Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Metaverse, Penciptaan Dunia Baru Melalui Modernisasi Teknologi

23 Desember 2021   22:13 Diperbarui: 23 Desember 2021   22:15 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Snow Crash (Sumber: wikipedia)

Sudah sejak dahulu manusia memang selalu memiliki kebutuhan untuk melakukan eskapisme dari dunia nyata. Hal itu ditandai dengan munculnya beraneka macam drugs yang memicu ilusi dan halusinasi.

Menyusul hadirnya perangkat audio, televisi, film, hingga video game merupakan gerbang bagi manusia untuk bisa melepaskan diri sejenak dari dunia nyata lalu masuk kedalam dunia imajinasi.

Pernahkah anda membayangkan sebuah dunia dimana anda bisa bebas menjadi apa saja dan melakukan apa saja yang anda suka? Dengan kemajuan teknologi dan masifnya perkembangan digital saat ini, tentu saja angan-angan tersebut sangat mungkin bisa diwujudkan.

Bagi para bos pemilik perusahaan teknologi digital hal tersebut tentu saja menjadi peluang bisnis besar yang bisa dieksplorasi bahkan mungkin bisa saja di eksploitasi untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara yang tidak terbayangkan.

Contohnya dengan adanya internet dan sosial media manusia seperti menemukan dunia baru, sebuah dunia yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sebuah dunia yang kita sebut sebagai dunia maya.

Dari situlah mulai muncul sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah dunia baru dimana setiap orang bisa berinteraksi dan melakukan apa pun secara real time dan permanen melalui ruang digital yang disebut Metaverse.

Apa itu Metaverse?

Istilah metaverse sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Adalah Neal Stephenson penulis sains fiksi yang mempopulerkannya dalam novel berjudul Snow Crash yang dirilis pada tahun 1992.

Novel Snow Crash (Sumber: wikipedia)
Novel Snow Crash (Sumber: wikipedia)
Metaverse atau meta semesta adalah iterasi dari realitas virtual bersama melalui internet dalam seluruh spektrum augmented reality, yang didefinisikan secara bebas sebagai dunia online dimana orang-orang bisa berinteraksi menggunakan avatar digital.

Matthew Ball seorang Venture Capitalist dan penulis "The Metaverse Primer" mendefinisikan metaverse sebagai jaringan luas dari dunia virtual tiga dimensi yang bekerja secara real-time dan persisten serta mendukung kesinambungan identitas, objek, sejarah, pembayaran dan hak. Yang mana dunia itu dialami secara serempak oleh jumlah pengguna yang tidak terbatas.

Facebook mempunyai definisi yang sederhana mengenai metaverse. Yakni seperangkat ruang virtual yang dapat anda ciptakan dan jelajahi dengan orang lain yang tidak berada diruang fisik yang sama dengan anda.

Fakta Metaverse

Metaverse sebenarnya masih berupa gagasan, namun sudah banyak para pengembang teknologi yang saat ini mulai berlomba-lomba mengembangkan metaverse versinya sendiri.

Bahkan Mark Zuckerberg dangan perusahaan Facebook nya belum lama ini mengganti nama perusahaannya menjadi Meta Platform Inc, atau Meta.

Facebook merasa perlu me-rebranding namanya dengan cara mengangkat istilah metaverse sebagai visi untuk merangkul ide-ide futuristik yang mulai populer saat ini.

Facebook sampai rela menggelontorkan dana hingga 10 Miliar USD atau sekitar 140 triliun rupiah di tahun ini untuk mengembangkan metaverse.

Anda mungkin sudah tidak asing dengan permainan game online seperti Fortnite. Atau game lain seperti Roblox. Dimana para pemain dari game tersebut bisa memainkan sebuah avatar yang diciptakan untuk hidup dan berinteraksi dengan avatar lain dalam sebuah dunia virtual.

Anda bisa bayangkan, seandainya tiba-tiba ada seseorang yang menemukan sebuah planet baru yang tidak jauh dari bumi, keindahan yang bisa ditemukan dalam planet itu hanya bisa dibatasi oleh daya imajinasi kita saja dan semua orang bisa tinggal di planet tersebut.

Maka perusahaan-perusahaan besar seperti facebook akan berlomba-lomba menguasai lahan sebanyak-banyaknya didunia yang baru ditemukan itu.

Diatas lahan itu mereka membangun sebuah kota impian dimana siapa pun bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan dan bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan di bumi.

Mereka bermitra dan bekerjasama dengan perusahaan pengembang untuk membangun berbagai fasilitas umum seperti mall, perkantoran, tempat rekreasi, sekolah dll.

Dengan menghadirkan teknologi termutahir dan konsep dunia yang begitu menakjubkan untuk memikat orang sebanyak-banyaknya agar mau dan tertarik untuk tinggal di kota impian yang mereka ciptakan. Seperti itulah gambaran metaverse.

Ketika memasuki metaverse semuanya tampak seperti realitas sebagaimana yang terjadi didunia nyata. Di metaverse kita akan menemukan dan merasakan apa yang kita alami sebagaimana halnya di dunia nyata.

Maksudnya begini, saat ini kita hidup dalam dunia fisik. Dalam dunia ini kita bisa melakukan berbagai hal dimulai dari bekerja, bermain, belajar, bersosialisasi, berkarir, membangun bisnis dan banyak lagi.

Di metaverse pun kita bisa melakukan hal-hal tersebut sebagaimana yang kita lakukan di dunia nyata. Bedanya di metaverse kita hidup dalam dunia virtual tiga dimensi, kita akan benar-benar merasakan bahwa kita hidup disana sebagaimana kita hidup didunia nyata dengan menggunakan seperangkat teknologi berupa headset Virtual Reality dan Kacamata Augmented Reality.

Ilustrasi seseorang mengakses dunia virtual (Sumber: www.verdict.co.uk)
Ilustrasi seseorang mengakses dunia virtual (Sumber: www.verdict.co.uk)
Ekonomi dan Peluang Bisnis Di Metaverse

Lalu bagaimana dengan ekonomi dan peluang bisnis di metaverse? Apakah kita bisa mendulang keuntungan dan materi di metaverse sebagai mana yang bisa kita dapatkan di dunia nyata?

Tentu saja peluang sangat terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin berbisnis di metaverse. Bahkan sekarang sudah banyak orang yang berlomba-lomba berinvestasi untuk membeli tanah di metaverse. Seriously!

Ya anda tidak salah dengar. Di metaverse anda bisa membeli atau pun menyewa tanah. Anda bisa meraup banyak uang dengan cara membangun apa pun untuk disewakan.

Disana anda bisa membangun museum virtual dan menarik biaya dari setiap pengunjung yang datang. Atau anda bisa membangun sebuah mall dimana anda bisa menarik komisi dari setiap penjualan yang masuk ke mall virtual anda.

Bayangkan jika suatu saat nanti sudah banyak orang yang menghuni metaverse seperti halnya facebook saat ini dengan kurang lebih 3 milyar pengguna diseluruh dunia?.

Maka harga tanah disana pun otomatis pasti akan sangat mahal dan meningkat harganya. Bukan suatu hal yang mustahil jika dimasa depan nanti akan ada banyak orang yang hidup di metaverse.

Contoh konkret, Sekarang saja bisa dibilang lebih banyak orang yang hidup di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Banyak orang yang lebih senang menghabiskan waktunya di depan komputer bermain game dan media sosial ketimbang bercengkrama dengan orang lain di dunia nyata.

Selain itu, di metaverse kita juga bisa membeli tanah, rumah, mobil bahkan karya seni digital yang kita sukai dan mendapatkan sertifikat kepemilikan yang sah atas aset-aset digital yang kita miliki itu.

Tentu saja semua aset itu bisa kita sewakan atau pun dijual jika ternyata ada orang yang tertarik dan ingin membeli aset tersebut.

Bahkan brand-brand besar seperti nike dan adidas dikabarkan sudah mulai masuk kedalam metaverse untuk mempromosikan produknya.

Ada baiknya dari sekarang anda mulai berinvestasi dan membeli tanah di metaverse sebelum harganya kemahalan.

Apakah dengan Kemunculan Metaverse akan Mempengaruhi Cara Hidup?

Jak Wilmot seorang sutradara dan penulis dalam sebuah video yang sudah ditonton lebih dari 24 juta kali di channel youtube disrupt, membagikan pengalamannya menggunakan VR selama satu minggu.

Dalam eksperimen tersebut dia memberikan kesimpulan, bahwa ada sesuatu yang tidak dapat tergantikan dan tak bisa diciptakan dalam dunia virtual, yakni alam dengan segala orisinalitasnya.

VR memang mampu menciptakan pengalaman audio visual yang menakjubkan dan tidak dapat kita temui di dunia nyata. Namun menurutnya VR tidak dapat menciptakan aroma udara dan energi yang bisa ditemukan di alam nyata.

Karena bagaimana pun teknologi hanyalah sebuah cara bukan sebuah substansi. Apalagi esensi kehidupan. Cukuplah teknologi digunakan sebagai cara untuk hidup dan tidak menggantikan esensi dari kehidupan.

Kalaupun suatu saat nanti metaverse memang benar-benar terwujud, ada keuntungan dan kesenangan yang ditawarkan disana, tentu saja hidup, bekerja, bermain dan bersosialisasi secara nyata lebih memberikan makna dan kebahagiaan ketimbang terlarut dalam dunia yang fana.

Saintek Enthusiast

Reynal Prasetya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun