Mohon tunggu...
Reza Apriyana Putri
Reza Apriyana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

hobi saya adalah membaca dan juga mengamati sosial media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Hoaks di Era Pandemi dan Peranan Media

21 Mei 2022   11:15 Diperbarui: 21 Mei 2022   11:25 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Pada tahun 2020 tepatnya di bulan Maret, kasus corona muncul pertama kali tepatnya di kota Depok, Jawa Barat. 

Kasus corona di Indonesia ini pertama kali dibawa oleh dua orang perempuan yaitu ibu dan anak yang terinfeksi dari negara Jepang dan keduanya di Indonesia pada Februari 2020. 

Sejak saat itu, angka kasus terinfeksi dan juga kematian di Indonesia semakin naik karena corona tersebar di  seluruh provinsi, bahkan pemerintah provinsi DKI Jakarta saat itu dengan sigap memberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Sehingga kegiatan yang berindikasi menyebakan kerumunan segera dikurangi. Seperti kegiatan sekolah, di area perkantoran, area taman hiburan, dll.  Karena hal ini, media banyak yang memberitakan tentang berbagai macam berita tentang wabah penyakit satu ini. 

Topik corona yang selalu mejadi perbincangan di media dan masyrakat pun, tidak lepas dari isu pemberitaan palsu atau hoaks di Indonesia. Pemberitaan hoaks selalu menyebar tanpa mengenal tempat, waktu, dan kondisi membuat kecemasan pada masyarakat.

Semakin banyaknya kasus dan juga kecemasan masyarakat yang tinggi serta kepanikan yang disebabkan wabah penyakit ini, banyak masyarakat yang ingin tahu dengan pencegahan atau obat yang bisa mencegah virus ini dengan mencari di media online. 

Dengan kemudahan yang ada, kini masyarakat tidak lagi bersusah payah untuk mencari tahu apa yang ingin ia cari. 

Munculnya berita di media yang mengatakan bahwa virus ini bisa disembuhkan dengan bahan ini dan itu yang membuat beberapa pembacanya percaya akan hal itu karena peran media yang amat penting untuk penyebaran informasi yang benar dan memberikan pencerahan tentang berita yang disajikan kepada masyarakat. 

Apalagi di era modern saat ini, mudahnya informasi yang kita dapatkan dari berbagai sosial media seperti facebook, whatsapp, instagram, twitter, dan sosial media lainnya. Semua yang tertulis dan disebarkan harus dipertanggung jawabkan. 

Tingginya angka pemberitaan hoaks pada era pandemi membuat kita harus lebih berhati-hati akan berita yang kita dapatkan. 

Dikarenakan penyebaran berita yang amat cepat tetapi tidak berhati-hati atau difilter dalam memilah berita yang akan disebar atau berita yang akan dibaca.

Misalkan saja di era pandemi ini tidak sedikit media yang memuat berita tentang pengobatan untuk seseorang yang terkena corona. 

Seperti mengkonsumsi bawang putih, banyak media online yang mengatakan bahwa ini bisa mejadi obat untuk corona dengan mengunyah bawang putih utuh atau memasukkannya ke hidung bisa mengeluarkan lendir yang disebabkan oleh virus ini. Akan tetapi, belum ada penelitian yang lebih lanjut untuk pernyataan itu. 

Selanjutnya, meminum cairan disinfektan, alkohol, dan lainnya. 

Selain itu, pada saat penemuan vaksin pertama kali,  sosial media khususnya whatsapp dan juga facebook banyak muncul pemberitaan palsu. 

Efek dari vaksin yang seperti menjadi ancaman besar bagi sebagian masyarakat membuat mereka yang termakan berita hoaks ini menjadi banyak masyarakat yang enggan untuk melakukan vaksin yang diberikan pemerintah. 

Isi pemberitaan tersebut seperti efek vaksin yang bisa membuat kanker, penerima vaksin yang akan meninggal setelah melakukannya, vaksin yang mengandung racun, dan juga vaksin yang menyebabkan asma. Namun dari pemberitaan itu semua, sudah terbukti tidak benar adanya atau berita hoaks. 

Adapun kasus hoaks di era pandemi yang sempat viral pada tahun 2021. Seperti, corona akan menular jika dua orang atau lebih saling berpandangan, corona akan tertular jika orang itu memakai ponsel buatan Cina, dan juga masker yang aman dan baik adalah masker NH95. 

Padahal kenyataannya, orang akan tertular virus ini jika melakukan kontak langsung atau menggosok mata dengan tangan yang terkena virus corona itu, selanjutnya masker biasa atau masker medis sudah cukup untuk melindungi kita akan tetapi tetap menjaga jarak. 

Hal-hal seperti inilah yang membuat banyak pembaca awam atau yang belum mengetahui banyak tentang pencegahan corona ini menjadi sangat cemas ditambah bumbu dari clickbait media atau sebaran berita di media. 

Terbukti pada data yang ada sepanjang tahun 2021 kemarin, Kementrian Kominfo melakukan pemutusan pada 565.449 konten negatif yang ada dan juga penerbitan klarifikasi 1.773 berita yang tersebar di masyarakat. 

Sesuai yang tertulis di laman covid19.co.id "kita tidak saja berjuang melawan pandemi Covid-19, tetapi juga berjuang melawan infodemi alias beragam hoaks tentang Covid-19 yang menyebar luas."

Dalam kasus ini, kita disadarkan dengan banyaknya pemberitaan yang seharusnya lebih bijak dan kita telaah terlebih dahulu lalu kita sebarkan kepada kerabat atau teman dekat agar tidak menjadi kecemasan dan salah satu orang yang menyebarkan berita hoaks pada era modern. 

Membaca sumber berita dari media mana, mencari tahu kebenarannya dan juga tidak langsung menyebarkan jika merasa ragu akan kebenaran dari berita tersebut. 

Lalu, bisa kita lihat bagaimana peran media yang sangat penting dalam penyebaran informasi saat ini apalagi di era pandemi yang dimana masyarakat membutuhkan info yang aktual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun