Waithood pertama kali dicetuskan oleh Diane Singerman, Profesor American University Washington DC, dalam risetnya tentang generasi muda Timur Tengah. Ia mempublikasikannya pada akhir 2007 dalam jurnal berjudul, "The Economic Imperatives of Marriage: Emerging Practices and Identities among Youth in the Middle East."
Salahsatu kasus yang diselidiki oleh Singerman adalah Mesir. Anak muda Mesir memilih menunda pernikahan ternyata bukan karena tidak ingin, tapi tidak punya cukup uang untuk hidup mandiri tanpa tinggal dirumah orang tua, membiayai resepsi, sampai menafkahi keluarga sendiri.
Waithood ternyata telah menjadi trend global dan muncul dibeberapa negara seperti Yordania, China, Amerika Serikat, Rwanda, Jepang, hingga Guatemala.
Jadi, penulis berpendapat bahwa fenomena Waithood versi Singerman lebih mungkin terjadi di Indonesia ketimbang fenomena Sex Recession versi Kate Julian. Meski dua-duanya mengarah pada keputusan sebagian besar remaja untuk menunda pernikahan, fenomena Waithood agaknya lebih masuk akal apabila terjadi di Indonesia.
Referensi : {1} ; {2} ; {3} ; {4}
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H