Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indonesia Tak Akan Alami Resesi Seks, Ini Alasannya

20 Desember 2022   06:38 Diperbarui: 20 Desember 2022   06:50 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waithood pertama kali dicetuskan oleh Diane Singerman, Profesor American University Washington DC, dalam risetnya tentang generasi muda Timur Tengah. Ia mempublikasikannya pada akhir 2007 dalam jurnal berjudul, "The Economic Imperatives of Marriage: Emerging Practices and Identities among Youth in the Middle East."

Salahsatu kasus yang diselidiki oleh Singerman adalah Mesir. Anak muda Mesir memilih menunda pernikahan ternyata bukan karena tidak ingin, tapi tidak punya cukup uang untuk hidup mandiri tanpa tinggal dirumah orang tua, membiayai resepsi, sampai menafkahi keluarga sendiri.

Waithood ternyata telah menjadi trend global dan muncul dibeberapa negara seperti Yordania, China, Amerika Serikat, Rwanda, Jepang, hingga Guatemala.

Jadi, penulis berpendapat bahwa fenomena Waithood versi Singerman lebih mungkin terjadi di Indonesia ketimbang fenomena Sex Recession versi Kate Julian. Meski dua-duanya mengarah pada keputusan sebagian besar remaja untuk menunda pernikahan, fenomena Waithood agaknya lebih masuk akal apabila terjadi di Indonesia.

Referensi : {1} ; {2} ; {3} ; {4}

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun