Telaga adalah matamu yang menatap dalam pusaran-pusaran menghisap kuat hingga aku tenggelam
Di tepinya yang berumput bulu mata kuhampar rindu pada alis yang memagari malam
Sebutir batu mencecah permukaan
Riak-riak kecil serupa pelupuk mata berkedip galau
Adalah puisi dirimu yang menyurut didekap hati kemarau
Gadis ayu, seiring tertatihnya waktu
Kulupakan telaga itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!