Shin Tae-yong di podcast Deddy Corbuzier (Sumber: jambi.tribunnews.com)
Bukan Deddy Corbuzier namanya kalau tidak mampu membuat kejutan di setiap konten-konten youtube yang dia buat. Kali ini Deddy berhasil memboyong Shin Tae-yong untuk tampil di podcast-nya sebagai bintang tamu.
Kehadiran Shin Tae-yong di podcast Deddy Corbuzier seolah mengamini tulisan dan pendapat saya berjudul, "Close The Door Podcast, dan Youtube yang Semakin Lebih dari TV." Membuktikan bahwa hanya melalui youtube lah kita bisa menemukan hal yang menarik, ekslusif, natural yang tidak bisa kita temukan di TV.
Didalam podcast tersebut Deddy Corbuzier bisa bebas bertanya segala sesuatu, bukan hanya soal sepak bola, namun juga Deddy tak segan-segan menggali apa yang menarik dari bintang tamu tersebut melalui pertanyaan-pertanyaan receh dan konyol yang Deddy buat.
Shin Tae-yong sampai dibuat senyum, tertawa dan tergelitik ketika Deddy bertanya mengapa cowok-cowok Korea wajahnya selalu terlihat mulus dan glowing? Apakah semua cowok Korea memang ditakdiran memiliki wajah mulus dan glowing?
Maka melalui Penerjemahnya Jeong Seok-seo, STY pun menjawab, bahwa hal itu disabkan karena perawatan dan teknologi skincare Korea yang memang berkualitas tinggi.
Bahkan STY menganggap pertanyaan Deddy kurang berkualitas ketika dirinya bertanya, apakah pelatih sepak bola bisa bermain bola?
STY pun menjawab tentu saja bisa, diusianya yang sekarang sudah tidak muda lagi pun dengan percaya diri STY mengatakan bahwa dia masih bisa bermain sepak bola dan tahu betul soal dasar-dasar sepak bola.
Ada lagi pertanyaan Deddy kepada STY soal mengapa dirinya mau dan tertarik untuk melatih timnas Indonesia meski sudah ditawari tim lain seperti China dengan bayaran yang jauh lebih besar?
Dia lebih tertarik melatih timnas Indonesia karena menurutnya para pemain timnas Indonesia punya potensi dan harapan yang lebih baik dimasa depan.Â
Mungkin STY lebih senang dengan medan yang lebih menantang dirinya ketimbang menukangi tim yang lebih mudah untuk dirubah dan dibenahi.
Artinya dengan melatih timnas Indonesia, dirinya akan merasa lebih tertantang sekaligus memiliki keseruan tersendiri meski dia harus menanggung beban berat dan harapan tinggi dari masyarakat Indonesia.
Jika sedang menjadi presenter di Televisi, mungkin Deddy tidak akan bisa tampil ekspresif bertanya hingga hal-hal receh dan konyol seperti itu, namun melalui kanal youtube pribadinya dia bisa lebih bebas bertanya dengan ekspresif sehingga bisa menggali hal-hal unik dan menemukan sesuatu yang menarik dari setiap bintang tamu yang dia hadirkan.
Lalu Deddy pun mulai masuk ke pertanyaan inti, apa yang sebenarnya menjadi kekurangan dari timnas Indonesia? STY pun membeberkan tiga hal.
Pertama, Mental para pemain yang menurutnya masih lemah. Kedua, mengenai makanan para pemain Indonesia yang menurutnya kurang sehat seperti gorengan dan nasi goreng. STY menilai para pemain Indonesia kekurangan protein sehingga tidak mampu mengeluarkan power nya secara maksimal.
Ketiga, para pemain Indonesia menurutnya belum mampu beradaptasi dengan Weight Training (latihan beban). Atau sebut saja latihan fisik atau kebugaran. Padahal menurutnya latihan ini penting sekali dilakukan untuk membentuk otot mereka dan menguatkan fisik mereka agar tidak mudah rapuh dan jatuh ketika berduel dengan lawan dilapangan.
Ketika mendengar hal tersebut, saya mulai tersadar ternyata sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, skill mau pun teknik, tapi juga bagaimana gaya hidup dan budaya suatu bangsa benar-benar mempengaruhi performa dan permainan suatu tim sepakbola.
STY sampai sebegitu detail menyoroti makanan dan nutrisi para pemain timnas Indonesia. Nasi goreng dan gorengan yang merupakan makanan sejuta umat dan paling banyak digandrungi masyarakat Indonesia pun menurutnya harus dikurangi bahkan jangan dikonsumi lagi oleh para pemain Indonesia.
Saya jadi tergerak mencari data dan membandingkan bagaimana harapan hidup antara orang Korea dengan orang Indonesia. Seberapa berpengaruh kah, cara orang Korea dalam memilih makanan dengan fisik dan umur mereka?
Berdasarkan data yang dilansir dari Borgen Magazine, masyarakat Korea memiliki rata-rata angka harapan hidup yang sangat tinggi, yakni 83 tahun.
Angka ini dinilai sangat menakjubkan karena jauh lebih tinggi dari rata-rata angka harapan hidup di dunia yaitu 72,6 tahun.
Sedangkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia berdasarkan data yang dilansir dari alodokter.com adalah 71,5 tahun. Masih sangat jauh dibawah Korea Selatan.
Usut punya usut orang Korea bisa hidup panjang umur dan awet muda karena makanan yang mereka konsumsi mengandung serat dan nutrisi yang tinggi, salahsatunya Kimchi.
Kimchi merupakan makanan khas Korea yang dibuat dari fermentasi sayuran seperti sawi putih dan lobak yang diberi bubuk cabai.
Makanan tersebut mengandung banyak vitamin yang baik bagi tubuh seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B6, vitamin K, folat, protein, serat, zat besi, niasin dan riboflavin.
Karena dibuat dari fermentasi, kimchi mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan dan juga bermanfa'at untuk meningkatkan imunitas.
Jadi tidak heran selama ini STY begitu getol memperhatikan makanan dan nutrisi para pemain. Hingga pernah mengkritik tuan rumah Singapura di gelaran piala AFF yang hanya memberikan anak asuhnya nasi kotak saja.
Inilah sepak bola pada hakikatnya. Bukan hanya tentang skill, teknik, olahraga belaka. Bagaimana gaya hidup dan budaya suatu bangsa ternyata mempengaruhi permainan dan performa suatu tim dilapangan.
Akhir kata, timnas Indonesia memang betul-betul membutuhkan sosok pelatih seperti STY. Dia punya visi dan misi jangka panjang yang positif untuk timnas Indonesia.Â
Tak ada lagi alasan untuk tidak mempertahankan STY yang lebih memilih timnas Indonesia dibanding menukangi klub China meski dengan gaji yang lebih tinggi.
STYSTAY!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI