Mohon tunggu...
Reza ArdianaCristanty
Reza ArdianaCristanty Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

hanya untuk keperluan kkm

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desa Ngadas: Toleransi Antar Agama yang Dipersatukan oleh Adat

3 Januari 2025   13:35 Diperbarui: 3 Januari 2025   13:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara dengan dukun adat (Sumber: Dokumentasi mandiri)

Desa Ngadas, Poncokucumo Kabupaten Malang yang terletak pada area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi salah satu daerah yang menjadi tempat tinggal warga pribumi Suku Tengger

Ngadas, Poncokusumo -- Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah yang unik karena dihuni oleh Suku Tengger yang memiliki keberagaman agama, yaitu Budha, Islam, dan Hindu, namun tetap harmonis berkat adat istiadat yang menjadi pemersatu. Dalam rangka menjalankan kewajiban akademik melalui program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dengan membawa misi Moderasi Beragama dengan program silaturahmi kepada 3 pemuka agama serta tokoh adat setempat yang dijuluki sebagai Dukun Adat untuk mengetahui toleransi antar umat beragama di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Agenda silaturrahmi yang dilaksanakan selama 4 hari terhitung dari hari Rabu (25/12/2024) hingga hari Sabtu (28/12/2024) dengan pemuka agama Islam, Dukun Adat, pemuka agam Hindu, dan pemuka agama Budha yang bertempat di kediaman tokoh agama dan tokoh adat masing-masing.

Wawancara dengan pemuka Agama Islam (Sumber: Dokumentasi mandiri)
Wawancara dengan pemuka Agama Islam (Sumber: Dokumentasi mandiri)
Program KKM kali ini mengangkat tema "Moderasi Beragama" yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi dan keberagaman di tengah masyarakat. Dalam implementasi program kerja, para mahasiswa mengadakan silaturahmi dengan tokoh agama dan tokoh adat setempat untuk menggali informasi lebih dalam tentang kehidupan sosial dan keagamaan di Desa Ngadas. Hal ini disebabkan karena isu-isu maupun konflik antar umat beragama yang sering kali terdengar dan terjadi di beberapa tempat di Indonesia tidak terjadi di Desa Ngadas, bahkan topik pembicaraan yang menyinggung perihal agama masing-masing sudah tidak dianggap sebagai hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa berkesempatan berdiskusi dengan dukun adat yang menjadi pemimpin tradisional Suku Tengger. Mereka juga bertemu dengan pemuka agama dari berbagai kepercayaan yang ada di desa tersebut. Dari hasil diskusi, terungkap bahwa adat istiadat Tengger memiliki peran signifikan dalam menjaga harmoni antar umat beragama di desa ini. Ritual dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun menjadi sarana untuk memperkuat persatuan, tanpa memandang perbedaan agama yang dianut oleh warganya.

Wawancara dengan pemuka Agama Budha (Sumber: Dokumentasi mandiri)
Wawancara dengan pemuka Agama Budha (Sumber: Dokumentasi mandiri)
"Masyarakat Desa Ngadas memiliki prinsip gotong royong dan rasa saling menghormati yang kuat. Tradisi adat menjadi landasan penting dalam membangun toleransi di sini," ujar salah satu tokoh adat.

Program ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada mahasiswa tentang pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui program kerja ini, mahasiswa tidak hanya belajar dari masyarakat, tetapi juga berkontribusi untuk memperkuat nilai-nilai kebhinekaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mendokumentasikan praktik-praktik toleransi yang bisa dijadikan contoh bagi daerah lain. Kedepannya, para mahasiswa berencana untuk menyusun rekomendasi berbasis hasil silaturahmi ini yang akan dipresentasikan kepada masyarakat desa dan universitas sebagai bagian dari laporan KKM.

Wawancara dengan pemuka Agama Hindu (Sumber: Dokumentasi mandiri)
Wawancara dengan pemuka Agama Hindu (Sumber: Dokumentasi mandiri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun