Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengutuk Tindak KDRT dan Pentingnya Berhati-hati dalam Memilih Pasangan

23 Desember 2022   10:36 Diperbarui: 23 Desember 2022   10:40 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hal yang mudah tentu bagi KEY dan anak-anaknya ketika menjalani rumah tangga yang demikian. Seorang kepala keluarga yang seharusnya bisa melindungi dan memberikan perhatian pada anak istrinya, justru malah menyakiti, bertindak kasar dan melakukan hal-hal yang malah merugikan keluarganya.

Pernikahan yang seharusnya menjadi impian dan ruang yang nyaman bagi sepasang manusia, justru seringkali menjadi "neraka" dan ruang yang paling menakutkan bagi sebagian perempuan dan anak-anak.

KEY dan anak-anaknya tengah mengalami itu. Kita bisa menyimpulkan sendiri bahwa ia sedang berada pada kehidupan rumah tangga yang toxic. Bukan saja racunnya itu telah melukai fisik dan menghancurkan mentalnya, tapi juga pelan-pelan mulai berdampak buruk bagi kedua anaknya.

Secara psikologis kita tahu bahwa tindakan KDRT dapat memberikan dampak yang sangat berpengaruh dan dapat merubah sikap, tingkah laku, kurangnya tanggung jawab dan stabilitas emosional pada anak.

Menurut hasil penelitian, perilaku sebagian anak yang memiliki latar belakang adanya tindakan KDRT tersebut menunjukan hal yang kurang baik untuk dirinya dan untuk lingkungan sekitar dalam kegiatan sehari-harinya. Sehingga dalam bidang akademi, anak yang memiliki trauma akibat dari tindak KDRT mengalami penurunan nilai dan minat untuk berkembang.

Alasan-alasan yang seringkali berbunyi, "lebih baik damai demi sang anak", atau "mempertahankan rumah tangga yang toxic demi anak" justu malah mempercepat proses dampak buruk yang akan dialami oleh sang anak.

Bukan hanya bisa lebih banyak melukai fisik dan menghancurkan mental anak, tindak KDRT juga tentu bisa berdampak buruk bagi masa depan anak. Karena butuh waktu dan penanganan khusus bagi anak yang mengalami KDRT untuk bisa pulih dari trauma dan merasa hidup aman seperti sebelumnya.

Itulah mengapa ada baiknya hubungan yang sudah terlanjur toxic tersebut lebih baik segera diakhiri. Hentikan alasan-alasan tak masuk akal yang justru malah semakin memasung anak dalam kesengsaraan dan penderitaan.

Tidak ada rumah tangga yang menyenangkan apabila terus bertahan bersama pasangan yang abusive, kasar, tempramental, toxic dan "tidak sehat". Karena bertahan dalam hubungan yang disfungsional tersebut malah akan membuat korban semakin tertekan dan menderita.

Secara biologis, bertahan dalam hubungan toxic akan memicu peningkatan kortisol sehingga mengganggu sistem kekebalan tubuh, kesehatan jantung dan juga kadar gula dalam darah.

Jadi selain terisolasi secara sosial dan merasa stress sendirian, orang-orang yang berada dalam hubungan toxic jadi lebih mudah terjangkit kelelahan, sakit kepala, gangguan pencernaan, kelebihan atau kekurangan berat badan, gangguan tidur, tekanan darah tinggi dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun