Mohon tunggu...
Renaldy Satio
Renaldy Satio Mohon Tunggu... Guru - Founder TBT English / Guru TBT English / Koordinator International Exam Preparation

A lifetime student who has been devoting his time and passion to bring the highest service for customers. He believes that learning and teaching should be viewed as process instead of goals and progress instead of scores

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ilmu Kehidupan Temanku Si Orang Jepang

15 April 2023   11:45 Diperbarui: 15 April 2023   11:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika aku tinggal di Melbourne dengan sistem transportasi yang sangat baik, aku harus membeli kartu yang memungkinkanku untuk menggunakan semua jenis transportasi di sana, baik itu bus, kereta, atau trem.

Setiap kali aku menggunakan transportasi umum, aku harus memindai kartuku saat masuk dan keluar, tetapi sebenarnya orang-orang masih bisa menggunakan transportasi umum tanpa kartu yang sesuai atau bahkan tanpa kartu sama sekali.

Tentu saja itu melanggar hukum untuk bepergian tanpa kartu, tetapi petugas transportasi tidak selalu ada untuk memeriksa semua penumpang.

Kecuali jika orang menggunakan bus di mana sopir yang memeriksa, maka pengawasan di transportasi umum lainnya sangat sedikit.

Sekedar informasi, aku banyak berjalan di Melbourne, itu sebenarnya salah satu hal favorit saya (5-10 km / setiap hari), sehingga saya hanya menggunakan kartu saat aku bepergian jauh.

Suatu kali, teman-temanku dari berbagai latar belakang ingin pergi ke pinggiran kota. Ada seorang teman Jepang yang diejek karena selalu menggunakan kartu sementara kebanyakan dari mereka bahkan tidak membawa kartu.

Lalu aku bertanya pada teman Jepangku mengapa dia tidak terganggu oleh komentar mereka dan mengapa dia sangat disiplin menggunakan kartunya. Dia hanya menjawab, "Jika aku tidak membayar untuk layanan ini, aku mungkin tidak dapat menggunakannya di masa depan. Para sopir mungkin dipecat karena perusahaan tidak menghasilkan cukup pendapatan atau akan ada lebih sedikit perjalanan."

Dengan alasan "egois"-nya, dia percaya bahwa dengan tidak membayar, dia tidak akan bisa menikmati fasilitas yang baik ini di masa depan.

Dengan alasan "tidak egois"-nya, dia menekankan bagaimana hidupnya tidak lebih penting daripada para sopir dan orang-orang di kehidupan para sopir tersebut(Keluarga dan anak-anaknya).

Apakah pemikiran seperti ini lazim ditemui di negara Indonesia yang kita cintai ini? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun