2.Split Bill Versi Belanda
"Bayar Sendiri-sendiri yak brother and sister" alias "Bayar Dewe-Dewe
Nah, lain halnya di Belanda. Mereka secara langsung memberlakukan split bill secara utuh.Â
Jadi, mereka dipersilahkan untuk melakukan pembayaran secara terpisah. Tidak peduli siapa yang ngajak makan duluan ataupun orang lain yang ngajak, pada akhirnya mereka membayar sendiri-sendiri. Mungkin ini kayaknya lebih condong terjadi kepada saya pribadi.Â
Lebih suka split bill yang Belanda deh. Jadinya disini kita bisa mengukur budget sendiri-sendiri berapa habisnya. Apalagi anak kosan yang udah teriak-teriak pas tanggal tua, alamak udah bayar sendiri-sendiri emang paling mantap.
3.Split Bill Versi Amerika Serikat
"Guys jadi totalnya Rp 200.000 ya, karena disini ada 10 orang jadi nanti tolong bayarnya ke aku masing-masing anak Rp 20.000 oke"
Kalau di Amerika Serikat justru lain lagi, split bill disini mereka membaginya dengan prinsip sama rata sama rasa alias dibagi rata. Disini mereka tidak peduli mau ada yang pesanan makanannya lebih mahal harganya dibandingkan dengan temennya yang lain tetep dibagi rata. Disini mereka menganut asas "yang penting totalannya enggak ribet". Justru kalau dipisah-pisah sesuai pesanannya malah berujung merepotkan si bendaharanya alias penagih uangnya buat bayar ke kasir.
4.Split Bill Versi Australia
"Yang punya gaji gede diharapkan saling pengertian untuk membayarkan"
Di Australia, kurang lebih hampir sama dengan budaya split bill di Amerika Serikat. Mereka membagi tagihannya secara merata. Tidak peduli apapun pesanannya dan jumlah nominalnya harganya dan lain-lain. Jadi mereka juga berpikiran yang sama untuk membayarkannya dengan cara meratakan semuanya dan membaginya. Tetapi, ada yang unik kawan-kawan. Di Australia ini, ada kebiasaan dimana orang yang memiliki gaji ataupun penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan teman-temannya dipersilahkan untuk membayar. Mereka boleh untuk membayarkan nominalnya yang lebih besar daripada yang lain.