Mohon tunggu...
Reza Ramadhani Iswanto
Reza Ramadhani Iswanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "veteran" Jawa Timur

Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Terorisme dalam Perspektif Gender: Studi Kasus Black Widow

17 Juni 2022   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2022   12:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Aktivitas terorisme sudah biasa diketahui sebagai sebuah aksi yang dilakukan oleh seorang pria, hal tersebut dikarenakan aksi terorisme selalu dikaitkan dengan persenjataan dan bom. 

Peran wanita dalam aksi terorisme terkadang sering dikesampingkan bahkan dijauhkan dari aktivitas tersebut dikarenakan sifat yang dimiliki perempuan yaitu lembut dan damai. 

Sementara itu peran perempuan sebenarnya sudah ada sejak lama dalam keterlibatan aksi terorisme. Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, peran perempuan dalam kelompok terorisme semakin beragam. 

Karena minimnya perhatian akan keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme, hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya perempuan yang ikut dan bergabung dengan kelompok-kelompok terorisme di belahan dunia manapun. 

Oleh karena itu, diperlukan lagi perhatian yang lebih mendalam akan pemahaman yang benar terhadap individu yang rawan menjadi anggota dari kelompok terorisme.

Sebutan Black Widow sendiri muncul ketika sudah meredanya konflik dan paska runtuhnya Uni Soviet antara dua kubu, yaitu Chechnya dan Pemerintah Rusia. 

Dampak dari serangan yang dilakukan ke Chechnya menimbulkan berbagai pelanggaran HAM disana, seperti diskriminasi, rusaknya pemukiman warga terta hilangnya harta benda mereka. 

Intervensi militer yang dilakukan oleh Rusia kepada Chechnya ini dibalas dengan berbagai serangan seperti pengeboman fasilitas umum, tindakan penyanderaan, ataupun perusakan fasilitas militer miliki pemerintah. Sebelum terjadinya gencatan senjata, Rusia telah banyak menerima pengeboman yang memiliki pola yang sama. 

Pada periode tersebutlah Black Widow mulai dikenal, pengambilan istilah tersebut dilatar belakangi karena banyaknya anggota kelompok yang ikut melawan Rusia yang memiliki status janda. Status tersebut mereka dapatkan karena suami mereka yang tewas dalam peperangan di Chechnya melawan Rusia.  

Faktor yang Mempengaruhi Wanita dalam Terorisme

Keikutsertaan perempuan dalam aksi terorisme sendiri merupakan sebuah bentuk perkembangan dari aksi terorisme yang aksi sebelum -- sebelumnya identic dengan pria yang menjadi aktor utama dari aksi terorisme yang terjadi. 

Namun kini perempuan mulai melaksanakan peranan penting dalam aksi terorisme, tidak hanya sebagai aktor pendukung atau perantara saja namun perempuan kini menjadi aktor utama yang melakukan aksi terorisme sehingga para perempuan tersebut mengorbankan jiwa dan raganya untuk sesuatu yang mereka bela. 

Image lemah lembut yang cukup identik dengan perempuan menjadikan aksi terorisme yang dilakukan oleh perempuan ini dapat mengecoh dan mempersulit  pihak -- pihak yang akan mencegah aksi - aksi terorisme. Aksi terorisme oleh perempuan yang cukup terkenal di dunia adalah aksi "Black Widow" di Chechnya. 

Banyak faktor -- faktor yang mempengaruhi keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme yang terjadi di Chechnya, yang pertama adalah Rasa Trauma. Trauma ini dikarenakan mereka kehilangan beberapa anggota keluarganya dan kerabat dekatnya yang diakibatkan oleh serangan dari berbagai sektor yang dilakukan oleh pasukan Rusia

Banyak dari perempuan disana menyaksikan secara langsung bagaimana perlakuan buruk dan kematian anggota keluarganya di tangan pasukan Rusia. Tentunya hal ini menyebabkan krisis psikologis dan trauma yang sangat mendalam bagi para perempuan yang menyaksikan secara langsung aksi tersebut.

Faktor selanjutnya adalah Pembalasan Dendam. Perasaan trauma dan krisis psikologis yang dialami oleh para perempuan di Chechnya, membuat mereka ingin membalaskan dendamnya kepada pihak yang sudah menyakiti dan membunuh keluarga dekatnya. 

Secara tradisional, orang -- orang Chenchen mempunyai etos balas dendam yang mengatakan bahwa ketika orang yang kita cintai terluka atau terbunuh, maka wajib hukumnya untuk anggota keluarga menemukan pelaku kejahatan dan memberikan balasan yang semestinya (Speckhard & Akhmedova, 2006).

Faktor yang ketiga adalah Ideologi Keagamaan. Faktor ideologi keagamaan sendiri terjadi karena perempuan yang menagalami trauma dan krisis psikologis memerlukan bantuan psikologis tidak terkecuali melalui keagamaan. 

Orang yang menagalami trauma akan mudah dicuci otaknya dan mudah untuk mendapat pengaruh -- pengaruh baru. Seperti idologi jihadis yang disalahgunakan oleh organisasi -- organisasi terorisme untuk memepngaruhi perempuan agar melakukan aksi terorisme untuk melancarkan tujuan politik dari organisasi tersebut.

Ideologi jihadis yang memperbolehkan untuk membunuh orang lain yang tidak sama dalam hal ideologi dan pemikiran dengannya menjadikan rasa balas dendam yang akan dilakukan semakin tinggi. 

Ideologi jihadis juga menjamin seseorang yang melakukan aksi terorisme akan dijamin surga dan dipersatukan kembali dengan orang -- orang yang dia cintai (Speckhard & Akhmedova, 2006). 

Faktor -- faktor tersebut menjadi dasar aksi -- aksi terorisme yang dilakukan oleh perempuan semakin berkembang tidak hanya secara khusus di Chechnya namun faktor tersebut kemudian meluas ke berbagai penjuru dunia untuk dijadikan motivasi perempuan untuk melakukan aksi terorisme.

Dampak Setelah Adanya Black Widow

Informasi mengenai Black Widow sendiri sangat beragam dan bervariatif, tergantung dari mana kita mendapatkan sumber laporan tersebut. Motivasi atau faktor yang melatar belakangi juga terbagi menjadi dua alasan. 

Alasan yang pertama yaitu memang murni karena ingin mendapatkan surga dengan memilih jalur jihad (rata-rata penduduk Chechnya menganut fahap Wahabi, yang mengintepretasikan Islam dengan pemikiran yang fundametalis). dan alasan yang kedua yaitu dilatar belakangi oleh dorongan ekonomi, faktor ini juga merupakan faktor yang kuat dikarenakan tidak adanya pilihan lain selain keikutsertaan dalam aksi terorisme akibat dampak yang ditimbulkan dari peperangan di Chechnya. 

Salah satu pelaku yang selamat dari bom bunuh diri yaitu Zerema Muzhakoyeva dikarenakan bom yang dirinya pakai tidak meledak, dirinya diwawancarai oleh Groskop dan terungkap motif dari Zerema ialah dikarenakan alasan ekonomi yang mengharuskan dirinya bergabung dalam kelompok terorisme tersebut.

Namun terdapat alasan lain yang dikemukakan oleh Raven Healing, yaitu para pelaku wanita tidak mempunyai pilihan lain selain bergabung dengan kelompok-kelompok teroris yang akan melakukan aksi terorisme kepada Rusia. Hal tersebut ditengarai karena dampak yang mereka rasakan langsung dari adanya inervensi militer Rusia kepada Chechnya. 

Dampak tersebut seperti anggota keluarga mereka yang tewas akibat perang, tempat tinggal yang hancur dan aksi pemerkosaan yang terjadi kepada wanita di Chechnya yang dilakukan oleh pasukan militer Rusia. 

Oleh karena itu munculnya rasa dendam yang ada dibenak para korban dan adanya rasa ingin membalaskan rasa dendam tersebut. Balas dendam tersebut dilakukan karena tidak ada pilihan lain yang dapat menebus hidup mereka, dan jihad merupakan cara yang dianggap tepat.

Dari tindakan dan bergabungnya para wanita Chechnya kepada kelompok terorisme yang dapat dikaji lebih lanjut, terdapat beberapa makna multi dimensional :

a.Adanya pemahaman perspektif tunggal atau singular perspective mengenai tujuan bunuh diri untuk aksi terorisme. Hal tersebut didapatkan dari interaksi pelaku wanita yang selamat di Teater Dubrovka.

b.Penelusuran yang dilakukan kepada keluarga dari pelaku wanita atau black widow dan dilakukannya wawancara, ditemukan bahwa para pelaku tersebut juga merupakan korban yang terdampak langsung dari adanya perang Rusia dan Chechnya. Mereka kehilangan keluarga inti dengan cara ditangkap ataupun menjadi korban jiwa.

c.Adanya wawancara yang dilakukan kepada para pegawai keamanan Rusia yang mendapatkan tugas digarda terdepan dan memiliki tanggung jawab atas proses identifikasi terhadap kasus terorisme tersebut.

Dari beberapa faktor pendukung tersebut wanita Chechnya ikut bergabung dalam kelompok terorisme, faktor tersebut memunculkan kondisi dimana wanita menjadi aktor atau partisipan yang lebih aktif dalam menyerang pihak militer Rusia atau menyerang beberapa fasilitas umum yang didatangi oleh banyak warga sipil. 

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan aksi yang dilakukan oleh wanita Chechnya didasari oleh tiga faktor yaitu rasa trauma dan dendam (revenge), ideologi atau paham keagamaan (religious ideology) dan jenis kelamin (gender). 

Dengan adanya peran wanita didalam aksi serangan yang dilancarkan kepada pihak Rusia, semakin menambahkan keberagaman dalam strategi penyerangan yang dilakukan oleh kelompok teroris.

Strategi tersebut dapat digunakan oleh kelompok teroris dengan memainkan peran wanita didalamnya agar dapat mengelabui musuh. Wanita yang selalu membawa kesan damai dan lemah lembut akan dapat digunakan sebagai salah satu strategi mereka, lawan akan terkelabui dan tidak menyangka wanita dapat melakukan hal yang tidak terduga. 

Hal-hal tidak terduga yang dapat dilakukan oleh black widow yaitu aksi pengeboman di tempat umum maupun menggunakan alat transportasi seperti pesawat. 

Maka dari itu, adanya peran wanita didalam aksi terorisme yang dilakukan oleh warga Chechnya kepada pemerintah Rusia merupakan sebagai suatu tindakan balasan atas apa yang dilakukan oleh Rusia kepada warga Chechnya, dan peran wanita dalam terorisme akan terus berkembang seiring berkembangnya situasi dan kondisi yang ada di dunia.

Referensi :

Speckhard, A., & Akhmedova, K. (2006). Black Widows: The Chechen Female Suicide Terrorists.

Tanara, W. (2021). Analisis Keterlibatan Perempuan dalam Kontra Terorisme di Indonesia oleh BNPT Melalui Pendekatan Feminisme Kultural (2015-2019). Dspace.uii.ac.id. Retrieved 18 April 2022, from https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/29541/17323036%20WARAPSARI%20JIHADTULLA H%20TANARA.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Arthamevia, D. (2020). Keterlibatan dan Peran Perempuan dalam Gerakan Terorisme Global. Research Gate. Retrieved 18 April 2022, from https://www.researchgate.net/publication/346400344_Keterlibatan_dan_Peran_Perempuan_dalam_Gera kan_Terorisme_Global.

Anggraheni, P. (2018). Analisi ujis Kajian Gender Gerakan Black Widow Perang Chechnya. Retrieved 18 April 2022, from https://transformasiglobal.ub.ac.id/index.php/trans/article/view/51.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun