2. Fungsi sastra
Seiring dengan perkembangan ilmu sastra, semakin banyak pula ahli yang mendefinisikan fungsi sastra. Misalnya Kosasih (2011:194) yang menawarkan lima fungsi sastra: (1) fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur, (2) fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai--nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya, (3) fungsi estetis, yaitu memberikan nilai--nilai keindahan, (4) fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui perihal yang baik dan buruk, dan (5) fungsi religuisitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.
Kendati demikian, pendapat tersebut tampaknya masih berlandaskan pada fungsi sastra yang diajukan oleh Horace. Horace (dikutip Wellek dan Warren, 2014:23) mengungkapkan bahwa fungsi sastra adalah dulce (indah/menghibur) dan utile (berguna). Masalah yang kemudian muncul dari pernyataan itu terletak pada definisi 'indah/menghibur' dan 'berguna'.
Ketika sastra dianggap harus memberikan keindahan, dikhawatirkan pembaca akan terjebak pada definisi bahwa sastra harus menggunakan metafora--metafora sehingga menjadi bahasa yang indah dan berbunga--bunga padahal ada juga karya sastra yang tidak demikian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Kata 'menghibur' juga bermasalah jika diartikan secara sempit sebab pembaca akan menganggap bahwa sastra harus memberikan hiburan atau membuat tertawa dan sejenisnya sebagaimana yang bisa didapatkan lewat media lain, televisi misalnya. Selanjutnya, kata 'berguna' pun menimbulkan masalah jika diartikan bahwa sastra harus segera memberikan manfaat pada pembaca atau penikmatnya, sebagaimana sebuah alat, handphone misalnya, yang bisa langsung memberikan manfaat atau nilai guna pada pemakainya.
Solusi dari permasalahan tersebut telah diberikan oleh Wellek dan Warren (2014:24), yaitu dengan memaknai 'indah/menghibur' dan 'berguna' tersebut secara luas. 'Indah/menghibur' jika diartikan secara luas bisa berarti tidak membosankan, tidak menimbulkan rasa tertekan, atau tidak membuat depresi. Sementara itu, 'berguna' dapat diartikan tidak menyia--nyiakan waktu. Dengan menggunakan pengertian secara luas seperti itu, maka fungsi sastra sebagaimana ditawarkan oleh Horace masih dapat dianggap relevan dalam kehidupan sekarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H