"Menulis secara online itu boleh dilaksanakan secara asal-asalan tidak sih?"
"Kalau mau menulis, ya tinggal diketik aja kan gampang."
Mungkin masih banyak orang yang melakukan aktifitas menulis online sesuai dengan apa yang mereka yakini sendiri, tidak berdasarkan ajaran yang kredibilitasnya telah diuji, dikarenakan menulis untuk umum dan di platform digital masa kini sangat mudah dilakukan.
Apakah kamu adalah salah satu orang tersebut?
Padahal dengan adanya fleksibilitas dalam menulis online itu pula yang membuat banyak tulisan mudah diakses oleh berbagai kalangan usia dan pastinya akan dipertanggungjawabkan ketika tidak sesuai dengan prinsip-prisip yang ditetapkan.
Di sini akan diulas secara singkat dan padat mengenai prinsip-prinsip dari penulisan digital atau online itu sendiri.
Menulis kerap kali dipergunakan sebagai wadah untuk menuangkan ide-ide dari kepala yang mungkin tidak bisa disampaikan melalui ucapan secara langsung.Â
Maka dari itu, pada era yang mengedepankan penggunaan teknologi, perlu adanya pemahaman terkait tata cara penulisan yang benar di dunia digital atau biasa disebut online seperti:
- Bersikap singkat, maksudnya adalah tulisan yang akan anda buat tidak perlu bertele-tele. Cukup jelaskan secara ringkas dan jelas, dan pastikan pembaca paham betul maksud dari tulisan anda.
- Kata yang dipilih harus tepat dengan deskripsi tulisan anda.
- Sebaiknya menggunakan kalimat aktif agar tulisan anda terlihat bernyawa.
- Imajinatiflah dalam melakukan proses menulis dan hindari penggunaan majas metafora untuk mendeskripsikan sesuatu.
- Membuat kalimat yang singkat tetapi dapat menjelaskan tulisan secara keseluruhan.
- Konsisten, kalimat harus seimbang dan bagian kalimat dengan konjungsi koordinasi seperti dan, tetapi atau untuk, atau, belum, jadi harus digabung secara konsisten.
- Hindari melakukan penjiplakan, mengeneralisasi, terlalu menyederhanakan, sering menggunakan kata ganti dan memberikan deskripsi dengan logika yang salah.
George Orwell mengatakan bahwa seorang penulis yang baik dan teliti menanyakan empat pertanyaan pertanyaan dalam setiap kalimat yang ia tulis pada dirinya sendiri, seperti:
Apa yang hendak saya katakan?
Bagaimana pemilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu?
Majas apa yang akan membuat tulisan menjadi lebih jelas?
Apakah gambar ini cukup untuk memberikan efek?
Lalu, seorang penulis akan menanyakan dua pertanyaan kepada dirinya sendiri mengenai tulsian yang sedang dikerjakan, seperti:
Dapatkah saya menjelaskannya dengan lebih singkat?
Apakah saya mengkatakan sesuatu yang buruk?
Jika anda ingin menulis, mulailah dengan menuangkan ide anda pada kata-kata. Ketika ide sudah didapatkan, tentukan tujuan yang ingin disampaikan dari ide tersebut melalui brainstorming, clustur, atau menulis bebas. Setelah itu, penulis perlu tahu siapa pembaca mereka dan sasaran pembacanya.
Menurut agen sastra lama Laurie Rozakis dalam Brian Carrol (2010), berikut beberapa hal yang dapat membantu penulis dalam memetakan konten:
Berapakah umur pembaca anda?
Apakah jenis kelamin mereka?
Tingkat pendidikan mereka?
Pembaca anda berada di perkotaan, pedesaan atau pinggiran kota?
Di negara manakah mereka lahir?
Apa status sosial ekonomi mereka?
Berapa banyak hal yang sudah diketahui pembaca terhadap topik yang dituliskan?
Bagaimana perasaaan mereka terhadap tulisan tersebut?
Lalu, terdapat 50 writing tools yang dapat membantu penulis menurut Roy Peter Clark. Tetapi, pada kesempatan kali ini hanya akan dibahas mengenai 3 writing tools, antara lain sebagai berikut:
- Writing Tools: Play with Words
- Permainan kata yang lebih menekankan pada penggunakan kata-kata yang biasa dihindari oleh penulis, tetapi kerap dilakukan oleh beberapa penulis lainnya karena akan memberikan penjelasan yang lebih detail terhadap tulisan itu sendiri, sehingga pembaca akan paham betul mengapa beberapa kata yang nanti akan dipakai tersebut bisa dipakai.
- Writing Tools: Storytellers, Start The Engine
- Penulis harus memberikan pertanyaan yang baik agar dapat membuat tulisan dengan format cerita kepada pembaca, sehingga runtutan tulisan yang akan dihasilkan akan memberikan jawaban kepada pembaca dan terus berkesinambungan dari awal hingga akhir.
- Writing Tools: Writing Cinematically
- Penulis harus dapat fokus terhadap hal-hal yang ingin dideskripsikan pada momen aja saja secara rinci, seperti layaknya kamera yang hendak memotret objek. Deskripsi tersebut harus memuat terkait dengan karakter yang ada dalam tulisan dan pelengkap lain yang berada di sekitarnya, seperti suasana ataupun benda pendukung.
Sekian penjelasan dari prinsip penulisan digital ini, semoga para pembaca bisa memulai menuliskan ide secara digital agar dapat memberikan informasi, pengetahuan, cerita kepada khalayak luas.
Menulis pasti akan menguras cukup waktu pada proses pra-penulisan, menulis, menyunting, merevisi, memperbaiki, merevisi lagi, dan sampai pada tahap akhir yakni evaluasi. Jadi, mulai proses penulisanmu pelan-pelan saja, tetapi dengan penuh keyakinan ya.
Daftar Pustaka:
Carrol, Brian (2010), Writing for Digital Media, New York, NY: Routledge; diakses dari ayomenulisfisip.wordpress.comÂ
Clark, Roy Peter. (2008) Writing tools: 55 essential strategies for every writer. Little, Brown Spark; diakses dari ayomenulisfisip.wordpress.com atau ayomenulisfisip.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H