Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Digital Banking Menuju Era Cashless Society

23 Oktober 2021   18:36 Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:01 3125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cashless. Photo by www.99.co.id

Semakin hari perkembangan teknologi khususnya perbankan dan finansial makin bertumbuh pesat. 

Bayangkan saja hanya dengan bermodalkan smartphone dalam genggaman jari, kalian bisa melakukan segala aktivitas pembayaran mulai dari beli makanan pakai jasa ojek online dengan membayarkannya pakai e-wallet seperti gopay, OVO, belanja online di marketplace pakai e-wallet ataupun e-money atau bank digital lainnya, pesen villa atau hotel bisa langsung pakai aplikasi yang langsung tertaut dengan metode pembayaran bahkan mau kirim uang sekalipun cuma modal gawai saja juga bisa loh teman-teman. 

Kini, sudah tidak perlu repot lagi ke bank. Banyak kemudahan dan keleluasaan yang ditawarkan dalam teknologi digital banking ini.

Salah satu produk finansial dan digital banking yang dihasilkan untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi pembayaran adalah cardless (tanpa kartu ATM) dan cashless (tanpa uang tunai). 

Cashless merupakan istilah yang digunakan saat ini untuk menggambarkan bahwa pelanggan sudah tidak lagi menggunakan uang tunai atau cash sebagai alat pembayaran baik bentuknya itu logam ataupun uang kertas. 

Sedangkan Cardless didefinisikan sebagai transaksi tanpa menggunakan kartu kredit atau credit card sama sekali. Cashless pada era saat ini digantikan perannya oleh e-wallet atau uang elektronik. 

Kemudian cardless identik dengan transaksi pembayaran menggunakan QR Code sehingga ketika melakukan pembayaran dengan scan QR Codenya maka langsung akan dipotong saldonya dengan sendirinya.

Fenomena penggunaan cashless dan cardless ini dikenal dengan istilah cashless society. Fenomena cashless society diindikasikan masyarakat telah melek digital secara finansial dan memanfaatkan pembayaran digital ketika melakukan transaksi pembayaran apapun. Fenomena ini menggambarkan bahwa pengunaan uang cash ataupun tunai minim terjadi. 

Cashless society lahir dari cashless ekonomi karena adanya pergeseran teknologi digital banking sudah mulai berkembang sehingga beralih untuk menggunakan uang elektronik daripada uang fisik.

Sederhananya, cashless payment bisa dilakukan dimana saja baik melalui ATM, Credit Card ataupun mobile banking yang telah tersedia dan ditautkan pada transaksi perbelanjaan seperti e-commerce, marketplace, tagihan listrik, air, WiFi, PDAM maupun e-payment. Budaya cardless dan cashless masih terbilang jarang untuk diterapkan karena masih sedikitnya orang yang memanfaatkan keduanya. 

Ilustrasi Cashless. Photo by www.99.co.id
Ilustrasi Cashless. Photo by www.99.co.id

Tapi, semakin kesini banyak marketplace maupun usaha kecil telah beralih dari bayar secara langsung dialihkan menjadi bayar secara transfer bank atau e-wallet seperti Shopeepay, Gopay, DANA, Jenius sejalan dengan dikenakannya biaya ongkir atau ongkos jasa pengiriman maupun pemberlakuan bebas biaya administrasi maupun promo diskon.

Perilaku transaksi dengan menggunakan cashless atau cardless di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007. Perkembangan e-money diawali oleh perusahaan telekomunikasi yaitu Telkom yang menjadi pelopor dengan menerbitkan T-Cash. 

Keadaan masyarakat yang saat itu masih terbilang awam, infrastruktur yang belum memadai dan kurang gencarnya sosialisasi dari perusahan ataupun pemerintah menjadikan e-money masih antara ada dan tiada. 

Kemudian diikuti oleh Indosat pada tahun 2008 mengeluarkan Dompetku, setelah itu diikuti XL mengeluarkan XL Tunai dan akhirnya lembaga perbankan pun meluncurkan CIMB rekening Ponsel. 

Pergerakan e-money masih belum terlihat sampai 2012. Padahal jika dari awal pemerintah dan semua pemangku kebijakan memberikan sosialisasi mungkin perkembangan cashless dan cardless akan lebih awal disadari di Indonesia. 

Dampak penerapan transaksi cashless dan cardless dalam jangka pendek akan mempengaruhi ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu kebijakan mempromosikan transaksi cashless dan cardless akan mempengaruhi percepatan perkembangan ekonomi suatu negara

Transaksi dengan cashless memberikan manfaat dan menawarkan keleluasaan penggunanya untuk melakukan transaksi pembayaran dengan mudah, cepat, aman dan nyaman pastinya. 

Bagi saya, penggunaan cashless dinilai nyaman dan praktis. Hal ini dikarenakan cashless membuat pengguna tidak perlu repot-repot ketika membawa uang banyak sampai dompetnya ngembang. Dengan cashless kini dapat terintegrasi kemana saja. Mau pesan makanan lewat ojek online, bayar tagihan pulsa bisa, bayar listrik bisa, checkout keranjang shopee, transfer uang juga bisa. 

Sebanyak apapun uang di dompet pasti akan repot untuk membawanya, tetapi kalau uang elektronik sudah pasti tidak akan repot karena cashless bisa digunakan kapanpun dan dimanapun.

Sejalan pula dengan budaya cardless, dimana penggunanya cukup memindai QRCode untuk melakukan pembayaran. Kini, usaha-usaha kecil baik pedagang kaki lima, UKM maupun restoran dan cafe sudah mulai menerapkan transaksi pembayaran cardless maupun cashless ini. 

Transaksi dengan menggunakan cardless dinilai aman karena tidak berisiko kehilangan kartu. Kita tahu sendiri bahwa banyak sekali tindak kejahatan utamanya pencurian kartu kredit, fraud dalam finansial, financial impropriety sehingga mengakibatkan banyaknya kasus dari sisi finansial. 

Pengguna hanya melakukan transaksi secara langsung melalui smartphone dengan mengunduh mobile banking sesuai bank yang masing masing anda gunakan. Pengguna atau nasabah juga bisa melakukan transaksi berkali-kali tanpa dikenakan batasan. 

Jika seandainya posisinya anda tidak membawa banyak uang tunai, solusi cardless dan cashless menjadi satu paduan yang aman dan anti ribet untuk melakukan pembayaran di berbagai merchant yang anda inginkan.

Riset dari majalah Fintech Weekly menyebutkan jika pemberlakuan transaksi cardless telah menguasai 90% pasar di Negeri Paman Sam pada tahun 2017. Sejalan pula di Indonesia, penggunaan cardless telah diterapkan dengan adanya kemunculan Gerakan Nasional Non Tunai, pembayaran e-tol secara non-tunai, Gerbang Pembayaran Nasional pada kartu ATM/Debit Card, terciptanya mobile banking, dan adanya daya pikat berupa cashback dan promo akibat penggunaan uang elektronik untuk memikat hati para penggunanya.

Kelebihan Transaksi Secara Cashless

Sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang telah membudaya ini, memunculkan berbagai keleluasaan untuk tertarik menggunakan transaksi secara non-tunai atau cashless daripada cash biasanya. Kira-kira apa saja ya kemudahan yang dirasakan oleh penggunanya?

1.Terhindar dari Praktik Peredaran Uang Palsu

Sadar enggak jika adanya transaksi melalui non-tunai, kita jadi menjauhkan diri dari adanya peredaran uang palsu. Kita tahu sendiri bahwa maraknya peredaran uang palsu (uang tunai) semakin menggila. Kondisi ini menyebabkan merosotnya keuntungan yang diterima pelaku bisnis. 

Kalau misalnya kita bawa uang tunai kan kelihatan kalau uangnya palsu jika kita tidak bijak dan tidak teliti menandainya. Jika kita menggunakan transaksi keuangan secara non tunai maka pemalsuan uang dapat ditekan, sehingga mereka menerima uangnya memang uang beneran bukan jadi-jadian

2.Lebih Higenis Tanpa ada Campur Tangan Siapapun

Seperti yang kita tahu kalau uang itu merupakan sebuah benda yang memiliki pergerakan yang sangat cepat. Baik cepat dapetnya maupun cepat habisnya juga. 

Betul tidak? Nah pastinya dengan perpindahan yang gesit ini membuat kekhawatiran bagi setiap orang dari aspek higienitas. Terkadang kita mungkin tidak berpikiran kalau uang yang kita dapatkan maupun yang telah dipegang merupakan uang dari hasil sentuhan orang lain. Pastinya tidak heran kalau ada bakteri yang nempel di uang yang kita berikan atau kita terima. 

Dengan menggunakan pembayaran secara cashless, transaksi jadi lebih aman dan nyaman. Apalagi selama pandemi ini kita dipisahkan oleh jarak sosial karena tidak bisa bertatap muka secara langsung untuk meminimalkan risiko penularan yang semakin merebak. Maka dari itu untuk menghindari kontak yang cukup erat dengan orang lain, transaksi cashless dapat digunakan sebagai solusi dalam melakukan transaksi digital

3.Pembayarannya Praktis Cuma Modal Smartphone

Salah satu indikator kebahagiaan manusia adalah banyak duitnya yang membuat kantong dompet semakin subur dan maju jaya. Tapi dompet tebal bikin kamu susah banget untuk bergerak. 

Mau belok kekiri susah, kekanan susah juga. Betapa praktisnya penggunaan transaksi secara cashless sehingga dapat dengan mudah hanya dengan modal smartphone aja loh. 

Tinggal download aplikasi e-wallet atau mobile banking dengan mudah terus klik klik langsung transfer ke rekening atau seller dengan mudah dan anti ribet. Apalagi masyarakat Indonesia paling sebel kalau ke restoran atau toko denger kasirnya "waduh kak, gaada kembaliannya ini gimana?"atau "mmm maaf kak, enggak ada uang kecil tah?" dalam hati pun sedih. Dengan adanya transaksi cashless kita bisa bayar uang langsung sesuai nominal tagihannya. Gampang banget kan?

4.Tracking Pengeluaran dengan Mutasi Rekening

Siapa yang uang jajannya habis buat malam mingguan? Pas banget lagi malam mingguan. Kalian pasti kesal dan bertanya-tanya, uangku habis buat apa yaa? Nah inilah kemudahannya yang ditawarkan oleh transaksi digital cashless. Kita bisa pakai fitur mutasi rekening di aplikasi mobile banking kita. 

Caranya gampang banget cukup set aja tanggalnya mau dalam satu hari atau kurun waktu seminggu. Kemudian silahkan kalian track transaksinya apa saja. 

Disinilah peran cashless untuk mengetahui dimana letak borosnya membelanjakan uang di e-wallet kita. Disitu nanti ada keterangannya berupa riwayat transaksi apakah (+) atau (-). jika + berarti menerima duit kalau - berarti mengeluarkan duit. Dengan adanya mutasi rekening, riwayat transaksi dan tracking pembelian akan mempermudah pengguna untuk membuat dan mentracking kondisi finansial anda.

5.Rentan akan Adanya Tindak Kejahatan

Hal ini pernah terjadi sama saya, jika kita membawa banyak uang tunai maka risiko terjadinya tindak kejahatan seperti pencurian, penjambretan dan copet semakin besar. 

Kalau misalnya kita bawa uang tunai berlembar-lembar juga menjadi sulit ketika bergerak. Hal ini berbeda dengan penggunaan transaksi cashless yang mana ketika kita ingin bawa uang banyak tidak perlu repot karena sudah terlindungi oleh kode akses dan PIN yang telah disetting penggunanya. 

Apalagi kita sedang berada di ATM, rentan adanya kejadian ATM ketelan atau masuk ke mesin tetapi tidak bisa balik. Jadinya malah repot harus melaporkan diri ke kepolisian. Waktu itu saya harus mengurus surat kehilangan karena ATM tertelan.

Apalagi sekarang seiring dengan gaya hidup masyarakat yang beralih ke cashless society, pembukaan rekening bank bisa dilakukan secara online tanpa harus capek-capek datang antri ke kantor. 

Tinggal isi data diri, melakukan voice call dengan call center dan pengurusannya tidak sulit malah dimudahkan dan anti ribet. Bikin akun pun juga gampang lagi, tinggal isi saldo terus lakukan transaksi pembayaran dengan aman dan nyaman. 

Apalagi amit-amitnya ada pencurian, kita langsung menelepon pihak bank untuk melakukan pemblokiran sehingga tidak terjadi penyalahgunaan rekening oleh oknum-oknumnya jahil.

6.Tersedianya Promo yang Menarik

Siapa yang penggila promo disini? Pasti tidak akan pernah absen kalau udah denger dan tergiur sama yang namanya promo. Benar-benar bikin penggunanya ketagihan dan saling berebut. 

Sejalan dengan berbagai merchant yang menjalin kerjasama dengan berbagai restoran, cafe, supermarket, pusat perbelanjaan, maupun marketplace memunculkan berbagai promo yang bisa diraih oleh penggunanya. 

Promo yang ditawarkan beragam mulai dari diskon hingga cashback meriah membuat orang-orang semakin tergiur untuk melakukan tindakan berupa transaksi pembayaran non-tunai. 

Apalagi bagi pengguna e-commerce paling seneng kalau ada gratis ongkir baik jasa pengiriman barang maupun pengantaran makanan, pasti kalian sudah enggak mungkin ketinggalan dan enggak bisa nolak. 

Dengan demikian pengeluaran kalian bisa jadi lebih hemat karena adanya promo yang ditawarkan serta diskon, cashback dan voucher gratis ongkir, gratis pembelian untuk menarik pengguna agar beralih ke transaksi non-tunai

Transaksi cashless dengan e-wallet atau e-money sebenarnya sangat positif dan lebih memudahkan dari segi transaksi maupun aktivitas pembayaran. Namun disisi lain ada banyak hal yang harus diperhatikan supaya dampak negatif dari setiap kejadian baru dapat diminimalisir. 

Adapun kekuatan dari transaksi cashless dan cardless yakni semua transaksi akan terekap dengan detail, sehingga pengguna dapat melacak dan mengontrol pengeluarannya dan kesehatan finansialnya. Kemudian keamanan yang terjaga karena dilindungi oleh PIN dan kode akses, kehilangan uang elektronik bisa diblokir sehingga uang tetap aman berada di tangan penggunanya. Berbeda dengan hilangnya uang fisik yang belum tentu kembali. 

Namun kelemahannya, cashless dapat membuat orang lebih boros karena kemudahan menggesek dan tidak terasa mengeluarkan uang. Kemungkinan akan terjadi gangguan terhadap teknologi sehingga gagalnya transaksi. Adanya cyber crime yang bisa hacking tanpa disadari. Privasi yang kurang terjaga karena otomatisasi sehingga kerahasiaan transaksi sulit tertutupi.

Kesiapan Indonesia untuk Era Cashless Society

Melihat kesiapan masyarakat terhadap adaptasi dan adopsi penerapan transaksi non-tunai harus menjadi perhatian untuk melenggang mulus ke era Cashless Society. Dilansir dari Databoks Katadata menyebutkan bahwa adopsi transaksi cashless dan cardless society antar negara ASEAN, Indonesia masih terlewatkan jauh dibawah negara Thailand dan Filipina. 

Sedangkan negara Singapura hampir 75% telah mengadopsi penerapan cashless yang memuncak di posisi pertama antara negara ASEAN. Oleh karena itu, jalan agar Indonesia bisa masuk ke ranah era Cashless Society adalah dengan menguatkan inrastruktur untuk meredam inklusi keuangan dan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait penggunaan transaksi cashless untuk meningkatkan literasi keuangan demi terwujudnya cashless society. 

Dengan demikian pula adanya kehadiran bank digital atau digital banking dapat menjadi jalan setapak Indonesia untuk menggalakkan cashless society dan cashless country.

Jadilah cashless society yang bijak dengan memanfaatkan transaksi secara cashless. Jangan sampai lupa kalau tergiur akan kemudahannya tapi malah jadi boomerang untuk tidak mengamankan segala akun yang tentunya menjadi sasaran empuk penjahat melakukan aksi kejahatan cyber crime. Jadilah cashless society yang cerdas mengatur dan mengontrol finansialnya dengan baik. Sudah siap menuju era Cashless Society kawan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun