1. Komunikasi keluarga laissez-faire ditandai dengan komunikasi yang tidak berorientasi konsep dan rendahnya fokus komunikasi sosial, yang berarti anak tidak didorong untuk berkembang secara mandiri. Â Ini menunjukkan bahwa komunikasi antara anak-anak dan orang tua mereka tidak menghasilkan hubungan yang damai. Orang tua dan anak sering kali kurang atau tidak memahami topik yang dibahas, yang dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif. Pola ini tidak efektif dalam membangun karakteristik anak, karena dapat mengakibatkan anak memiliki kesulitan dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan potensi yang ada pada dirinya.
2. Pola interaksi keluarga dengan sistem perlindungan ditentukan oleh komunikasi yang rendah dalam orientasi konsep dan komunikasi yang tinggi dalam orientasi sosial. Â Harmoni dan kepatuhan adalah hal yang sangat penting. Â Anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki gaya komunikasi yang protektif rentan untuk dibujuk karena mereka belum belajar bagaimana menanggapi atau membela keyakinan mereka sendiri. Pola ini juga tidak efektif dalam membentuk karakteristik anak. Karena khawatir apabila anak menghadapi situasi lingkungan yang buruk, ia tidak memiliki pendirian yang kuat untuk menjaga dirinya supaya tidak mudah terhasut oleh lingkungan tersebut.
3. Struktur Komunikasi Keluarga yang Pluralistik Pola ini menunjukkan pola komunikasi keluarga yang mengedepankan pembicaraan ide secara terbuka dengan seluruh keluarga dengan tetap menghormati kepentingan masing-masing dan saling mendukung. Dengan pola komunikasi ini akan membawa dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Anak terlatih untuk menciptakan gagasan - gagasan dalam bersosialisasi terhadap lingkungan dan komponen masyarakat yang ia temui, menjadikan dirinya mampu untuk menghargai pendapat orang - orang disekitarnya, mencegah dirinya memiliki karakteristik yang otoriter dan dictator.
4. Salah satu karakteristik pola komunikasi keluarga konsepsual adalah musyawarah untuk mufakat. Jenis komunikasi antar generasi ini mengutamakan komunikasi sosial dan konseptual. Desain ini mendorong dan memberikan kesempatan kepada setiap anggota keluarga untuk menyampaikan ide dari berbagai sudut pandang tanpa mengganggu struktur kekuatan keluarga.
Segala bentuk pola yang diterapkan dalam komunikasi keluarga akan mengahasilkan  bentuk pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi karakteristik dari keluarga tersebut dalam berkehidupan sosial. Orang tua sekali lagi dituntut memiliki peranan penting dalam membentuk karakteristik anak. Apabila orang tua mampu memerankan komunikasi yang baik dalam keluarga maka akan menciptakan karakteristik yang positif dalam tumbuh kembang anak. Sebaliknya jika orang tua tidak mampu menjalankan peranan komunikasi yang baik dalam keluarga, maka perkembangan karakteristik pada anak tidak akan menghasilkan kepribadian yang baik, baik untuk individunya maupun dalam kehidupan sosialnya.
Berikut juga ada beberapa cara efektif bagi orang tua dalam membangun komunikasi dalam keluarga yang bisa diterapkan untuk membangun karakteristik anak yang positif :
1. Luangkan Waktu Untuk Mengobrol atau Berdiskusi
Orang tua harus meluangkan waktunya untuk mengobrol atau berdiskusi dengan anak. Seperti menanyakan keadaan hari ini yang telah ia jalani, hal - hal menyenangkan apa saja yang telah ia lakukan, dan kesulitan apa yang ia temui pada hari ini. Hal - hal tersebut akan menjadikan anak terbuka terhadap orang tuanya mengenai apa saja yang ia jalani dan ia rasakan. Cara ini juga bisa mencegah seorang anak memiliki kepribadian yang introvert yang nantinya akan mempersulit dirinya dalam menjalani kehidupan sosialnya.
2. Melakukan Aktivitas Bersama
Dengan melakukan aktivitas bersama anak akan terlatih untuk bekerja sama dalam melakukan aktivitas sosial. Membiasakan diri dalam kegiatan gotong royong dengan Masyarakat.
3. Ajak Anak Untuk Bercerita