Namun secara garis besar boleh dikatan Sigma Male adalah seorang laki-laki independen, berambisi tinggi, liar, intelek, high class, tidak bisa diatur, bebas, berani, pemberontak, tidak umum, dominan namun tidak mencari validasi.
Meski dominan, namun laki-laki Sigma ini cenderung introvert dan lebih menyukai kesendirian dan tidak pernah masalah apabila ia tidak memiliki kelompok atau pun geng untuk menunjukan eksistensi dan sisi leadershipnya. Ia merupakan pribadi tertutup yang bekerja hanya untuk dirinya sendiri.
Tidak seperti laki-laki Alpha yang selalu ingin mendominasi dan terlihat agresif dalam lingkaran pergaulan. Sigma Male lebih tertutup, dingin, tidak terlalu vokal dan bicara seperlunya serta tak senang apabila "ruang personalnya" di usik atau pun di intervensi.
Sebut saja Hitler atau Sukarno sosok yang paling pas menggambarkan laki-laki Alpha. Mereka agresif, dominan serta berapi-api. Memimpin dengan semangat dan selalu vokal dalam menyampaikan apa yang diyakininya.
Sedangkan kita juga bisa melihat sisi leadership dan dominasi laki-laki Sigma melalui Saddam Hussein atau Muammar Khadafi yang berwatak dingin dan tidak terlalu berapi-api, namun tidak kalah mematikan dan berpengaruh sebagaimana halnya Hitler dan Sukarno.
Kita juga bisa dengan jelas menyaksikan bagaimana keberanian dan ketegasan laki-laki Sigma melalui Vladimir Putin. Yang terlihat lebih kalem namun memiliki pengaruh di negara paling besar dan terluas di dunia. Itulah yang membedakan laki-laki Sigma dan Alpha.
Dan secara kebetulan saya menyukai dan mengidolakan tokoh-tokoh Sigma tersebut. Entah mengapa alam bawah sadar saya berkata bahwa mereka adalalah cerminan laki-laki sejati.
Bukan berarti saya setuju dan mendukung kesadisan atau pun kejahatan-kejahatan yang pernah mereka buat, tapi bagaimana keberanian, tekad, idealisme, mental dan spirit juang mereka yang saya kagumi.
Dan dari hasil pengamatan panjang saya selama ini, saya sepertinya lebih pas masuk kedalam golongan Sigma ketimbang Alpha. Kombinasi antara Melankolis + Koleris yang ada pada diri saya menjadikan saya sebagai sosok yang kalem, dingin, tidak begitu agresif namun bisa bertindak dominan dan tak sudi apabila ada dalam kendali orang lain.
Bahkan saya merasa "sifat pemberontak" itu memang sudah ada sejak kecil. Sejak kecil saya memang terbiasa independen dan berani untuk memiliki cara pandang sendiri terhadap segala sesuatu. Itu sudah menjadi bakat alami dan fitrah saya.
Teman-teman wanita saya pun sempat memberi pengakuan bahwa saya adalah pribadi yang dominan. Padahal saya tidak berniat dan ingin bersikap demikian. Jadi saya melakukan itu secara "tidak sadar" dan betapa terkejutnya ketika saya mendengar pengakuan tersebut.