Ketika timnas Indonesia berhasil melibas Yordania dengan skor telak 4-1 di pertandingan terakhir penyisihan group, sebagai penonton saya cukup terkejut dengan hasil kegemilangan itu. Padahal Yordania adalah salahsatu tim kuat di Asia dan tidak bisa diremehkan. Karena dari segi pengalaman, mereka telah tampil sebanyak 5 kali di gelaran Piala Asia U-23. Bahkan di tahun 2013, timnas Yordania mampu menduduki posisi ketiga setelah mengalahkan Korea Selatan lewat drama adu penalti.Â
Sementara timnas Indonesia baru saja menjalani debut pertamanya di turnamen yang rencananya akan digelar tiap dua tahun ini.
Dua jempol patut diberikan pada anak asuh Shin Tae-yong yang telah memberikan penampilan terbaik. Semua berhasil menjalankan perannya dilapangan. Saling terkoneksi, bisa bekerjasama dengan baik dan mampu mengimplementasikan strategi dan taktik yang diinginkan oleh pelatih.
Semua itu disebabkan karena dari sebelas pemain yang berlaga kemarin, sepuluh diantaranya pernah mencicipi level timnas senior. Mereka telah memiliki jam terbang dan juga pengalaman dari berbagai pertandingan dan kompetisi, alhasil kondisi fisik dan mental semakin matang sehingga mampu mendominasi permainan dan menyulitkan Yordania untuk melesahkan goal ke gawang timnas.
Dari sebelas pemain yang berlaga kemarin, ada satu pemain yang menurut saya punya peran sentral dalam permainan dan mampu menjadi penyeimbang di lini tengah.Â
Hasil gemilang dari dua pertandingan kontra Australia dan Yordania tidak terlepas dari adanya peran pemain keturunan yang satu ini. Ya, Nathan Tjoe-Aon mampu menjawab kebuntuan Shin Tae-yong untuk mengisi kekosongan sementara di lini tengah.
Itu bermula ketika Ivar Jenner di ganjar kartu merah kontroversial oleh wasit Nasrullo Kabirov ketika laga perdana kontra tuan rumah Qatar. Maka untuk menambal celah di lini tengah, Shin Tae-yong pun mencoba menempatkan Nathan di posisi gelandang dan ternyata pemain muda berusia 22 tahun tersebut mampu menjalankan perannya dengan baik.
Sehingga ketika Indonesia harus berhadapan dengan Australia di laga kedua, Shin sengaja memplot Nathan sebagai gelandang menggantikan Ivar yang absen mendampingi Marselino di tengah. Terbukti timnas Indonesia bisa tampil dengan baik dan mampu menekuk timnas Australia meski hanya menang dengan skor tipis 1-0.
Berkat dua penampilan apiknya itu akhirnya Shin kembali memainkannya sebagai starter dan kali ini di pasang bersama Ivar Jenner yang sudah bisa kembali bermain. Hasilnya sungguh kombinasi yang kuat. Timnas Indonesia benar-benar mendominasi lini tengah. Para pemain Yordania terlihat kesulitan dalam memprogresikan bola ke tengah melalui gelandang-gelandang mereka sehingga mereka terpaksa mengandalkan permainan long ball ke sisi sayap mengandalkan winger mereka.
Alhasil permainan Yordania pun mudah terbaca dan selalu bisa dipatahkan. Kendati demikian ada beberapa peluang yang mengancam, namun dengan sigap Ernando Ari keluar dari gawang untuk mencegah pemain sayap Yordania tersebut menguasai bola sehingga situasi itu pun bisa diredam dengan baik.