Kasus dugaan dosen Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak, yang menjadi joki nilai bagi mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mencerminkan krisis integritas di dunia akademik. Tindakan ini menodai reputasi pendidikan tinggi dan mempertanyakan kualitas lulusan yang dihasilkan. Bagaimana kita bisa membangun generasi penerus yang berkualitas jika nilai akademik dapat diperjualbelikan?
Integritas dalam dunia pendidikan adalah pilar utama yang harus dijaga oleh setiap institusi, terutama oleh mereka yang memiliki tanggung jawab besar seperti dosen. Dugaan keterlibatan seorang dosen UNTAN dalam praktik joki nilai tidak hanya mencoreng nama baik universitas, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan. Ketika nilai akademik dapat dibeli dengan uang, esensi dari pendidikan itu sendiri menjadi hilang. Dalam jangka panjang, ini akan berdampak pada kualitas lulusan yang seharusnya berkompeten dan berintegritas.
Seorang dosen UNTAN diduga terlibat dalam praktik joki nilai, terutama menargetkan mahasiswa dari kalangan PNS atau anggota DPRD yang hanya mengejar gelar untuk memenuhi syarat jabatan di instansi mereka. Menurut sumber Tempo, mahasiswa-mahasiswa ini diduga dimintai uang puluhan juta rupiah agar nilai mereka aman hingga menyelesaikan tesis atau ujian akhir.
Praktik joki nilai ini diduga telah berlangsung cukup lama, meskipun identitas dosen yang bersangkutan belum diungkap karena sumber tersebut masih mengumpulkan bukti tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada celah dalam pengawasan dan penegakan aturan di lingkungan akademik UNTAN.
Jika pendidikan diibaratkan sebagai sebuah pohon yang tumbuh kokoh dari akarnya, maka integritas akademik adalah nutrisi yang membuatnya tetap hidup dan sehat. Namun, ketika nutrisi ini digantikan dengan racun seperti praktik joki nilai, pohon tersebut akan tumbuh bengkok dan rapuh, tak mampu bertahan lama. Begitu pula dengan pendidikan, yang tanpa integritas, akan menghasilkan lulusan yang rapuh dalam menghadapi tantangan dunia nyata, yang akhirnya merusak tatanan sosial dan kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H