Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Personal Branding Menentukan Popularitas Fajar Sadboy

26 Januari 2023   11:52 Diperbarui: 26 Januari 2023   12:00 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube.com/Raditya Dika

Tak hanya dalam urusan bisnis, branding juga penting dilakukan oleh seseorang ketika ingin sukses menjadi selebriti. Karena dengan branding inilah seorang selebriti akan senantiasa dilihat dan diingat oleh penggemarnya.

Dalam kajian Psikologi dan ilmu-ilmu pengembangan diri, upaya ini disebut personal branding. Bagaimana seseorang akan senantiasa eksis dan mudah dikenali tergantung dari personal branding yang ia buat dan ciptakan.

Menjadi terkenal di zaman serba digital ini tentu tidaklah susah, namun membuat kita senantiasa diingat oleh publik setelah terkenal itu yang cukup susah. Ada usaha dan upaya yang perlu kita lakukan apabila ingin tetap eksis sebagai figur publik.

Sebagai contoh, tak sedikit muncul artis-artis baru dilayar kaca dan dijagat maya berkat jalur yang disebut "Viral". Kehadirannya pun begitu populer dan menjadi pemberitaan dimana-mana, namun tak berselang lama, namanya pun kembali redup bak tersapu angin entah kemana. Itu karena sosok yang bersangkutan tak memiliki kekhasan atau "karakter" yang bisa dijual di dunia hiburan.

Seseorang menjadi terkenal karena viral seringkali terjadi karena "ketidaksengajaan". Amat jarang ada orang yang mencoba menyengajakan diri lalu menjadi viral. Terkecuali orang tersebut melakukan hal-hal yang diluar nalar, diluar kebiasaan, atau memicu kontroversi, maka itu bisa disebut sebagai keviralan yang disengaja.

Karena untuk dapat terus diingat dan eksis di publik itu perlu usaha. Bahkan tak jarang proses untuk membangun citra diri itu pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar hingga bertahun-tahun. Tapi apabila konsisten, lambat laun publik pun akan terbiasa dan mulai menikmati "karakter" baru hasil personal branding yang sudah tercipta itu.

Kita mungkin tidak akan begitu kenal dengan sosok bernama Muhammad Azis, siapa orang ini? Tapi kalau ada yang menyebut nama "Azis Gagap" sontak pikiran dan ingatan kita pasti akan tertuju pada seorang komedian yang mempunyai rambut khas yang lucu dengan jambul pirang seuprit.

Masih banyak juga orang yang mungkin belum mengenal sosok bernama Marcel Radhival, siapa orang ini? Tapi kalau ada yang menyebut "Pesulap Merah" hampir semua pengguna medsos pasti tahu orang ini. Ingatan dan pikiran kita akan otomatis tertuju pada sosok pesulap dengan ciri kostum berwarna merah-merah.

Seperti itulah yang dimaksud dengan personal branding. Nama mereka tidak mudah redup dan semakin eksis karena mereka mempunyai ciri khas, karakter yang mudah dikenali dan akan selalu diingat oleh publik. Personal branding itu menjadi semacam pengikat agar banyak orang mudah mengenali dan menjadi pembeda dari yang lain.

Lalu bagaimana dengan sosok Remaja viral bernama Fajar yang kini tengah naik daun? Apakah anak 15 tahun ini bisa mempertahankan kepopulerannya dan terus eksis di dunia hiburan setelah ia menjadi bintang tamu diberbagai acara TV dan diundang oleh banyak artis dikanal Youtubenya?

Terlihat potensinya amat besar. Karena berkat karakternya sebagai lelaki "Sadboy" atau bisa diartikan sebagai lelaki yang sering menangis, namanya kian melambung. Citra Sadboy itu seakan sudah melekat kuat sehingga dirinya mudah dikenali oleh publik.

Tanpa "Sadboy" Fajar hanyalah Fajar, tak ada bedanya dengan anak remaja pada umumnya. Namun dirinya menjadi spesial tatkala ada "Sadboy" dibelakang namanya. Bahkan ia tak mempermasalahkan julukan Sadboy yang terlanjur melekat pada dirinya itu.

Julukan itu justru menjadi berkah tersendiri bagi Fajar. Hal itu yang membuat dirinya mempunyai ciri khas untuk selalu diingat oleh publik. Karena memang nampak dari pembawaannya baik dari gestur dan raut mukanya, Fajar ini adalah sosok laki-laki emosional yang mudah terenyuh. Amat mudah baginya untuk meneteskan air mata ketika sudah bicara perihal cinta.

Kalau Fajar bisa terus mempertahankan ciri khas dan menjadikan karakter Sadboy yang ditunjang dengan kemampuannya dalam merangkai kata itu menjadi personal branding-nya, niscaya ia pasti akan bertahan lebih lama dan bisa terus eksis sebagai selebriti.

Karena modal viral saja tidak cukup untuk mempertahankan popularitas, lebih dari itu seseorang perlu kreativitas untuk dapat menggaet perhatian publik sehingga ada sesuatu yang baru yang bisa terus dinikmati.

Kuncinya adalah terus belajar dan tidak merasa puas dengan pencapaian. Kelewat bangga juga adalah perasaan yang perlu dihindari oleh mereka yang baru saja naik panggung. Karena roda kehidupan terus berputar, tak selamanya seseorang terus berjaya dan cahaya senantiasa terang. Adakalanya harus sejenak turun kebawah dan cahaya dalam diri pun mulai redup lalu tergantikan oleh bintang baru yang lain.

Disitulah kreativitas dan talenta yang berperan penting agar perhatian publik senantiasa tertuju pada sang bintang. Kalau hanya mengandalkan popularitas hasil keviralan saja, yang sudah-sudah pun buktinya bertumbangan. Bintangnya tak lagi terang dan namanya pun tergusur lalu terkubur tak lagi eksis di publik.

Bonge Citayam salahsatunya. Namanya sempat melambung lewat jalur viral. Dirinya pun diundang kemana-kemana sebagai bintang tamu. Tawaran endors pun bermunculan dan mengantre demi bisa menggunakan jasa popularitasnya, tapi tak berselang lama bintangnya pun mulai redup dan karirnya sebagai sosok influencer pun hanya bertahan seumur jagung.

Untuk saat ini jangankan mendapat tawaran sebagai bintang tamu atau kolaborasi, mendapat tawaran endors saja katanya sudah sulit. Bahkan sejak karirnya meredup, Bonge mengaku mulai dijauhi oleh teman-temannya, kini ia pun hanya menghabiskan waktu dirumah bersama beberapa hewan peliharaannya.

Tak mudah memang untuk terus bertahan dan survive di industri hiburan apabila tak punya banyak ide dak kreativitas dalam berkarya. Karena cara kerjanya tak beda jauh dengan dunia bisnis, semua ada persaingan. Mereka yang mampu berinovasi dan cerdik dalam membuat karyalah yang akan selalu tampil didepan. Lagi-lagi, personal branding yang menentukan.

Penulis: Reynal Prasetya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun