Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Vietnam Alami "Dejavu" Ketika Menghadapi Thailand Dilaga Penentuan Final

27 Desember 2021   02:31 Diperbarui: 27 Desember 2021   06:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertandingan semi final leg kedua Vietnam vs Thailand (Sumber: kompas.com)

"Tim terkuat diasia tenggara itu akhirnya berhasil tumbang oleh Gajah Perang. Vietnam harus terima kekalahan atas Thailand dilaga penentuan Final setelah ditahan imbang hingga akhir laga."

Alexandere Polking berhasil membawa anak asuhnya melaju ke final Piala AFF 2020 setelah menahan imbang Vietnam di laga semi final leg ke 2 yang digelar di Nasional Stadium Singapura pada Minggu (26/12/2021).

Pada pertandingan leg pertama yang digelar pada Kamis (23/12/2021) Timnas Thailand berhasil unggul 2-0 atas Vietnam. Hasil 0-0 pada leg kedua akhirnya menghasilkan kemenangan bagi skuad Gajah Perang dengan agregate 2-0.

Pertandingan pada leg kedua berlangsung sengit. Sebagaimana layaknya tim unggulan, keduanya tampil impresif jual beli serangan. 

Namun kali ini The Golden Star lebih dominan menyerang karena mereka harus mengejar poin ketertinggalan akibat kekalahannya pada leg pertama.

Namun Alexandre Polking sudah berjanji bahwa meskipun timnya berada diatangas angin dengan kemenangan pada leg pertama, dirinya tidak ingin anak asuhnya menurunkan tempo permainan begitu saja.

Pelatih asal Brazil itu mengatakan bahwa keputusannya untuk mencoba menerapkan strategi bertahan untuk menahan Vietnam dileg kedua bukanlah keputusan yang benar. Dan itu bukan pendekatan yang akan mereka pilih ketika menghadapi Vietnam.

Alhasil meskipun sedikit bertahan, skuad Gajah Perang terbukti masih bisa memberikan perlawanan dan cukup membahayakan pertahanan Vietnam setidaknya dengan lima kali percobaan serangan dengan satu on target yang hampir bisa dikonversi menjadi goal tambahan.

Sementara Park Hang-seo menyebut bahwa pertandingan leg kedua tersebut bukan situasi yang menguntungkan bagi timnya. Karena sebelumnya mereka telah kalah pada leg pertama. Sehingga Park menyebut pertandingan tersebut seperti layaknya perang yang harus dimenangkan.

Hal itu ditunjukan dengan semangat dan daya juang yang ditampilkan oleh anak asuhnya. Meski tampil agresif sejak peluit babak pertama dibunyikan, rupanya pertahanan Thailand yang dikawal Manuel Bihr masih begitu kokoh dan sangat sulit untuk ditembus oleh Nguyen Quang Hai dkk hingga akhir pertandingan.

"Hal ini tentu membuat mereka frustasi seakan-akan mengalami "Dejavu" seperti halnya yang mereka rasakan dipertandingan sebelumnya ketika berhadapan dengan timnas Indonesia pada saat penyisihan group."

"Saat itu Asnawi dkk berhasil menahan Imbang Vietnam hingga akhir laga sehingga mereka terpaksa harus mengakui kehebatan timnas Indonesia dan harus puas berada di posisi Runner Up Group B."

Performa bertahan solid yang ditunjukan Thailand berhasil membatasi ruang gerak para pemain Vietnam yang dari tujuh percobaan serangan, hanya empat shoot on target yang mengarah ke gawang Thailand.

Meski tidak berlangsung dramatis, pertandingan tersebut setidaknya menghasilkan banyak pelanggaran yang terjadi. Total akumulasi, ada 33 pelanggaran yang terjadi dimana 14 dilakukan oleh Thailand dan 19 dilakukan oleh Vietnam.

Secara penguasaan bola Thailand unggul tipis yakni 56,8% sementara Vietnam 43,2%. Meski secara permainan Vietnam tampil lebih agresif daripada Thailand di leg kedua tersebut.

Alexandre Polking merasa puas dengan permainan anak asuhnya pada pertandingan leg kedua tersebut. Dirinya merasa bangga karena timnya sudah memberikan penampilan terbaik terutama pada babak kedua.

"Ini menunjukan semangat tim yang luar biasa dari cara para pemain berjuang satu sama lain. Berdiri bersama dan menangani tekanan panjang dari Vietnam." Ucapnya seusai laga.

Sementara dengan kekalahan tersebut Park Hang-seo enggan berkomentar banyak mengenai status timnya yang dinilai terkuat di Asia Tenggara. Tapi dirinya yakin bahwa timnya masih akan tetap diperhitungkan di Asia Tenggara.

"Saya tidak tahu apa rencanya untuk masa depan. Saya membutuhkan lebih banyak waktu. Tetapi sederhana saja, kami kalah dan kami harus menerimanya." Ungkap Park setelah timnya dikalahkan Thailand.

Dalam pertemuan sebelumnya dari tahun 2015-2021 dari lima pertandingan tercatat Thailand berhasil 3 Kali menang dan dua kali draw atas Vietnam. Hal itu menunjukan bahwa Thailand masih cukup unggul meski dari segi ranking Fifa Thailand masih cukup jauh dari Vietnam.

Begitupun dengan raihan gelar juara Piala AFF, Thailand lebih banyak menyabet gelar juara yakni sebanyak lima kali dan Vietnam sebanyak dua kali.

Namun siapa yang nanti akan keluar sebagai juara piala AFF 2020 masih menjadi misteri. Apakah Thailand akan berhasil menjadi juara yang ke tujuhkalinya? Belum pasti.

Karena ada timnas Indonesia yang harus mereka hadapi di laga final nanti yang juga akan dilaksanakan dalam dua leg pertandingan.

Leg pertama akan digelar pada Rabu, (29/12/2021), sementara leg kedua akan dilangsungkan pada Sabtu, (1/1/2022). Di Nasional Stadium Singapura.

Nantinya Alexandre Polking akan head to head dengan juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Mereka berdua akan beradu strategi dan taktik dalam laga penentuan penuh gengsi tersebut.

Skuad Garuda yang banyak diisi oleh para pemain muda siap bertarung dengan Gajah Perang untuk mewujudkan impian mereka meraih gelar juara.

Salam Olahraga

Reynal Prasetya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun