Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Innalhamdalillah nahmaduhu wanastainuhu ambaats.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan sedikit unek-unek yang kurang mengenakkan terjadi kepada seorang pendidik atau guru.Â
Pada artikel-artikel sebelumnya penulis sudah menerangkan tentang pentingnya peranan seorang pendidik atau guru terhadap tumbuh kembang seorang insan. Tetapi mirisnya pada era perekonomian 4.0 ini seringnya kita temui banyak kasus-kasus yang terjadi kepada seorang , khususnya tidak mengenakan terjadi pada guru. Contohnya seorang siswa memukul guru atau bahkan seorang guru yang di pidana akibat menjewer seorang siswa.
Mari kita berpikir sejenak apakah penyebab terjadinya hal-hal seperti itu terjadi? Apakah terlalu mementingkan ilmu hinggi lalai akan tata Krama atau kesopanan?. Padahal ilmu dan adab itu adalah 2 hal yang tidak bisa di pisah satu sama lain. Imam Al-Ghozali saja sangat meninggikan derajat orang yang beradab dari pada orang yang berilmu, kalau soal ilmu saja kita kalah jauh dari setan yang sejak awal nabi Adam diciptakan setan sudah ada dan tidak akan mati sampai hari kiamat datang. Bagaimana kita bayangkan kepintaran setan kalau begitu?Â
Lalu pada kasus kedua seorang guru dituntut pidana gara-gara menjewer muridnya. Menurut saya itu agak terlalu berlebihan dilakukan, bagaimana tidak. Jika seorang murid dijewer oleh guru, maka seorang murid tersebut pasti melalukan suatu kesalahan, disini pendidik atau guru wajib hukumnya menasihati murid tersebut, sang guru menjewer murid pasti karena perkataan nya tidak diindahkan oleh sang murid. Maka menurut saya tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk mengingatkannya dengan menjewer ya. Menjewer disini bermaksud memberi efek jera terhadap murid dan mengusir setan yang menganggunya saat di kelas. Bahkan orang tua terhadulu selalu memarahi anaknya bila anaknya dijewer oleh gurunya.
Sobat ambyar sekalian
Berbeda dengan orang tua sekarang, banyak orang tua bila mengetahui anaknya di jewer oleh guru maka ia langsung melaporkannya ke polisi. Saya hanya ingin berpesan ke orang tua yang seperti itu satu hal, yaitu
" Bila tidak mau di asuh oleh guru, maka ajelah anak anda sendiri, dan rasakan kenakalan anak anda sekalian ".
Marilah kita sama-sama bermuhasabah di artikel kali ini. Bila kita menjadi seroang orang tua yang seperti itu, maka kita koreksi diri dan anak kita. Bila kita menjadi seorang guru maka kita harus berintrospeksi juga sudah kah kita memberikan performa maksimal kita? Dan lebih sabar lagi untuk kedepannya. Mari kita wujudkan tujuan pendidikan seutuhnya
Apa bila ada penulisan kata yang kurang berkenan dihati pemirsa sekalian penulis meminta maaf sebesar-besarnya dan tolong dimaafkan.Â