Mohon tunggu...
Christoffel Hutapea
Christoffel Hutapea Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Let's share the good things for everyone

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pengalaman Microsleep Saat Mengemudikan Kendaraan

28 April 2022   16:13 Diperbarui: 28 April 2022   16:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Momen lebaran identik dengan tradisi mudik yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data dari Korlantas Polri tahun 2019 dan tahun 2018, kecelakaan lalu lintas didominasi karena keletihan pemudik. 

Hal yang sangat wajar jika pemudik mengalami keletihan saat mengemudi mengingat akumulasi kegiatan mulai berangkat mudik, di tempat tujuan, dan arus balik. Semua kegiatan tersebut tentunya menguras energi terutama bagi single driver yang akan menguras energi terus menerus.

Saya memiliki pengalaman yang sangat berbahaya ketika melakukan perjalanan jauh dengan mengemudikan kendaraan roda empat. Saat itu saya harus mengemudi pada pukul 6 sore dari Medan menuju Dolok Sanggul. Perjalanan ini membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam. 

Sebelum saya mengemudi, pada pagi harinya, saya bekerja di kantor, tetapi saya diminta oleh kantor untuk melakukan survey ke Dolok Sanggul dengan mengemudikan kendaraan pada sore harinya. 

Saya memulai perjalanan pukul 6 sore bersama rekan saya. Saat saya masih bisa fokus mengemudi dan beristirahat pada pukul 11 malam. Setelah istirahat, saya melanjutkan mengemudi pukul 12 malam. Saat itu kondisi sudah mulai mengantuk, kesulitan untuk fokus mengemudi. Saya tetap memaksakan mengemudi dengan harapan bisa tiba secepatnya di Dolok Sanggul. 

Pada pukul 2 dini hari, saya semakin sulit untuk fokus mengemudi, tetapi tetap saya paksakan. Setelah memaksakan mengemudi, saya sempat hilang fokus dan kemungkinan tidur beberapa detik saat saya mengemudi. Mata saya tetap terbuka, tapi penglihatan saya sudah kosong. 

Beruntungnya, saya menyadari hal tersebut ketika mobil yang saya kemudikan melaju di jalan yang sedikit rusak sehingga kemudi saya bergetar dan menyadarkan saya kembali. 

Apabila jalan tersebut mulus, bisa saja mobil yang saya kemudikan menabrak mobil lain atau masuk ke jurang karena jalur yang saya lintasi adalah jalur lintas sumatera yang masih banya jurang.

Pelajaran yang saya ambil dari kejadian tersebut adalah:

1. Jangan memaksakan diri ketika mengemudi. Terapkan istirahat 30-45 menit setiap mengemudi selama 4 jam. Jika masih tetap mengantuk, tidurlah terlebih dahulu. Mengemudi saat malam hari lebih berisiko tinggi karena penglihatan terbatas dan kondisi fisik yang lelah.

2. Membawa pengemudi cadangan atau supir kedua akan membantu kita dalam perjalanan.

3. Mata yang masih terbuka tidak menjadi jaminan bahwa kita tidak bisa tertidur atau hilang fokus. Tetap waspada dan kenali tubuh kita.

Bagi kita yang akan melakukan mudik, selamat mudik dan semoga bisa berkumpul bersama sanak dan keluarga di tujuan serta kembali dengan selamat. Tetap utamakan keselamatan dalam mengemudi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun