Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Split Bill, Hubungan Akur atau Hancur?

23 Oktober 2021   08:04 Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:09 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Split Bill. Photo by Skynesher From Getty Images

“Lagi bokek nih, please pakai uang elu dulu yak?”

Kalian pasti sudah tidak asing mendengar pernyataan tersebut bukan? Apalagi kalau sudah nempel sama temen deket sudah menjadi kebiasaan yang tidak biasa lagi pastinya.

Tetapi belakangan ini, media sosial Twitter sempat dihebohkan dengan split bill yang sedang ramai perbincangannya. Gaung pembicaraan terkait split bill ini justru saingan dengan perbincangan kasus Kim Seon Ho pemeran dalam serial drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha. Pencarian kata split bill sempat menduduki trending topic Twitter beberapa hari yang lalu. Sebenarnya ada permasalahan apa dengan split bill ini sampai jadi gaduh pembicaraannya dimana-mana? Masa iya cuma karena split bill hubungan pertemanan dan percintaan menjadi hancur? Atau justru malah jadi tambah akur?

Kronologi Singkat Kegaduhan Split Bill di Twitter
Istilah split bill muncul dari sebuah kasus seorang pria sebut saja si Jay (nama samaran) dan wanita sebut saja si Elen (nama samaran) yang awalnya berkenalan nih di media sosial Twitter untuk pertama kalinya. Niatnya setelah mereka berkenalan, mereka memutuskan untuk bertemu nih di sebuah restoran di Kawasan Jakarta Selatan. 

Nah, kalau kalian ke restoran ataupun ke cafe pastinya akan mendapatkan sebuah tagihan yang harus dibayar yaitu bill berupa struk yang isinya tagihan makanan atau minuman yang harus dibayar konsumen. 

Split bill disini kalau istilah sederhananya adalah patungan atas tagihan yang didapatkan dari kita beli makanan ataupun minuman di restoran tersebut. Istilahnya sama-sama bayarlah mereka pesennya apa ya bayar sesuai habisnya total tersebut, kalau dibayarin ya syukur alhamdulilah deh.

Suatu ketika, mereka sedang asyik-asyiknya berkencan mesra dan hangat, tiba-tiba ada salah satu temennya si cewek, anggap saja namanya Ine lah ya menghubungi si cowoknya mempermasalahkan soal split bill ini.

“Heh mas ganteng, kok tagihannya temen saya si Elen napa enggak kau bayar ya kek mana lah ini” - Geramnya si Ine

Temen si cewek ini berpikiran kalau yang dilakukan sama si cowoknya ini tidak etis bagi seorang cewek. Seakan-akan ceweknya merasa dirugikan atas perlakuan cowoknya yang pada saat itu merupakan hari pertama mereka ngedate. Si cowoknya, Jay langsung mengaku dengan tegas.

“Hmmm sorry ya mbak, selama gue ngajak orang makan (apalagi baru pertama kali) common sense yang gue anut adalah you pay for what you want (ya silahkan kamu bayar sendiri kamu tadi pesennya apa) dengan catatan gue bagi rata dengan orang tersebut” Ujar si Jay

Mbak Ine yang heran langsung membalas pengakuannya si Jay

“Sorry, tapi yak mas ganteng, btw kalau ngajakinnya secara consent tanpa ada iming-iming “the bills are on me” atau “udah gua yang bayar” secara garis besarnya berarti both party secara consent. Punya duit buat pay for their expenses”

Mendengar pernyataan Ine ini saya jadi terheran-heran. Ine berpikiran kalau ya si cowoknya inilah yang harus membayar seluruhnya menu yang dipesan baik dia sendiri maupun si ceweknya. 

Tetapi pas Jay bilang yang sebenarnya, dia menjelaskan kalau seluruh pengeluaran yang mereka nikmati berdua (dibayar masing-masing) yaitu makanan dan minumannya selagi menunggu antrian restoran yang panjang. Pengeluaran jajan mereka untuk makan sebesar Rp 329.000 dan minuman sebesar Rp 88.000

Pro Kontra Isu Split Bill: Hubungan Akur atau Hancur?

Melihat kronologi soal kasus split bill yang sedang ramai ini ternyata menuai banyak pro dan kontra. Disini saya personal lebih setuju ke Jay yaitu si cowoknya kalau melihat dari kasus tadi. 

Banyak yang mengatakan kalau mereka sangat setuju dengan adanya split bill ini. Jangan hanya karena si cewek ngarep diajak jalan sama cowok, langsung nembak kalau cowoknya yang harus membayar seluruh tagihannya pun makanan ceweknya yang juga dibayarkan sekalian.

Bahkan saya sendiri pun sama temen dekat selalu tanya kalau dibayarin dulu. Minimal sekedar basa-basi seperti “Eh wak, tadi aku makan habis berapa?”. 

Terus tidak peduli juga mau kalian cowok atau cewek, persoalan bayar bensin juga harus menjadi kewajiban bagi kalian kaum nebeng alias tumpang kalau kemana-mana. Terlepas jaraknya deket atau jauh sekalipun. 

Nah, dari persoalan tersebut tentunya menuai perdebatan di kalangan netizen. Ada yang setuju dengan perlakuan si pria tadi karena mau dan rela untuk split bill. 

Karena ya seperti yang kita ketahui, split bill ini adalah hal yang wajar di kalangan anak muda zaman now. Ada pula yang kontra karena ya memang sudah kewajibannya lelaki harus membayarkan semuanya. Jika si cowok tidak membayarkan, si cewek enggan untuk diajak jalan lagi berikutnya.

Faktanya, banyak yang menganggap split bill ini merupakan sebuah keadilan dan menganut prinsip sama rasa dan bagi rata untuk kedua belah pihak. 

Asumsinya kalau kalian makan berdua sama temen nih, ya pasti kalau kalian pilih split bill berarti bayar sendiri-sendiri sesuai pesanannya dong pesen apa dan habisnya berapa. Asumsi pria yang harus menanggung semuanya kalau lagi jalan sama ceweknya sudah tidak relevan lagi di zaman sekarang. 

Apalagi di era kesetaraan gender, sudah bukan lagi jamannya si cewek dompleng dan dibayarin cowoknya. Seakan-akan wanita menganggap seorang pria harus punya duit banyak biar si ceweknya mau jalan, menganggap kalau pria itu tugasnya mencari nafkah jadinya wanita sangat bergantung pada pria. Masa iya cuma gara-gara bayarnya dipisah hubungan pertemanan dan percintaan jadi hancur? Hanya karena enggak diladenin bayarnya full.

Meneropong Split Bill dari Kacamata Gender

Ilustrasi Pasangan. Photo by Scoop Charlotte
Ilustrasi Pasangan. Photo by Scoop Charlotte

Urusan uang dan bayar-membayar memang hal yang paling sulit. Apalagi berbicara soal uang itu sungguh sangat sensitif sekali. Sampai-sampai baru melangkahkan kaki ke pintu restorannya sudah bilang “kamu aja yang bayar ya sayang” aduh aduhh sweet banget. 

Apalagi urusan pacaran, mungkin kalian para wanita masih berpikiran kalau cowoklah yang harus menanggung semua tagihannya dan biaya ngajak jalannya. 

Meski tidak ada aturan tertulis soal yang laki-laki yang harus membayarkan tetapi mereka merasa harus bertanggung jawab untuk membayar tagihannya. 

Sebenarnya tidak salah juga sih, tetapi kalau misalnya hal ini dilakukan saat kondisi keuangan sedang menipis jadinya rentan bertindak tidak jujur. Kondisinya uangnya seret tapi tetep dibelain buat nongkrong.

Dilansir dari Gentleman’s Journal bahwa pria lah yang menjadi tanggung jawab untuk membayar semua tagihan pacarannya mulai dari makan, minum, belanja dan lain-lainnya. 

Kalau misalnya hal ini tidak dilakukan, otomatis dianggap tidak sopan. Si cewek enggan untuk mau diajak kencan apalagi tidak tertarik untuk menuruti keinginan pujaan hatinya kalau tidak cowoknya yang bayarin.

Beberapa stereotip yang lekat di masyarakat menganggap bahwa sudah sejatinya cowok adalah calon kepala keluarga. Jadinya si cowok ini merasa jika dia harus bertanggung jawab untuk menuruti segala keinginannya si cewek. Jika cowoknya tidak matre alias pendapatannya tidak seberapa biasanya enggan dan malu kalau cewek yang bayarin. Justru ini malah terjadi kepadaku, malah saya pernah dibayarin cewek hanya karena segelas McFlurry dan kentang McDonalds loh. 

Tapi terkadang ada yang memang murni dari keinginan langsung si cowok untuk membayarnya lagi. Misalnya, kalau misalnya udah aku bayar kamu gausah bayar lagi ya atau kalau misalnya ceweknya bayarin maka cowoknya malah pengen dibalikin uangnya si cewek.

Tapi, sisi cewek juga merasa terkadang mengalami kegalauan kalau cowoknya terus bayarin tagihannya. Si cewek merasa karena ini masih dalam tahap pacaran atau masih membina hubungan maka si cowok belum memiliki kewajiban untuk menafkahi ceweknya. Hal ini terbilang lumrah karena mereka masih pacaran dan belum berumah tangga.  Makanya mereka menganggap tanggungan dan kebutuhannya masih sendiri-sendiri.

Terkadang cewek juga memiliki hasrat untuk menyisihkan sebagian dananya ketika hangout di cafe, pinggir jalan atau food street atau hanya sekedar nongkrong-nongkrong cantik. Sesekali cewek sebenarnya ingin untuk berbagi tanggung jawab, misalnya hari ini cowok bayar besoknya gantian ceweknya yang bayar dan seterusnya

Ada juga sisi lainnya yang mewajarkan keduanya baik si cowok atau cewek untuk patungan atau yang sekarang kita kenal dengan split bill. Hal ini dikarenakan kalian menjalani hubungan berdua berarti apapun keputusannya ya jalan-jalan ya makan itu ditanggung berdua. Masa karena bill atau tagihan aja masih ngeyel gara-gara cowoknya doang yang bayar. Jadi, tidak ada sebuah keharusan terkait cowok yang harus bayar karena hal ini kembali lagi ke persepsi masing-masing setiap orang. Konsep inilah yang akhirnya memunculkan metode pembayaran yaitu Split Bill atau pembayaran secara terpisah. Kira-kira apa itu Split Bill?

Apa itu Split Bill?

Ilustrasi Split Bill. Photo by Asap Project
Ilustrasi Split Bill. Photo by Asap Project
Dilansir dari Stack Exchange, Split bill merupakan metode pembayaran secara patungan atau memisahkan tagihannya. Artinya setiap orang membayarkan tagihan masing-masing dengan uangnya masing-masing. Split bill juga diartikan sebagai patungan, pisah bayar atau bayar secara terpisah. 

Split bill tidak hanya diperuntukkan untuk tagihan first date atau pertemuan pertama saja. Tetapi split bill bisa digunakan dalam berbagai kondisi misalnya makan bareng bersama teman, patungan liburan, karaokean bareng bersama teman-teman, menyewa villa untuk menginap liburan dan lain-lain. 

Jadi, split bill tidak hanya identik dengan pembelian barang atau keperluan konsumtif saja, tetapi tidak jarang juga digunakan untuk pembayaran keperluan jasa.

Sebenarnya split bill bukanlah hal yang baru. Di Amerika Serikat, istilah ini telah ada sejak tahun 1960an. Budaya split bill ini masih dianggap tabu bagi sebagian orang di Indonesia. 

Orang-orang masih menganggap jika mereka menggunakan metode split bill dianggapnya pelit, medit dan gaada modal. Mereka masih berpikiran kalau cowok yang mengajukan split bill seakan-akan dicap pelit, ngajak ceweknya kencan tapi cowoknya tidak mau bayar tagihannya. 

Dari sisi gender, sebenarnya tidak ada keharusan bagi si cowok membayarkan tagihannya kepada si cewek. Tiada salahnya, mau cowoknya bayarin ya hayuk, ceweknya mau bayar ya ayo, bagi dua monggo tidak ada masalah. Oleh karena itu, split bill wajib diterapkan agar mereka sama-sama enak dan terkesan tidak memberatkan satu sama lainnya

Tips Aman Untuk Menerapkan Split Bill

Ilustrasi Split Bill. Photo by BravoTv
Ilustrasi Split Bill. Photo by BravoTv

Biar kalian tidak sama-sama dirugikan, dijauhkan dari hancurnya pertemanan dan didekatkan dengan pertemanan yang akur dan sama-sama enak nih antar kedua belah pihak dan tidak ada pihak yang merasa ingin ditutup-tutupi, ada beberapa tips yang bisa digunakan jika kalian ingin menerapkan split bill atau metode pembayaran secara terpisah:

1.Inisiatif
Inisiatif sangat penting dalam menerapkan pisah bayar atau split bill. Apalagi inisiatif penting ketika langsung diajak jalan oleh si cowok atau kebalikannya. Tanyakan dulu tujuannya mau kemana? 

Perhatikan budget yang nantinya dikeluarkan. Kalian ekspektasikan terlebih dahulu. Disini kalian jangan mau tertipu dengan rayuan dan bisikan setan ya teman-teman. Kalau misalnya kalian diajak ke restoran mahal, dan kalian merasa tidak mampu buat bayar langsung bilang aja belum gajian. Atau kalian bisa juga menolaknya secara halus kepada yang mengajak.

2.Komunikasikan dengan pasangan
Balik lagi ke kasus tips nomor satu, seandainya kamu sebagai cewek tidak mau ikut karena cowoknya mengajak ke restoran mahal, silahkan tanyakan dan bicarakan dahulu. “Btw, aku sedang tidak ada uang dan belum gajian juga sayang. Lebih baik aku tidak ikut ya?”. Terus ternyata si cowok menawarkan kalau dia sanggup membayarnya. 

Nah, disinilah pentingnya komunikasi. Jika seandainya pihak laki-laki ingin bayarin makanannya maka silahkan diskusikan dengan perempuannya. Disini juga si cowok berusaha untuk menghargai ceweknya ketika tidak ada duit. Hal ini dilakukan agar tidak dianggap arogan oleh salah satu diantara keduanya.

Sebaliknya, ketika ingin memberlakukan metode split bill maka bicarakan terlebih dahulu dengan pasangan. Apakah bayarnya sesuai tagihannya, pesen makan apa dan minum apa, ada juga yang mengeluarkan nominal agak besar kalau alternatifnya tidak mau split bill. Misalnya total tagihannya Rp 200.000, si cowok bayar Rp 150.000, sisanya ceweknya yang bayar sebesar Rp 50.000

3.Bagi Rata Tagihannya
Biasanya kasus seperti ini terjadi pada teman dekat atau geng-geng ketika makan bersama. Misalnya kalian ke restoran berlima nih dan tagihannya sebesar Rp 150.000, sudah makanan plus minuman dan snacknya. 

Maka masing-masing orang berhak melakukan pembayaran secara terpisah sebesar Rp 30.000. untuk pembayaran di awal bisa diwakili dulu oleh yang ngajak atau penyelenggaranya. 

Tetapi cara ini jangan terlalu sering untuk dibiasakan sebab ada teman yang suka iseng memesan banyak makanan atau yang harga makanannya lebih mahal. 

Biasanya teman yang tipe seperti ini memanfaatkan kesempatan dan menjadi sasaran empuk bagi kawan lainnya untuk membayarkan tagihannya. Padahal seharusnya dialah yang paling tidak membayarnya sendiri sesuai pesanan dan harganya.

4.Pastikan untuk Menghitung Detail Tagihan Tiap Orang
Dalam memesan dan membayar tagihan, selain harga makanan dan minumannya satuannya berapa harganya, ada juga hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah hitung detail tagihan tiap orang. Kalian bisa menghitung tagihannya dengan biaya pajak atau tax yang dibebankan. 

Nah, itu silahkan dihitung juga. Biasanya perhitungan ini dilakukan oleh bendahara yang bertugas nagihin uang ketika kumpul bersama teman-teman saat makan di restoran. Tiap individu yang datang silahkan menghitung sendiri berapa habisnya pesanan yang dipesan dan harus dibayarkan. Kemudian, uang tersebut disetorkan kepada si bendahara untuk dibayarkan ke kasir.

Untuk poin 4 ini, bisa dilakukan baik awal maupun akhir makan. Kalau misalnya dilakukan di awal, pastikan bendahara tahu terlebih dahulu berapa harga satuannya dan pertimbangkan berapa pajak yang dibebankan dengan memfoto atau meminta daftar menunya. Kemudian list mereka pesannya apa saja lalu dihitung totalnya untuk dibayarkan ke kasir restoran.

5.Bayar Gantian untuk Nongkrong Selanjutnya
Biasanya momen ini spesial dan khusus jika ada salah satu teman yang merayakan hari spesialnya. Misalnya temannya ada yang wisuda, atau habis berulang tahun atau habis promosi jabatan. Kesempatan ini biasanya dimanfaatkan ketika temannya diberikan rezeki yang lebih untuk mentraktir teman-temannya. Konsep ini biasanya disebut bayar bergantian. 

Mungkin di kumpul-kumpul sebelumnya si A yang bayar, 3 bulan kemudian si B wisuda maka si B lah yang membayar semua tagihannya. Cara ini biasanya diterapkan ke temen yang sudah deket dan rapet banget. Kadang mereka menetapkan budget minimalnya atau terserah kalian mau pesannya apa. Tapi yang realistis dan tahu diri ya, jangan kasih kesempatan buat pesen yang mahal-mahal

Kunci untuk menerapkan Split Bill simpel, cuma dua kok. Saling konfirmasi dan komunikasi. Tidak usah ragu dan tidak perlu bimbang. Semua bisa dibicarakan baik-baik. Semua bisa disampaikan secara bijak dengan bahasa yang santai dan enjoy.

Tidak ada yang salah dan tidak ada masalah, mau dibayarin atau dibagi dua. Yang penting kita sama-sama jalanin, kita juga tahu kondisi kita dan pasangan kita seperti apa.

Jadi Kompasianer masuk tim mana nih. Split bill atau bayar tagihan dibagi rata atau bayar sendiri-sendiri atau dibayarin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun