Jakarta -- Peringatan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-79 diselenggarakan dengan meriah di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada hari Sabtu (5/10). Setelah upacara pokok, acara dilanjutkan dengan serangkaian demonstrasi gabungan yang memukau puluhan ribu masyarakat yang hadir.
Demonstrasi dimulai dengan aksi terjun payung free fall yang melibatkan 200 personel gabungan dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Para penerjun melakukan manuver, juga melompat dari ketinggian dan membuka parasut segera setelah melompat, membuat kagum para penonton. Atraksi juga memperlihatkan ketrampilan para prajurit TNI yang terjun dengan membawa bendera Merah Putih berukuran raksasa serta bendera panji -- panji TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang juga berukuran raksasa.
Atraksi berikutnya diisi oleh pasukan kavaleri berkuda yang menampilkan keterampilan melumpuhkan lawan dari atas kuda, baik dengan senjata pedang maupun panah. Ketangkasan para prajurit ini mengundang tepuk tangan meriah dari masyarakat.Demonstrasi udara turut dimeriahkan oleh fly pass pesawat gabungan dari ketiga angkatan, serta atraksi pertempuran udara antara pesawat F-16 dan Sukhoi. Manuver saling serang dan ledakan flare membuat adegan dog fight terasa sangat nyata, memukau setiap mata yang menyaksikan.
Praka Eki Bayu Mengatakan "Tujuan di selenggarakanya HUT TNI Ke 79 untuk lebih bisa dekat dan mengayomi masyarakat dan mempererat hubungan antar TNI" ujarnya selaku anggota upacara.
Dilansir kembali dari laman resminya, TNI lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda. Pasca Kemerdekaan Indonesia, Belanda masih berambisi untuk menjajah kembali melalui kekerasan senjata.
Oleh karenanya, dibentuk angkatan bersenjata bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Angkatan bersenjata ini kemudian berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.
Selanjutnya, untuk memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer internasional, maka TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian, pada 3 Juni 1947 Presiden mengesahkan secara resmi angkatan bersenjata Indonesia bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Nama angkatan bersenjata Indonesia itulah yang dikenal dan digunakan sampai saat ini.
Turut hadir pada kesempatan ini sejumlah pejabat negara, di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabumin Raka, Wakil Presiden Ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Presiden Ke-11 Boediono, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H