Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kiat Sukses Menjadi Seorang Konten Kreator di Era Digital

14 Maret 2022   22:57 Diperbarui: 23 Maret 2022   23:10 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layak atau tidaknya saya menuliskan ini, mudah-mudahan tidak jadi soal. Karena saya hanya punya modal percaya diri saja untuk menuangkannya. 

Apakah saya adalah seorang konten kreator? Ya, sekarang saya malah tidak ragu lagi menyebut diri saya sebagai seorang konten kretaor.

Apakah saya adalah seorang konten kreator sukses? Untuk sekarang saya belum berani mengatakannya bahwa saya adalah seorang konten kreator sukses. Lebih tepatnya saya masih merintis supaya bisa sampai di realitas tersebut.

Jadi, daripada kita repot-repot untuk berdebat layak atau tidaknya saya menuliskan ini, maka lebih baik kita sama-sama berdiskusi dan berstudi kasus melalui konten kreator lain tentang apa yang menjadi resep sukses mereka dalam menjalani karir sebagai seorang konten kreator.

Mungkin ada diantara kamu-kamu yang saat ini sedang ingin terjun sebagai konten kreator? Kalau begitu mari kita singkap dan telusuri apa yang menjadi rahasia para konten kreator besar sehingga mereka bisa berhasil dan meraup banyak pundi-pundi rupiah di industri kreatif ini.

Terus terang saja, akhir-akhir ini baru timbul suatu kesadaran dalam diri saya bahwa, mendapatkan uang itu ternyata tidak terlalu sulit kalau kita mau kreatif. 

Apalagi dizaman digital yang semakin canggih dengan gemerlap teknologi ini, saya amat sangat yakin bahwa uang bisa dengan mudah didapatkan hanya dengan kreatifitas.

Serius, ini bukan isapan jempol belaka. Nanti saya jelaskan dan perlihatkan buktinya. Saya akan mempertanggungjawabkan statement saya tersebut.

Bahkan saya sampai merasa, mengapa tidak dari dulu saya optimalkan kreatifitas saya ini untuk menciptakan sesuatu?. Ide-ide gila dan brutal yang saya punya bisa saja menjadi barang emas nan langka apabila dituangkan dalam tulisan.

Namun seringkali kekuatan dan kreatifitas yang kita punya itu menjadi sia-sia tatkala apa yang menjadi tujuan dan fokus utama kita dalam berkarya adalah uang. Bahasa krennya, money oriented.

Lho bukannya kita berkarya itu supaya dapat uang? Kalau begitu apa yang tadi saya sampaikan di awal bahwa uang bisa didapatkan hanya dengan kreatifitas itu hanyalah dusta belaka dong? Begitu mungkin pikiran lugu kamu.

Tapi memang demikianlah paradoksnya. Saya tidak sedang berusaha menyangkal pikiran saya sendiri, tapi sebagai pencipta, seniman, konten kreator atau apapun itu sebutannya, esensi dari berkarya memang bukan uang, melainkan nilai atau value apa yang bisa kita berikan pada khalayak banyak. Itulah tujuan kita berkarya.

Oke, kalau begitu langsung saja pada intinya. Memangnya apa saja sih resep agar kita bisa menjadi konten kreator yang sukses? Tak perlu muluk-muluk. Saya hanya akan menjabarkan tiga poin saja dan semoga kamu bisa memahami dan menyadarinya.

1). Kenali Dirimu, Temukan Bakat dan Keahlianmu

Ya tentu saja sebelum berkarya, kamu perlu menentukan dulu konten apa yang akan kamu buat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengenali diri, bakat dan menemukan keahlian kamu.

Kalau kamu ternyata sudah memiliki bakat bernyanyi dan mempunyai suara emas sejak dari kecil, tunggu apalagi sobat, kamu bisa segera bernyanyi di depan kamera dengan kualitas suara terbaik mu.

Tidak masalah jika pada awalnya kamu mungkin hanya mampu meng-cover lagu milik orang lain, tapi suatu saat tentu saja kamu harus mencoba untuk membuat dan menyanyikan lagumu sendiri.

Tidak hanya bersumber dari bakat atau keahlian yang kamu punya saja, kamu juga sebenarnya bisa mulai membuat konten dari apa yang kamu suka. Yep, dari apa yang kamu suka.

Apakah kamu suka nonton film? Mengapa kamu tidak membuat review, komentar, atau pendapat mu sendiri terhadap film yang baru saja kamu tonton? 

Apakah kamu suka makan? Ya, semua orang pasti suka makan. Mengapa kamu tidak bikin konten mukbang saja. 

Atau kamu suka mancing? Ya, kamu juga sangat bisa mengibur orang-orang dengan konten mancing mu itu.

Semenjak nonton film AADC, saya tetiba keranjingan dan mulai suka dengan puisi, sastra, atau kata-kata indah runut penuh makna, maka saya pun memutuskan membuat konten spoken word sederhana seperti dibawah ini

(Konten saya di Youtube)

Yah saya tau meskipun itu seadanya, jlek, dan terkesan biasa-biasa saja. Tapi setidaknya saya sudah mulai dan sedang menjadi seorang kreator, masalah laku atau tidak, ada yang menyukai atau tidak ya itu urusan nanti. Minimal kita sudah berani untuk menunjukan karya kita sendiri. Bukan begitu?

2). Konsisten dengan Apa yang Diciptakan

Inilah yang paling sulit untuk dilakukan sobat. Yakni konsisten dengan apa yang kita ciptakan dan konsisten untuk mengeksekusi ide yang kita punya itu. Demi Tuhan, saya merasakannya sendiri, betapa sulitnya menerapkan habit atau kebiasaan konsisten ini.

Mungkin kalau saja dua tahun kebelakang saya masih terus konsisten mencipta konten sampai sekarang, subscriber saya mungkin sudah mencapai 1.000 lebih, tapi karena saya malas-malasan lihat apa yang terjadi sobat, dalam dua tahun saya hanya mampu mengumpulkan 34 video dan 500 subscriber saja, sungguh nahas.

Dan dari mulai sekarang dalam satu bulan kebelakang saya mulai rutin kembali upload video tanpa peduli apakah video saya ada yang nonton atau tidak, laku atau tidak, itu masalah belakangan. Karena yang terpenting adalah seberapa kita niat, serius dan konsisten dengan project karya kita itu.

Sekarang mari kita lihat contoh kasus dari buah konsistensi itu. Dari beberapa kesuksesan dari konten kreator berikut ini:

Pertama, ada seorang keluarga sederhana yang hidup di daerah Blitar sana. Didalam keluarga tersebut ada seorang anak SD yang sangat kreatif. Terpikir dalam benaknya, ia mencoba untuk mendokumentasikan kegiatan keluargnya sehari-hari yang tinggal di desa.

Dari mulai bercocok tanam, berternak, hingga memasak. Dari situlah kontennya tercipta, hanya mengandalkan smartphone saja, akhirnya si anak itu mengajari orangtuanya menjadi Youtuber dan menamakan channelnya dengan nama: Keluarga Ndeso

Apa yang terjadi? Setelah hampir membuat 500 video lebih dalam channelnya yang mana hanya memperlihatkan kegiatan sehari-harinya di desa, si anak itu pun akhirnya berhasil mengubah nasib keluarganya menjadi keluarga jutawan.

Dan channel hingga rumahnya pun perlahan-lahan mulai diliput beberapa televisi swasta, sehingga channelnya makin dikenal. Tercatat sudah hampir 80 ribu lebih dan terus meningkat subscribernya hingga hari ini.

Itulah buah kreatifitas, itulah buah konsistensi. Kita tahu tidak mudah membuat video sebanyak itu, terlebih hanya menggunakan peralatan yang seadanya. 

Luar biasa, anak kreatif yang sangat inspiratif. Dari situlah saya mulai berpikir, apakah saya mau kalah dari bocah SD tersebut? Hmm menarik bukan?

Kedua, apakah kamu pernah mendengar nama Ghozali yang viral karena NFT lalu mendadak menjadi milyarder? Apakah kalian tahu apa yang menyebabkan Ghozali ini mendadak menjadi milyarder?

Beberapa orang menyebutnya sebagai orang beruntung. Karena hanya menjual ratusan foto selfienya di situs Opensea, Ghozali mendadak jadi kaya raya. Namun saya tak sepenuhnya setuju dengan pendapat itu.

Apa yang terjadi pada Ghozali bukan hanya semata-mata keberuntungan, melainkan buah konsistensi dimana dia sanggup melakulan selfie setiap hari selama dua tahun, terlihat konyol dan bodoh, namun lihatlah berkat aksi konsistensinya itu sekarang dia jadi milyarder dari hasil koleksi foto-foto nya itu.

Butuh waktu dua tahun bagi Ghozali sehingga foto-foto selfienya bernilai puluhan juta rupiah, butuh waktu dua tahun bagi Ghozali sehingga dirinya bisa viral dan dikenal banyak orang sampai diundang Deddy Corbuzier di podcastnya. 

Itulah buah kreatiftas, itulah buah konsistensi. Tidak ada keberuntungan pada diri Ghozali, semua murni karena determinasi dan kreatifitasnya sendiri.

Konsistensi dalam membuat karya itu ibarat sedang berinvestasi. Bisa jadi satu atau dua bulan dari sekarang karya yang kita buat itu tidak laku, tapi bagaimana kalau 2 atau 3 tahun yang akan datang karya tersebut tiba-tiba meledak? Seperti halnya Ghozali? Skenario Tuhan tidak ada yang tahu, maka mulailah berkarya dari sekarang sobat.

3). Fokus Hingga Tujuan Kita Tercapai

Godaan-godaan untuk membuka media sosial atau pun bermain game atau aktivitas yang kita pikir menyenangkan di sela-sela kita berkarya itu pasti selalu ada. Maka penting sekali untuk selalu bisa menjaga fokus sehingga kita tidak banyak melakukan prokrastinasi yang berlebihan.

Kalau sudah konsisten, maka kita juga perlu fokus. Karena dua kebiasaan ini saling berkaitan. Fokus yang dibarengi dengan konsistensi maka akan menghasilkan output yang maksimal. Terutama dalam berkarya.

Fokus disini dalam arti kita sebisa mungkin menjalani atau mengerjakan bidang-bidang yang memang sudah kita kuasai atau sudah menjadi keahlian kita. Fokuslah disana, jangan pernah berpindah-pindah bidang.

Jadi, ketika kamu misalnya membuat konten masak, maka fokus dulu saja di satu konten tersebut. Jangan kemudian yang tadinya kamu membuat konten masak, lalu tiba-tiba berubah jadi konten automotif, ya akhirnya sia-sialah sudah konsistensi yang kamu miliki itu.

Saya pikir, kamu sudah mengetahui sendiri bagaimana kekuatan fokus itu dan semestinya harus kamu pakai dalam setiap ingin mencapai sesuatu, termasuk kesuksesan dalam berkarya.

Terlalu panjang lebar jika saya bahas dengan sedetail-detailnya. Tapi tiga poin ini saya yakin bisa menjadi panduan awal bagi kamu yang ingin atau baru memulai sebagai konten kreator. 

So, tetap semangat, dunia semakin berubah maka kreatifitas harus tetap diasah agar kita dapat bertahan dan mampu menggapai kesuksesan di era digitalisasi ini. Cheerss 

Kreator Amatiran
Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun