Pagi ini saya menulis sambil ditemani dengan secangkir kopi hitam dan kue pancong hangat yang baru saya beli di pedagang keliling. Seharian dirumah dengan kondisi sakit seperti ini nampaknya membuat mood jajan saya nambah drastis.
Tak biasanya juga saya menyeruput kopi hitam, namun kali ini saya berusaha menikmatinya, enak juga rupanya kombinasi kue pancong dan kopi hitam ini, jadi sedikit menghilangkan rasa kantuk dan memunculkan semangat untuk menuliskan apa yang tergambar di pikiran saya pagi ini.
Dari sebelum saya menikmati kue pancong dan kopi hitam ini, dari dalam pikiran ini sebenarnya sudah muncul sebuah gambaran tentang kondisi yang tengah saya alami dan juga tentang peran saya ditengah-tengah keluarga, pekerjaan dan lingkungan sosial.
Semakin direnungkan nampaknya memang betul dan semakin jelas apa "peran" dan "posisi" yang harus saya mainkan didalam kehidupan ini.Â
Itu berkali-kali terjadi dan kadang dalam beberapa kesempatan muncul pertanyaan semacam ini dalam hati ini, "Why Always me?" Kenapa selalu saya? Tapi pada akhirnya saya memang harus menerima Takdir yang telah diatur oleh Tuhan ini.
Bicara soal "peran" dan "posisi", sejenak mungkin anda langsung memiringkan kepala dan berpikir apa yang saya maksud? Dan apa yang telah saya jelaskan diatas?Â
Lalu anda kebingungan dalam memahaminya? Baiklah, saya akan mulai menjelaskannya melalui "filosofi sepak bola".
Kalau anda perhatikan, dalam dunia sepak bola ada beberapa posisi dan peran yang harus dijalankan oleh seorang pemain, misalnya posisi Kiper, Back, Gelandang (Playmaker) dan juga Penyerang atau Striker.Â
Nah tiap pemain ini mempunyai kapasitas, skill, fungsi dan tugas untuk menjalankan perannya masing-masing di lapangan.
Menurut anda, posisi mana yang paling berat, melelahkan serta menguras fisik dan mental pemain?