Mohon tunggu...
Renaldhy Sugiarto
Renaldhy Sugiarto Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

Bergunalah untuk orang sekitar mu, selalu berusaha pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permata yang Terlupaka: Guru

8 Maret 2020   17:29 Diperbarui: 8 Maret 2020   17:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta'inuhu wanastagfiruh Wana'udzubillahi minsyururi anfusina waminsayyiati 'amalina Manyahdihillahu fala mudhillalah Wa mayyudlil fala haadiyalah. 

Asyhadualla ilaha illAlloh wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh la nabiyya ba'dha.

puja dan puji syukur kita panjat kan atas kehadirot Alloh SWT didalam forum tholabul Ilmi yang mulia ini karena berkat Rahmat, hidayah, karomahNya kita dapat berkumpul di forum ini dengan keadaan sehat wal afiat.

sholawat serta salam tidak lupa kita curah limpahkan kepada junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam berserta keluarga dan sohabat karena berkat beliau kita dapat merasakan Islam rahmatan Lil alaamin sampai detik ini.

Pembaca yang berbahagia dan dirahmati Alloh.

Izin kan saya membuka forum ilmu ini dengan salah satu hadist Nabi, yaitu : 

                                                 
Artinya:

" Mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim "

Dari sabda Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam kita dapat menarik kesimpulan yang ringan saja bahwa mencari ilmu itu hukumnya fardhu atau wajib tanpa di tawar. Ingat hukumnya fardhu ain bukan fardhu kifayah karena dalam sabda kanjeng Nabi juga mengatakan ini artinya kewajiban tersebut tidak bisa di wakilkan terhadap satu atau beberapa orang muslim saja melainkan terhadap semua orang yang menganggap dirinya muslim wajib mencari ilmu. 

Dalam potongan ayat al Qur'anul Karim , Alloh SWT berfirman : 

                ... ...

Artinya:

" ...Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat..( q.s Al mujadalah:11 ).

Para sahabat yang saya hormati.

Betapa dahsyatnya orang yang mencari ilmu itu hingga Alloh SWT naikkan derajat orang tersebut, siapa diantara kita tidak ingin Alloh naikkan derajatnya hingga tingkatan tertinggi dan bisa satu tingkat bersama orang-orang alim waliyulloh? Semoga orang-orangg yang membaca artikel atau tulisan saya Alloh naikkan derajatnya dan dapat bertemu dengan Baginda besar nabi agung Muhammad shollallohu alaihi wasallam.

Namun pada kesempatan kali ini saya akan lebih membahas tentang sosok di balik layar yang mungkin banyak dari kita tidak menyadari atau bahkan sudah melupakan jasa beliau. Ya orang itu adalah seorang guru. Guru adalah salah satu profesi yang sangat mulia, bagaimana tidak. Setinggi apapun profesi dan jabatan kamu pasti ada sosok guru yang akan terus berada di belakangmu. Betapa tercelanya kita bila mana kita lupa akan semua jasa para guru-guru kita yang sudah membimbing kita dari mulai tidah tahu apa-apa hingga sekarang mengerti akan banyak hal.

Bahkan salah seorang alim dari sekian banyak ulama pernah ngendikan yang artinya:

" Sepintar apa pun kamu baca kitab, janganlah lupa akan jasa guru iqro' mu yang telah mengajarimu membaca huruf Hijaiyah".

Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap salah satu murobbi kita, saya akan hanya akan sedikit berkata pentingnya menghargai jasa semua guru-guru kita tanpa terkecuali.

Tidak lupa rasa hormat kita terhadap guru itu sangatlah penting, karena ada filsuf Jawa yang mengatakan " tumancepe ilmu amergi bektimu marang gurumu " yang artinya masuknya ilmu itu karena baktimu terhadap gurumu.

Bahkan tawadhu' atau hormat terhadap guru harus kita lakukan sekalipun kita berbedap persepsi, pemahaman dan keyakinan sekalipun. Mana kala di contoh kan oleh imam Syafi'i rahimahulloh: 

" Dulu aku membolak-balikkan kertas di depan gurunya (Imam Malik) dengan sangat lembut kerana segan kepadanya dan supaya dia tidak mendengarnya."

Para sahabat yang berbahagia

Pada kenyataannya di era ekonomi 4.0 ini faktanya profesi sebagai guru sudah mulai tergeser oleh profesi-profesi besar yang lainnya. Buktikan saja dengan melakukan observasi ke beberapa lembaga pendidikan tingkat presentase peserta didik yang ingin menjadi atau bercita-cita menjadi guru sangat lah sedikit. Oleh karena itu pentingnya menanamkan pemahaman bahwa profesi guru ini adalah profesi yang layak untuk menjadi saingan dan haruslah banyak peminatnya.

Tapi fakta yang saat ini masih saya dapati hingga saat ini adalah minimnya upah guru mengakibatkan tingkat peminat profesi ini kian hari kian menurun. Semoga dimasa mendatang profesi guru mendapatkan upah yang sepadan dengan perjuangannya sebagai seseorang yang bertanggung jawab mendidik ilmu dan tak lupa akhlaqul karimah atau akhlak baik terhadap calon-calon penerus bangsa ini. 

Harapan saya kedepannya setalah menulis artikel ini profesi guru semakin dapat dipandang di masyarakat, kehidupan guru semakin sejahterah, dan tak lupa tidak ada balasan yang lebih indah untuk seluruh guru-guru yang telah mengajari kita selain surga. Semoga semua guru nantinya bisa masuk surga dan bisa bertemu dengan Baginda nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam.

Apabila ada tutur kata atau pun pemilihan kata yang kurang pas atau kurang berkenan dihati para pembaca, saya selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya dan mohon dimaafkan.

Wallohu muwafiq ila aqwamit thoriq

Akhirul Kalam, wabillahi Taufiq, Inayah, karomah, Wal hidayah Summa salamualaikum warohmatullohi wabarokatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun