Reza Pandansari, S.Pd – SMK Negeri 1 Pemalang
- Susunlah makalah :
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA DI ABAD KE 21 DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran. Dunia kerja menuntut perubahan kompetensi. Kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi menjadi kompetensi penting dalam memasuki kehidupan abad 21. Sekolah dituntut mampu menyiapkan siswa/peserta didik memasuki abad 21.
Pembelajaran pada abad 21 hendaknya disesuaikan dengan kemajuan dan tuntutan zaman. Begitu halnya dengan kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah dituntut untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru/pendidik (teacher centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skills).
Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila pendidik mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan kelompok ?
2. Apa tujuan bimbingan kelompok ?
3. Apa fungsi bimbingan kelompok?
4. Apa saja asas bimbingan kelompok ?
5. Apa unsur bimbingan kelompok?
6. Bagaimana tahap-tahap dan prosedur bimbingan kelompok ?
7. Evaluasi bimbingan kelompok ?
8. Teknik dalam bimbingan kelompok ?
9. Apa Implikasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Bimbingan dan Konseling?
C. Tujuan Penulisan
Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, asas, unsur, tahap-tahap, evaluasi, teknik bimbingan kelompok, serta implikasi teori pembelajaran konstruktivistik dalam bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Kelompok
1. Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut para ahli adalah sebagaiberikut:
a. Prayitno (1995)
Mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
b. Sementara Romlah (2001)
Mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, sertanilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
c. Sedangkan menurut (Sukardi, 2003)
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
d. Wibowo (2005)
Menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih social atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
a. Tujuan Umum
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasisiswa, khususnya kemampuan komunikasi pesertalayanan.Dalam kaitanya ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisai/komunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan terkukung, serta tidak efektif.
b. Tujuan Khusus Layanan Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok membahas topik-topik tertentu yang mengandung perasaan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkahlaku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal, ditingkatkan.
Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh (Prayitno, 1995) adalah:
1) Mampu berbicara di depan orang banyak
2) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak
3) Belajar rmenghargai pendapat orang lain
4) Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
5) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
6) Dapat bertenggang rasa
7) Menjadi akrab satu sama lainnya
C. Fungsi Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
b. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan
c. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
d. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.
D. Asas-Asas Layanan Bimbingan Kelompok
Asas Bimbingan Kelompok Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1. Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui kelompok yang hanya boleh diketahui oleh AK dan tidak disebar luaskan keluar kelompok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutamahal-hal yang tidak layak diketahui orang lain
2. Asas Kesukarelaan
Kesukarelaan AK dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh Konselor (PK).Kesukarelaan terus-menerus dibina melalui upaya PK mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan Bimbingan Kelompok. Dengan kesukarelaan itu AK akan mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan Layanan.
3. Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali.Karena jika keterbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota dan mereka akan secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu ataupun ragu.
4. Asas Kekinian
Masalah yang dibahas dalam kegiatanbimbingan kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektipan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu atau pun masalah waktu kecil.
5. Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6. Asas Keahlian
Diperlihatkan oleh PK dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keseluruhan.
E. Unsur-Unsur Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan menekankan unsur-unsur terpenting dari bimbingan kelompok diantarnya adalah dinamika kelompok, pemimpin kelompok dan anggota kelompok serta tahapan tahapan bimbingan kelompok yang harus ada agar tercapai tujuan dari bimbingan kelompok.
- Dinamika kelompok
Shertzer dan Stone mengemukakan definisi dinamika kelompok yaitu kuatnya interaksi antar anggota kelompok yang terjadi untuk mencapai tujuannya. Dikemukakan pula bahwa produktivitas kelompok akan tercapai apabila ada interaksi yang harmonis antar anggotanya. Adapun aspek-aspek dinamika kelompok menurut Hartinah diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi dalam kelompok. Dalam komunikasi akan terjadi perpindahan ide atau gagasan yang diubah menjadi simbol oleh komunikator kepada komunikan melaui media.
2) Kekuatan di dalam kelompok. Dalam interaksi antar anggota kelompok terdapat kekuatan atau pengaruh yang dapat membentuk kekompakan dalam kelompok.
3) Kohesi kelompok Merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.
b. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok Pemimpin
kelompok merupakan unsur yang menentukan akan berjalan dengan baik atau tidak bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan. Menurut Tatiek peranan pemimpin kelompok adalah sebagai berikut:
1.memberikan dorongan emosional (emotional stimulation): memberikan motivasi, memberikan kenyamanan, memimpin untuk mendapatkan solusi;
2.mempedulikan (caring): memberi dorongan, mengkasihi, menghargai, menerima, tulus dan penuh perhatian;
3. memberikan pengertian (meaning attribution): menjelaskan, mengklarifikasi, menafsirkan;
4.fungsi eksekutif (excecutive function): menentukan batas waktu, norma-norma, menetukan tujuan-tujuan dan memberikan saran saran.
Anggota kelompok merupakan salah satu unsur pokok dalam layanan bimbingan kelompok. Tanpa anggota kelompok tidaklah mungkin ada kelompok dan sebagian besar kegiatan bimbingan kelompok di dasarkan atas peranan dari anggota kelompok. Menurut Sukardi peranan anggota kelompok yang harus dilaksanakan dalam layanan bimbingan kelompok yaitu:
1) membantu terbinanya suasana keakraban antar anggota kelompok;
2) mencurahkan segenap perasaan dalam mengikuti kegiatan kelompok;
3) berusaha agar yang dilakukanya itu membatu tercapainya tujuan bersama;
4) membantu tersusunya aturan kelompok dan melaksanakannya dengan baik;
5) aktif ikut serta dalam kegiatan kelompok;
6) mampu berkomunikasi secara terbuka;
7) berusaha membantu anggota lain
Unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur pokok dalam
bimbingan kelompok yakni;
1. dinamika kelompok yang berfungsi sebagai ruh dalam bimbingan
kemlompok;
2. pemimpin kelompok yang berfungsi sebagai penentu arah jalannya
bimbingan kelompok; dan
3. anggota kelompok yang merupakan unsur penting dalam suatu layanan
bimbingan kelompok.
F. Tahapan Dan Prosedur Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut Prayitno, (1995:44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:
- Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembentukan antara lain :
- Pengenalan dan pengungkapan tujuan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan dimana semua anggota kelompok dan pimpinan kelompok melibatkan diri ke dalam suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri mengungkapkan tujuan ataupun harapan- harapan yang ingin dicapai oleh seluruh anggota kelompok.
- Terbangunnya kebersamaan
- Pimpinan kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok. Selain itu pemimpin kelompok juga perlu membangkitkan minat-minat dan kebutuhannya serta rasa berkepentingan para anggota mengikuti kegiatan kelompok.
- Keaktifan pimpinan kelompok
- Peranan pimpinan kelompok dalam tahap pembentukan perlu memusatkan pada :
- Penjelasan tentang tujuan kegiatan
- Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggotanya
- Penumbuhan rasa saling mempercayai dan saling menerima
- Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.
- Tahap Peralihan
Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat. Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya. Kegiatannya antara lain sebagai berikut :
- Penjelasan kegiatan kelompok
- Kegiatan pertama yang dilakukan adalah menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para anggota kelompok. Ada dua jenis kegiatan yang dapat dilakukan kelompok yaitu : bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.
- Pengenalan suasan
- Dalam bagian ini kelompok berusaha mengenali suasana yang berkembang dalam kelompok untuk mengetahui apakah anggota kelompok telah siap untuk melakukan kegiatan atau belum. Jika belum siap seperti ragu-ragu, tidak mengetahui apa dan bagaimana melakukan kegiatannya atau belum yakin akan keraguannya, maka pimpinan kelompok harus menjelaskan kembali hal-hal yang belum dimengerti oleh anggota kelompok.
- Jembatan antara tahap I dan tahap III
- Tahap kedua ini merupakan tahap jembatan antara tahap I dan tahap III. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan mudah dan lancer, dan ada kalanya jembatan itu ditempuh dengan susah payah. Oleh karena itu pimpinan kelompok dengan pemimpin yang khas dapat membawa anggota kelompok melewati jembatan itu dengan selamat. Dengan mengingatkan, diulangi, ditegaskan, hal- hal di tahap II diharapkan dapat mantap kembali.
- c. Tahap kegiatan
Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.
Pada tahap ini kegiatan bimbingan kelompok bebas atau kelompok tugas secara nyata. Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini tergantung kepada jenis bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau kelompok tugas.
(a) Bimbingan kelompok bebas Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok bebas, rangkaian kegiatan yang perlu diselenggarakan adalah sebagai berikut :
1) Pengemukaan masalah
2) Pemilihan masalah yang akan dibahas
3) Pembatasan masalah
(b) Bimbingan kelompok tugas Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :
1) Mengemukakan tugas
2) Tanya jawab tentang permasalahan yang diajukan
3) Kegiatan pembahasan
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan . Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok
2) Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok
3) Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok
4) Pembahasan kegiatan lanjutan
5) Penutup
Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok pokok perhatian utama bukanlah berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan.
Kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajah tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal yang telah dilaksanakan dalam kegiatan bimbingan kelompok itu, pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Jelaslah bahwa pemimpin kelompok harus memberikan penguatan positif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok.
G. Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan
Kelompok Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan berlangsung. ”Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh anggota berguna. Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana (Prayitno, 1995:81).
Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau perkembangna positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Prayitno (1995:81) mengemukakan bahwa penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat dilakukan melalui:
a. Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung.
b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas
c. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan perolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka
d. Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang kemungkinan kegiatan lanjutan.
e. Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan.
F. Teknik Dalam Bimbingan Kelompok
Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan. “Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan kelompok.” (Prayitno 1995:78).
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, penulis sebagai pemimpin kelompok. Adapun teknik yang akan digunakan adalah ;
1) Pengenalan tentang kegiatan kelompok dan anggota kelompok,
2) Membahas suasana yang terjadi,
3) Mengetahui alasan rendahnya motivasi belajar siswa,
4) Mendiskusikan masalah setiap peserta kelompok agar dapat menanggalkan ide-ide irasional dalam meningkatkan belajar siswa,
5) Memberikan berbagai ide yang valid dan rasional,
6) Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan-keyakinan irasional siswa dalam meningkatkan motivasi belajar,
7) Menunjukkan bahwa keyakinan irasional ini senantiasa mengarahkan siswa pada gangguan emosional,
8) Melatih diri siswa untuk mengobervasi dan menghayati sendiri bahwa ide-ide irasionalnya dapat menghambat perkembangan dirinya
G. IMPLIKASI TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK DALAM BIMBINGAN KONSELING
Berdasarkan teori pembelajaran konstruktivistik maka ada beberapa penerapam dalam bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan kelompok.
Menuruit Romlah (2006) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang di berikan pada individu dalam situasikelompok. Bimbingan kelompok ditunjukkan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok antara lain : pemberian informasi (ekspositiri), diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan suasana kekeluargaan (home room), permainan peranan (role playing), karyawisata, dan permainan simulasi.
BAB III
KESIMPULAN
Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.
Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran.
Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara konstruktivistik, diikuti semua anggota kelompok di bawah bimbingan kelompok ( pemimpin atau konselor).
2. Susunlah RPLBK klasikal:
PEMERINTAH PROVINSI JAWA RENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 PEMALANG
Jln.Gatot Subroto Nomor 31 Pemalang Kode Pos 52319 Telepon 0284 - 321386
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019
A
Komponen
Layanan Dasar
B
Bidang Layanan
Belajar
C
Topik / Tema Layanan
Motivasi berprestasi
D
Fungsi Layanan
Pemahaman
E
Tujuan Umum
Peserta didik/konseli mampu memahami pengertian motivasi berprestasi, mengetahui dan menerapkan cara untuk meningkatkan motivasi berprestasi
F
Tujuan Khusus
- Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian motivasi
- Peserta didik/konseli dapat memahami motivasi berprestasi
- Peserta didik/konseli dapat memahami cara menumbuhkan motivasi berprestasi
G
Sasaran Layanan
Kelas 10
H
Materi Layanan
Pengertian motivasi
Motivasi berprestasi
Cara menumbuhkan motivasi berprestasi
I
Waktu
2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J
Sumber Materi
1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMK-MAK kelas 10, Yogyakarta, Paramitra
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling bidang belajar, Yogyakarta, Paramitra
3. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
K
Metode/Teknik
Curah pendapat dan tanya jawab
L
Media / Alat
LCD, Power Point, Motivasi Berprestasi
M
Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. Pernyataan Tujuan
1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan
1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab peserta didik
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan (konsolidasi)
- Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang akan dibicarakan
d. Tahap peralihan
(Transisi)
Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan kegiatan, dan memulai ke tahap inti
2. Tahap Inti
- Kegiatan peserta didik
- Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)
- Melakukan Brainstorming/curah pendapat
- Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
- Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
- Kegiatan Guru BK/Konselor
- Menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
- Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah pendapat
- Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6 kelompok)
- Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
- Menjelaskan cara mengerjakan tugas
- Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
- Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan
3. Tahap Penutup
- Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
- Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
- Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
- Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N
Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil
Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen: menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK/Konselor dalam menyampaikan materi: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Uraian materi
- Lembar kerja siswa
Pemalang, 2022
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Pemalang Guru BK
Drs. Susilohadi, M.Pd Reza Pandansari, S.Pd
NIP. 19681010 200003 1 011 NIP.19840410 202221 2 028
Lampiran 1. Uraian Materi
MOTIVASI BERPRESTASI
a. Pengertian Motivasi
1. Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman 1986)
2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)
Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi belajar
Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive dissonance)
Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor kemampuan dan usaha dalam diri (internal)
Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan
Teori Self – Worth
Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang tidak berharga
e. Teori Ekspektasi
Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :
Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting.
Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang berprestasi itu penting.
f. Teori Humanistik
Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku :
Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan ini paling dasar sifatnya.
Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya
Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai
Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan
Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki
Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur
Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan
g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk Piramid sebagai berikut :
Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Motivasi Instrinsik, yaitu : Dorongan yang bersumber dari dalam diri seseorang Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-lainnya
Motivasi Ekstrinsik, yaitu : Dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan, pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya
Dalam praktik kedua motivasi tersebut harus dikombinasikan.
b. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980)
Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :
Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku
Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:
a. Faktor Individual
Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.
b. Faktor Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,
Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi
Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :
- Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri
Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif, dan penuh inisiatif
Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan nyata yang dimiliki.
Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi
c. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya :
Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah, bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu
Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir, berbicara, berdialog, dan bertindak
Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku, dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran, dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H