Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Meski Kalah 7-0 dari Indonesia, Permainan Brunei Layak Diapresiasi

27 Desember 2022   10:52 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:26 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas Brunei Darussalam ketika menyanyikan lagu kebangsaan menjelang laga Piala AFF 2022 kontra Filipina di Rizal Memorial Stadium, Jumat (23/12/2022)/ Sumber: AFP/Ted Aljibe via Kompas.com

Timnas Brunei Darussalam akhirnya harus rela mengakui keunggulan timnas Indonesia di Piala AFF 2022, setelah mendapat kekalahan yang cukup telak 7-0 pada laga penyisihan fase group A yang digelar Senin (26/12) di Stadion Kuala Lumpur Malaysia.

Hasil akhir ini tentu membuat sejumlah pemain terpukul dan para suporter kecewa. Termasuk juga dengan pelatih Brunei, Mario Rivera yang masih belum bisa percaya bahwa timnya menjadi lumbung goal bagi timnas Indonesia.

Mario Rivera emosi dan mengkritik beberapa keputusan wasit yang menurutnya merugikan timnya. Karena ia menilai permainan anak asuhnya itu sudah cukup baik diawal-awal permainan dan mampu mengimbangi permainan dari Skuad Garuda.

Terbukti pada 20 menit awal pertandingan, para pemain timnas Indonesia cukup kesulitan untuk membongkar pertahanan Brunei. Shape bertahan dengan menggunakan formasi 4-4-2 yang sangat rapat itu cukup menyulitkan Egy dan kawan-kawan untuk mencetak goal.

Barulah kemudian petaka itu terjadi saat satu bek mereka yaitu Alinur Rashimy mendapatkan kartu kuning kedua karena melanggar Saddil Ramdani persis beberapa meter didepan kotak penalty. Yang artinya bek kanan Brunei itu harus rela meninggalkan lapangan.

Mario Rivera menilai adanya kartu merah itu membuat skema permainan menjadi rusak. Strategi dan taktik yang semula ia terapkan pada anak asuhnya itu menjadi berantakan.

Pelatih asal Spanyol itu bahkan menceritakan bagaimana terpukulnya para pemain timnas Brunei usai mendapat kekalahan yang cukup telak itu. Ia menyebut seluruh pemainnya bahkan sampai menangis diruang ganti karena cukup berat untuk menerima kekalahan yang menyakitkan itu.

"Sebelum kartu merah, kami bisa bersaing dengan Indonesia dan para pemain mampu menunjukan level permainan yang bagus. Setelah itu wasit merusak permainan, karena itu tidak pelanggaran." Ujarnya, pada saat memberikan keterangan pers usai laga.

Dan memang jelas terlihat usai salahsatu pemainnya mendapat kartu merah, skema permainan dan formasi bertahan dari timnas Brunei menjadi mudah ditembus dan dimanfa'atkan dengan baik oleh timnas Indonesia.

Timnas yang memiliki Asnawi disisi kanan dan Edo Febriansyah disisi kiri menjadi lebih leluasa mengeksploitasi sisi lebar lepangan. Akibatnya Shape bertahan Brunei menjadi renggang dan memudahkan para pemain Indonesia untuk menciptakan banyak peluang.

Hal itu juga yang dikatakan oleh komentator berbahasa Inggris dimana pemain Indonesia menurutnya sangat-sangat baik memanfa'atkan sisi lebar lapangan melalui Asnawi dan Yakob disini kanan dan Edo Febriansyah disisi kiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun