Ketiga pemain tersebut akan selalu bergeser mengikuti arah bola. Apabila bola sampai dilini tengah maka mereka pun akan buru-buru mem-pressing dan sebisa mungkin merebut bola, sehingga tak jarang melakukan pelanggaran agar bola tak bisa tembus lini pertahan mereka.
Lihat saja, Klok dan Sayuri yang bertugas dilini tengah tak bisa berbuat banyak. Kurangnya sirkulasi bola ke sisi kiri atau pun kanan membuat build up dan pola serangan timnas Indonesia mudah terbaca dan mudah dipatahkan oleh para pemain Vietnam.
Shin Tae-yong Pakai Taktik tak Masuk Akal
Entah apa maksud Shin Tae-yong menduetkan Sayuri dan Klok di lini tengah. Ini menjadi semacam perjudian, karena terlihat Sayuri yang biasanya mengisi wing bek atau pun sayap terlihat kewalahan ketika beroperasi dilini tengah.
Mungkin ini yang dimaksud kejutan dari Shin Tae-yong. Masuknya Saddil sebagai strater menggantikan Irianto tentu menjadi tanda tanya apa sebenarnya rencana dan taktik yang akan dimainkan Shin Tae-yong ini?
Diluar nalar dan tak bisa dicerna. Lagi-lagi Shin Tae-yong melakukan blunder. Tanpa kehadiran Irianto, lini tengah timnas terlihat rapuh dan Klok pun kewalahan untuk membendung setiap gempuran dari timnas Vietnam.Â
Sayuri malah tidak terlihat permainannya dilini tengah. Alhasil Shin Tae-yong kembali menggeser ke posisinya semula dan menarik keluar Asnawi dimenit 57 yang digantikan oleh Witan Sulaeman.
Dendy Sulistyawan Kebingungan di Lini Depan
Akibat absennya Dimas Drajad, timnas Indonesia mengalami penuruan performa yang sangat drastis dilini depan. Kecepatan dan determinasi yang dimiliki Dendy Sulistyawan ternyata belum mampu menutupi kelemahan timnas dilini depan.
Alhasil Dendy tidak bisa berbuat banyak dan tak mampu menciptakan peluang di leg kedua. Ia terlihat kebingungan, 5 bek Vietnam yang bertugas dibelakang begitu solid mengawalnya sehingga pergerakannya pun mati dan tak menghasilkan peluang yang berarti bagi timnas.