Terpikirkanlah salah satu hobi saya sejak kecil, yaitu menulis. Dengan menggunakan komputer jadul yang telah berusia hampir sepuluh tahun, mulailah saya menulis di platform wordpress.
Sambil menulis, saya sering browsing untuk membaca tulisan-tulisan menarik yang saya temukan di internet. Hingga akhirnya saya bertemu dengan platform Kompasiana, dan tertarik membaca tulisan-tulisan yang ada di sini.
Tak cukup hanya membaca, saya mencoba untuk klak klik sebisanya, dan siapa sangka akhirnya berhasil mendaftar menjadi bagian dari para Kompasianer.
Ketika itu, saya langsung mengirimkan tulisan tentang Marketing, berdasarkan uneg-uneg hati yang sering kesal oleh sikap para sales. Berhubung semangat menulis saya masih membara, keesokan harinya kembali menulis tentang pemakaian popok pada bayi. Lagi-lagi berdasarkan pengalaman pribadi, yang ketika itu masih banyak orang yang menganggap pemakaian popok sekali pakai itu tidak baik, karena bisa bikin kaki bayi jadi mengangkang hingga dewasa.
Dan betapa terkejutnya saya, artikel tersebut langsung jadi headline.Â
Baca juga :Â Pemakaian Popok Pada Anak, Berbahayakah?
Sungguh tidak menyangka, bagaimana bisa tulisan saya yang hanya apa adanya, ditulis dengan gaya tulisan seadanya, tapi bisa menjadi headline di Kompasiana?.
Hal itu ternyata bikin semangat menulis jadi semakin membara, terlihat dari tulisan saya yang kebanyakan tayang di bulan Desember 2012 tersebut.Â
Sayangnya, mungkin karena saat itu belum ada alasan yang kuat untuk bisa konsisten menulis, ditambah komputer yang saya gunakan, serta koneksi internet yang masih sangat lamban. Jadilah semangat menulis saya kembali mengendur, hingga tahun 2018 ketika saya pertama kali memutuskan serius menekuni dunia blogger.
Karena semangat menulis di blog sedang membara, hal ini berimbas dengan semangat menulis di Kompasiana. Meski tujuannya memang lebih ke 'personal branding', tapi cukup membuat saya kembali aktif menulis di platform ini.
Tapi, ternyata juga tidak bertahan lama, setelahnya saya malah tergoda untuk membuat lebih dari satu blog, yang sukses membuat saya nyaris tidak punya waktu lagi menulis di Kompasiana.Â