis tetapi juga bernuansa edukatif. Mengingat saat ini masih belum ada ruang publik yang menyediakan pentingnya ruang terbuka hijau bernuansa edukatif bagi anak-anak.

Ruang publik dapat dijadikan sebagai laboratorium mini di luar sekolah sehingga anak-anak bisa bebas bereksplorasi terhadap sains. Dengan adanya ruang publik bagi anak-anak, daya imajinasi dan kreatifitas anak menjadi berkembang. Tidak perlu melulu sekolah saja yang memiliki laboratorium “resmi” bagi anak-anak. Mungkin hanya segelintir anak-anak saja yang mengerti dan paham tentang esensial materi hard skill dan praktik yang didapat oleh guru di sekolah. Maka dari itu, perlunya daya eksplorasi anak-anak lebih berkembang yang belajar tidak hanya disekolah tetapi bermain sambil belajar di luar sekolah dari ruang publik bagi anak-anak.

Melalui ruang publik bagi anak-anak daya kognitif, afektif, dan psikomotorik akan berkesinambungan dalam otak mereka. Bermain dan belajar di dunia luar sangatlah menyenangkan. Menjadi satu tantangan bagi para pemerintah daerah untuk membangun sebuah ruang publik terpadu anak-anak yang tidak hanya menekankan pada nilai estetika semata tetapi kreatifitas desain dan konsep dalam membangun ruang publik bagi anak-anak dengan melibatkan sisi edukatifnya.

Contoh yang sangat konkrit kita dapat belajar model pembangunan ruang publik seperti di Kota Batu, yaitu Eco Green Park. Eco Green Park merupakan wisata wahana edukasi yang sangat menyenangkan. Wahana ini memadukan konsep wisata alam, kebudayaan, lingkungan dan seni yang menggairahkan rasa inspiratif, ketertarikan dan mendidik bagi anak-anak.

 

Di Eco Green Park terdapat dua jenis sampah organik dan anorganik yang didesai unik agar pengunjung belajar untuk memilah secara arif akan jenis sampah yang dibuang.

Bahkan contoh model water treatment ini merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang menarik di Eco Green Park Anak-anak dapat belajar tentang proses infiltrasi air bersih.

 

Model Food Court yang ada di Eco Green Park yang dihiasi tanaman gantung menjadi daya tarik unik agar pengunjung mencintai lingungan sekitar (Back to Nature).

Bahkan Eco Art Park yang berada di Bogor di kawasan Sentul City ini juga menjadi salah satu daya tarik yang dapat dikunjungi. Dilihat dari segi konsep yang dibangun wisata bernuansa edukatif memberikan manfaat bagi anak-anak tentunya yang tidak hanya menghilangkan penat tetapi bermain sambil belajar dengan bernuansa science center.

Wahana yang ada di Eco Art Park salah satunya yaitu Parabola Suara. Permainan ini membutuhkan 2 orang. Parabola Suara ini menggunakan prinsip kerja parabola sebenarnya yang biasanya digunakan untuk menangkap gelombang radio yang berfungsi untuk penyiaran televisi. 

Model Pipa Suara yang mempelajari tentang sifat suara sebagai gelombang longitudinal. Prinsip kerjanya seperti kabel telepon. Di ujung pipa terdapat corong yang digunakan sebagai tempat pendengar dan tempat berbicara

Giroskop Manusia yang merupakan model pembelajaran tentang manuver pilot pesawat.

Harapan dan Tantangan pemerintah daerah menciptakan pembangunan ruang publik bercitarasa science center. Dana CSR menjadi salah satu alat untuk membangun ruang publik. Ruang publik untuk anak-anak menjadi salah satu tujuan agar mengembangkan kreatifitas dan inovatif bagi anak-anak. Belajar sambil bermain di luar sekolah memang merupakan hal yang sangat menyenangkan membuat anak-anak menjadi cepat mengerti tentang ilmu pengetahuan. Ruang publik menjadi science center itu perlu untuk anak-anak bangsa Indonesia yang menjadi calon para pemimpin bangsa ini untuk membuat Indonesia maju kreatif dan inovatif.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun