Mohon tunggu...
Reza pahlepi
Reza pahlepi Mohon Tunggu... Guru - Jiwa yang tegas akan goncangan

Mahasiswa uin raden fatah palembang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ilmu Pengantar Sastra

14 Mei 2020   15:25 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

2. Fungsi sastra

Seiring dengan perkembangan ilmu sastra, semakin banyak pula ahli yang mendefinisikan fungsi sastra. Misalnya Kosasih (2011:194) yang menawarkan lima fungsi sastra: (1) fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur, (2) fungsi didaktif, yaitu mendidik para pembaca karena nilai--nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya, (3) fungsi estetis, yaitu memberikan nilai--nilai keindahan, (4) fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggi sehingga para pembaca dapat mengetahui perihal yang baik dan buruk, dan (5) fungsi religuisitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.

Kendati demikian, pendapat tersebut tampaknya masih berlandaskan pada fungsi sastra yang diajukan oleh Horace. Horace (dikutip Wellek dan Warren, 2014:23) mengungkapkan bahwa fungsi sastra adalah dulce (indah/menghibur) dan utile (berguna). Masalah yang kemudian muncul dari pernyataan itu terletak pada definisi 'indah/menghibur' dan 'berguna'.

Ketika sastra dianggap harus memberikan keindahan, dikhawatirkan pembaca akan terjebak pada definisi bahwa sastra harus menggunakan metafora--metafora sehingga menjadi bahasa yang indah dan berbunga--bunga padahal ada juga karya sastra yang tidak demikian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Kata 'menghibur' juga bermasalah jika diartikan secara sempit sebab pembaca akan menganggap bahwa sastra harus memberikan hiburan atau membuat tertawa dan sejenisnya sebagaimana yang bisa didapatkan lewat media lain, televisi misalnya. Selanjutnya, kata 'berguna' pun menimbulkan masalah jika diartikan bahwa sastra harus segera memberikan manfaat pada pembaca atau penikmatnya, sebagaimana sebuah alat, handphone misalnya, yang bisa langsung memberikan manfaat atau nilai guna pada pemakainya.

Solusi dari permasalahan tersebut telah diberikan oleh Wellek dan Warren (2014:24), yaitu dengan memaknai 'indah/menghibur' dan 'berguna' tersebut secara luas. 'Indah/menghibur' jika diartikan secara luas bisa berarti tidak membosankan, tidak menimbulkan rasa tertekan, atau tidak membuat depresi. Sementara itu, 'berguna' dapat diartikan tidak menyia--nyiakan waktu. Dengan menggunakan pengertian secara luas seperti itu, maka fungsi sastra sebagaimana ditawarkan oleh Horace masih dapat dianggap relevan dalam kehidupan sekarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun