Terus si Rizal menghampiriku untuk menanyakan kepada kelas lainnya yaitu kelas B dan D
"panggilan kepada Ana kelas 7B"
Kelas 8B pun juga geleng-geleng dilanjutkan ke pemanggilan kelas 7D. mereka juga jawabannya sama geleng-geleng juga. Terus si Nabila bilang
"Mungkin kelas lainnya dek ada enggak yang namanya Ana?"
Satu angkatan kompak geleng-geleng berjamaah dan bilang tidak ada kaakkkk. Lalu kakak-kakak dewan penggalang seperti aku, Rizal, Nabila dan lainnya pun terheran-heran. Perasaan tadi pagi sampai sore kok gaada tanda-tanda kemunculannya si Ana ini. Apakah sakit atau bagaimana.
Tiba-tiba dari kejauhan datang dengan lari setengah kencang yaitu Pak Nyoto menghampiri lapangan. Seketika Pak Nyoto membisikkan sesuatu kepada Nabila. Aku mendengarnya sekelebat seperti komat-kamit. Dari bisikan tercipta tiba-tiba kalian tahu apa yang terjadi?Â
Microphone yang dipegang Nabila pun Jatuh bruaakk dan langsung kaget semua dewan penggalang. Kemudian disabet langsung oleh Pak Nyoto. Nabila disitu langsung nyebut dan komat-kamit
"Woy, stippo stippo dong" stippo disini adalah tipe-x yang biasanya digunakan untuk menghapus tulisan bolpoin
"Alamak manaaaa stippoooo. Yaallah"
Sambil nyebut dia gosok-gosok kertasnya dan mengucapnya tiada henti
Ternyata kedatangan Pak Nyoto ini beliau ingin memberikan sebuah informasi penting karena berkenaan dengan menuju datangnya adzan Maghrib.
"anak-anakku yang saya sayangi. Silahkan kalian semua pergi ke tenda kelompoknya masing-masing persiapan untuk Sholat Maghrib dan menuju ke Mushola untuk sholat yaaa. Bisa dimengerti?" Beritahu Pak Nyoto
"Siap Pak" jawab dengan lantang siswa-siswa ini
Kemudian siswa-siswa ini langsung bergegas ke tendanya masing-masing. Pak Nyoto pun memberikan arahan kepada seluruh Dewan Penggalang
"buat kalian semua tolong kalau ada yang mengaku-ngaku nama Ana. TOLONG JANGAN DISEBUT NAMANYA. Jangan ada yang menghiraukan! Asal kalian tahu dia adalah mantan siswi sini seangkatan sama kak Wiwit (sambil nunjuk kearah kak Wiwit) jadi kebetulan dia sudah tidak ada. Mengerti?"Â teriak setengah lirih Pak Nyoto berbicara
Sekedar cerita jadi si Ana ini merupakan mantan siswi SMP pada tahun 1994 yang kebetulan satu angkatan dengan kak Wiwit yang merupakan kakak dewan penggalang di tahun 1994. Suatu cerita dia meninggal ketika pulang sekolah berpakaian baju pramuka. Kebetulan dia adalah anak yang pintar, selalu meraih ranking di kelasnya dan aktif pramuka menjadi dewan penggalang.Â
Singkatnya saat itu lokasi SMP nya ini memang berada di jalur lintas provinsi. Yang mana kita tahu bahwa memang banyak truk-truk yang sering lewat didepan sekolahnya. Tongkrongan favoritnya si Ana ini adalah di lorong lab komputer tadi sambil terdiam dan murung.
Suatu ketika si Ana pulang sekolah dengan berbekal bendera semaphore dan peluit putih bertali hitam. Ana pun senang pulang sekolah dengan setengah berlari. Karena saat itu tidak ada petugas penyeberangan sekolah atau satpam sekolah dia memutuskan pulang jalan kaki sendiri.Â
Namun naasnya ketika menyeberang tubuhnya tewas terlindas truk dan kepalanya pecah, tulang belakang retak dan badannya terlempar 10 meter. Jadi kemungkinan yang ku lihat adalah arwahnya dari si Ana ini yang menggunakan pakaian pramuka lengkap dengan bendera semaphore dan peluit putih bertali hitam.