Mohon tunggu...
Legen Tuban
Legen Tuban Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Cinta adalah dzikir. Cinta adalah lantunan syair. Cinta adalah ibadah tiada akhir..." Rey's Diary | https://LegenTuban.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Janda Kembang 1

2 Desember 2010   15:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ndan... Denger-denger ada Janda Kembang di desa Rangkat ini ya ?" "Iya benar." "Kok aku baru tahu ya ?" "Dasar kau ini emang gila. Kau kan baru datang dari semedimu ? Lantas apa yang kau dapatkan dari semedimu ? Kau juga tak kunjung kaya." "Hah ? hahahah... Komandan bisa-bisa aja. Emang kalau semedi doang bisa kaya ? Gimana itu ndan caranya ? beritahu dong !!" "Kau nech.. Lantas apa yang kau dapatkan ? Tuyul ? hehehe..." "Kalau itu mah rahasiaku sama yang Kuasa aja ya Ndan... maaf.... hehehehe. Oiya... bagaimana tuh si Janda Kembang ? Cantik kagak ? Terus kenapa pindah ke desa Rangkat ? Apa tak dicari oleh keluarganya ?" "Kebanyakan tanya kau nech. Tuh orangnya lagi kemari." "Namanya siapa Ndan." "Ningwang D Agustin." "Wow.. Cantik sekali namanya ? Mudah-mudahan secantik orang dan hatinya." "Tuh.. orangnya mendekat" Berlagak rapi, penyair jalanan membetulkan letak rambutnya yang berantakan. "Selamat malam Komandan.." sapa Ningwang. "Selamat Malam neng Ningwang. Ada perlu apa kemari ? butuh bantuankah ?" Balas Komandan penuh kelembutan. Memang seharusnya begitu sikap para penegak hukum di dunia. Lemah lembut bagi orang yang membutuhkan, bersikap garang pada orang yang melakukan kejahatan. "Tidak, Pak Komandan.. saya hanya ingin jalan-jalan melihat pemandangan malam di desa Rangkat. Ternyata asri juga ya desanya." "Ya... memang inilah desa Rangkat. Desa yang penuh dengan keasrian. Oya neng Ningwang, kenalkan ini Reynando. Dia Penyair jalanan tapi awas agak gila orangnya..." celoteh Komandan. "Ach.. komandan buka aib saja. Selamat Malam neng Ningwang." "Selamat malam mas... ehm.. enaknya dipanggil apa ya mas ?" "Panggil aja Rey atau Penyair saja..." "ow.. mas Rey ya...? Sudah lama mas tinggal disini." "Belum lama mbak. Karena waktu tinggal disini, saya pergi lagi untuk semedi." "Mbak sendiri ?" "Saya masih baru mas di desa Rangkat ini. Enak ya hawanya sejuk..." "Iya neng. Maaf neng kalau boleh saya tahu, neng pindah kemari karena di undang Mommy ya ?" "Iya mas.. Waktu itu saya stress banget setelah di ceraikan sama suami. Sampai-sampai saya pingsan di kamar mandi mall. Lalu Mommy menemukan saya...... " Saat asyik - asyiknya bicara Komandan tiba-tiba berdiri. Ia pun berniat untuk keliling kampung sebentar mengecek kondisi desa Rangkat kembali. "Hey... Penyair, jaga neng ningwang ! aku mau keliling sebentar ! Jangan di apa-apakan, disentuh, dilirik, dijilat, atau digigit." Dengan santainya Penyair menjawab, "Emangnya aku anjing Ndan ? aneh - aneh aja Si Komandan ini." "Kali aja nanti kegilaanmu kumat. Oya entar ada david yang kemari. Jangan Di apa-apakan lho !"Muka galak Komandan sambil mengacungkan pentungan. "Iya iya Komandan..." Ningwang hanya tertawa cekikikan, "xixixixix" Saat Komandan sudah hilang dari pandangan mata. Penyair pun beraksi dengan jurus-jurusnya. Jurus apakah yang di lontarkan ke Ningwang. Nantikan episode selanjutnya..... hehehehe..... :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun