Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memalukan! Suporter Indonesia Lagi-lagi Bikin Ulah, Polking Sampai Ketakutan

30 Desember 2022   13:55 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:58 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaca bus Timnas sepak bola Thailand pecah diduga akibat pelemparan menjelang pertandingan melawan Indonesia, Kamis (29/12/2022). Sumber: TWITTER/@TL_Central via KOMPAS.COM

Seperti yang kita tahu piala AFF 2022 ini bukan hanya menjadi sorotan media Indonesia, tapi juga media lain seperti Korea Selatan. Artinya, apapun yang terjadi didalam dan diluar lapangan pasti akan langsung masuk dalam pemberitaan media.

Hal yang memalukan terjadi saat kerumunan suporter Indonesia mencoba untuk menghadang bus yang mengangkut pemain Thailand. Para suporter tersebut mengancungkan jari telunjuk kepara pemain Thailand, memukuli badan bus, hingga melempar batu hingga kaca bus pun pecah.

Pelatih timnas Thailand, Alexandre Polking benar-benar menyesali kejadian ini. Polking mengaku kecewa dengan insiden tersebut dan pihaknya mengaku akan melaporkan kejadian itu ke AFF.

"Ini situasi yang menyedihkan. Saya tidak ingin terlibat lebih jauh, tapi kami harus melaporakan hal itu karena ini tidak bagus untuk sepak bola AFF, tidak bagus untuk sepak bola Indonesia, ini soal Organisasi." Ungkapnya pada konfrensi pers usai laga menghadapi timnas Indonesia.

Tidak hanya itu, pelatih berdarah Brasil-Jerman itu juga mengaku ketakutan ketika mendapat serangan itu, dan ia memprotes pihak keamanan yang seharusnya mensterilkan jalan untuk lajur bus Thailand sebelum masuk stadion GBK.

"Itu adalah momen ketika kami mulai takut. Jujur saya merasa takut karena Suporter memukul kaca hingga pecah dan ini terjadi sebelum pertandingan. Tapi sekali lagi, kalian dan organisasi disini yang harus mengatur pertandingan lebih baik lagi." Sambung Polking.

Kejadian ini tentu sangat memalukan, benar-benar memalukan! Belum selesai dengan tragedi Kanjuruhan lagi-lagi suporter kita bikin ulah. Padahal untuk apa pula mereka melakukan hal yang demikian? Yang ada hanya mencoreng nama timnas dan negara kita.

Maka otomatis berita ini pun bukan hanya tersebar di Indonesia saja, media-media luar negeri termasuk Korea Selatan yang paling rajin menyoroti piala AFF 2022 ini pun mungkin bisa saja akan mengabarkan kejadian ini. Sebuah kerugian bagi timnas Indonesia.!

Bukannya kita introspeksi dan memperbaiki diri pasca tragedi Kanjuruhan, malah aksi bar-bar dan kebiasaan bikin rusuh itu masih terus kita pelihara. Sebuah karakter yang nampaknya sudah benar-benar mengakar dan mendarah daging pada suporter Indonesia.

Saya tentu tidak mau mengeneralisir. Saya percaya bahwa para suporter yang bikin rusuh itu mungkin jumlahnya hanya minoritas. Dan masih lebih banyak para suporter yang bisa menjaga sikap, keamanan dan ketertiban.

Tapi hanya gegara kelompok oknum yang bikin rusuh itu, otomatis akan menjadi efek bola salju keseluruh aspek lain, termasuk Federasi, Protokoler Keamanan dan Kepolisian serta timnas Indonesia sendiri yang citra nya bisa menjadi negatif.

Bagaimana kalau kita diperlakukan dengan cara yang serupa ketika kita bertandang ke markas lawan? Apakah kita akan terima? Bagaimana kalau kejadian itu menimpa pemain kita? Kira-kira bagaimana perasaannya? 

Bagaimana kalau kita dapat sanksi FIFA lagi buntut dari aksi itu? Hal-hal seperti itu yang seharusnya dipikirkan ulang sebelum berbuat hal-hal anarkis.

Cukuplah kita berikan dukungan sewajarnya. Tidak perlu sampai berbuat hal-hal anarkis yang justru malah akan merugikan timnas kita sendiri. Fanatisme buta ini yang harus segera dihilangkan dari jati diri kita sebagai suporter.

Disatu sisi, banyak pihak luar menilai kalau sepak bola Indonesia itu penuh dengan gairah. Dikatakan Indonesia memiliki rakyat yang luar biasa mencintai dan penuh semangat membara ketika mendukung timnas kesayangannya.

Tapi disisi lain, fanatisme buta itu pula yang bisa menjadi boomerang bagi kemajuan sepak bola itu sendiri. Sebuah paradoks bagi suporter Indonesia, disatu sisi ingin sepak bola negaranya maju, tapi disisi lain sering kali mencederai sportifitas sepak bola dengan aksi-aksi yang tidak terpuji.

Jangan sampai kita menjadikan sepak bola layaknya agama, kita menganggap tim kesayangan kita segalanya seolah-olah kita sedang menyembah dan mengagung-agungkannya.

Suporter salahsatu tim menjelekan suporter yang lain, sesama pendukung saling bermusuhan dan saling menghancurkan. Kebiasaan-kebiasaan dan budaya itu yang perlu dihilangkan. Karena iklim yang seperti itu tentu tidak baik bagi kemajuan sepak bola tanah air.

Sepak bola seharusnya bisa mempersatukan bukan malah membuat satu sama lain menjadi bermusuhan. Karena sejatinya persaingan itu hanya terjadi 90 menit dilapangan, setelah itu kita kembali berpelukan dan tetap menjadi kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun