Mohon tunggu...
Reza Aulia Rakhman
Reza Aulia Rakhman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merajut Oase Budaya Harapan untuk Taman Kota

29 September 2015   03:32 Diperbarui: 29 September 2015   03:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang publik bagi setiap daerah baik kota maupun kabupaten sangat dibutuhkan. Keberadaan ruang publik sangat dibutuhkan selain memberikan nilai rekreatif juga nilai ekologis yang berfungsi sebagai payung teduh dan paru-paru kota. Taman Kota menjadi salah satu implementasi dalam pembangunan ruang publik.

 

Taman Kota tidak hanya sebagai fasilitas publik yang dapat dinikmati bagi semua elemen masyarakat. Tetapi juga mengedepankan pada konsep dan estetika dari desain pembangunan taman publik yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Tidak hanya itu saja, taman kota perlu dijadikan sebagai wahana dan via media dalam menyalurkan informasi dan apresiasi oleh masyarakat.

Melalui taman kota yang dijadikan untuk menyalurkan “hasrat” bagi para pengunjung dalam “merangsang” dan “menggairahkan” terhadap seni dan budaya lokal pada umumnya dan para seniman juga khususnya. Salah satu model Taman Budaya Publik yang merupakan sub tema dari taman kota dengan menitikberatkan pada “ciri khas”, yaitu oase budaya lokal yang dibalut dengan seni menjadi keunikan dan bagian berbeda dengan taman-taman kota lainnya. Konsep Taman Budaya Publik mengunggulkan keberadaan oase budaya. Mengingat Indonesia merupakan negara yang ragam akan khazanah budaya, sosial, adat – istiadat yang menjadi kekayaan kita (richest of culture heritage).

Harapan yang diutamakan dalam Taman Budaya Publik, selain memberikan nilai rekreatif dan nilai ekologis yang tetap mempertahankan ruang terbuka hijau dan mengkolaborasikan nilai-nilai sosial-budaya secara edukatif. Melalui Taman Budaya Publik semua khalayak bebas “menumpahkan” perasaan seni mereka, bebas untuk berkreatifitas dan mendorong untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif.

Bercermin dari Festival Art Jog yang dapat menjadikan sebagai sarana untuk memfasilitasi dan mengembangkan kreatifitas bagi para seniman Jogja di Taman Budaya Yogyakarta salah satu contohnya. Melalui taman budaya publik dijadikan kolaborasi dengan ruang terbuka hijau. Penggunaan galeri budaya mini juga menjadi menambah pengetahuan para pengunjung tentunya. Bahkan pameran dapat dijadikan event di Taman Budaya Publik.

Salah satu indikator yang dapat dijadikan bagi Taman Budaya Publik seperti Festival Art Jog di Taman Budaya Jogjakarta

Dengan menggunakan analisis SWOT keberadaan Taman Budaya Publik dapat dianalisis :

Dari segi Strenght, adanya Taman Budaya Publik akan memberikan nilai tambah dalam hal promosi wisata terhadap potensi sumber daya lokal yang dimiliki. Dengan Taman Budaya Publik secara langsung melestarikan kebudayaan lokal kita yang merupakan kekayaan identitas dan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki.

Dilihat Weaknesses, pembangunan Taman Budaya Publik  memang diperlukan dana yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan melalui keterlibatan para pihak swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Pembangunan Taman Budaya Publik perlu mempertimbangkan nilai rekreatif, ekologis, sosial-budaya, dan nilai edukatif yang dapat “merangsang” bagi para pengunjung bahwa kita Indonesia Kaya Budaya dan Perlu untuk dilestarikan serta “Back to Heritage” kepada para kawula muda.Oleh karena itu perlunya keterlibatan pemerintah daerah dengan pihak swasta dengan menyalurkan dana CSR dalam mendukung upaya pengembangan oase budaya melalui tata ruang kota pada ruang publik.

Sedangkan Opportunities, keberadaan Taman Budaya Publik dapat memberikan peluang dalam hal pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan kaya ragam budaya Indonesia dalam hal pariwisata. Mempromosikan aset potensi komoditas pariwisata dengan mengedepankan pada ciri khas disetiap daerah yang dimiliki. Mengingat saat ini Indonesia akan menghadapi Asean Economic Community 2015 yang menciptakan arus perdagangan barang dan jasa dengan cepat lintas batas negara. Dengan adanya Taman Budaya Publik menjadi salah satu peluang disetiap daerah bagi Indonesia bahwa Indonesia kaya akan khazanah budaya untuk dilestarikan dan dijadikan sebagai daya tarik bagi para wisatawan. Dengan adanya Taman Budaya Publik menciptakan kehidupan ekonomi bagi masyarakat untuk "merangsang" daya imajinatif berbasis culturepreneurship.

Pada Threat, melalui Taman Budaya Publik sebagai salah satu bentuk pelestarian dan pengembangan budaya lokal kita. Masalah semakin lunturnya budaya lokal menjadi salah satu ancaman yang perlu untuk disikapi serius bahwa Indonesia kaya akan budaya lokal yang dimiliki. Dengan adanya Taman Budaya Publik, khususnya bagi para kawula untuk menjadi semakin mencintai terhadap oase budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun