Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sumpah Pemuda, Kesehatan Mental dan Mentalitas Anak Muda

28 Oktober 2021   06:07 Diperbarui: 29 Oktober 2021   03:43 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemuda. Photo by Good News From Indonesia

Sebagai pemuda dan insan manusia tentunya memaknai hidup juga memiliki berbagai sudut pandang yang berbeda. Tiap manusia memiliki perbedaan garis start dan finishnya masing-masing. Namun, terkadang hidup tidak selalu berjalan sebagaimana yang kita diharapkan. 

Mereka selalu menyerahkan semuanya kepada semesta dan biarkan semesta bekerja seperti kutipan Mestakung atau semesta pasti akan mendukung. Lingkungan sosial selalu menuntut kita banyak hal dari ujung kaki hingga ujung kepala. 

Padahal kita tahu dalam media sosial seringkali kita terlena akan menonton story instagram orang lain selama 15 detik yang isinya bahagia terus. Pertanyaannya apakah 15 detik itu menggambarkan kehidupan pribadi manusia seutuhnya? Belum tentu.

Terkadang kita tidak ada habisnya untuk selalu membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Kita selalu merasa bahwa rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dibandingkan rumput kita sendiri. 

Kehadiran orang-orang dalam sebuah kehidupan membuat kita belajar akan banyak hal. Lingkungan telah bersepakat akan adanya suatu aturan yang harus kita jalani. Ketika kita tidak mengikuti sebuah aturan tersebut maka kita akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat maupun lingkungan sosial.

Menjadi berbeda dengan orang lain bukanlah sebuah kesalahan yang harus kamu terima. Pahitnya kehidupan, sakitnya menerima ucapan yang menyakitkan, riuhnya lingkungan sekitar dan media sosial yang toxic membuat pemuda tidak bisa bebas untuk memulai dan memutuskan langkah kedepan. 

Banyaknya stigma, anggapan dan persepsi yang harus dituruti membuat kita harus setidaknya mengikuti walaupun sebenarnya maksud hati tidak ingin ke sana. Ingatlah teman-teman kita sebagai manusia diciptakan dengan keunikannya masing-masing. 

Kita dianugerahi sebuah kelebihan dan kita bisa kok untuk menjalaninya dengan versi terbaik kita masing-masing.

Pemuda di zaman sekarang nampaknya sudah sedikit demi sedikit terbuka akan pentingnya kesehatan mental yang membentuk mentalitas anak muda agar senantiasa waras dalam menjalani kerasnya kehidupan ini. 

Tetapi, tidak sedikit juga manusia yang belum tergugah kesadarannya akan kesehatan mental. Seakan-akan kesehatan mental diremehkan oleh sebagian pemuda karena kesehatan fisik jauh lebih penting. 

Padahal sebenarnya kesehatan mental juga memengaruhi kesehatan fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun