Setiap kali bertemu dengan tanggal 9 dibulan maret, saya pasti merasa gembira dan bahagia. Pasalnya, tanggal dan bulan tersebut merupakan tanggal istimewa bagi saya, karena saya lahir di tanggal tersebut tepat 24 tahun yang lalu.Â
Saya lahir ketika masa-masa orde baru runtuh dan akhirnya harus beralih ke masa reformasi. Beruntung saya tidak lahir dan hidup dimasa-masa yang penuh dengan kekangan dan represif itu.
Hari ini saya merayakan hari ulang tahun saya. Beberapa orang terdekat ikut meramaikan dan bersorak sorai memberi ucapan selamat, do'a dan dukungan. Hanya petasan dan kembang apinya saja yang belum dinyalakan.
24 tahun bukanlah waktu yang mudah bagi saya untuk hidup di planet bumi ini. Dalam 24 tahun ini saya sudah banyak menemukan berbagai macam pengalaman, pencapaian, kegagalan, kejatuhan, kekecewaan, kesedihan, kesenangan, dan beragam ujian masih senantiasa datang silih berganti mengiringi perjalanan ini.
Bahkan ada peristiwa-peristiwa yang sampai sekarang belum bisa saya lupakan dan masih melekat dalam ingatan. Saya pernah mengalami bagaimana rasanya hinaan, saya pernah mengalami bagaimana rasanya direndahkan, saya pernah mengalami bagaimana rasanya dijatuhkan. Semua pengalaman-pengalaman itu akhirnya membentuk diri saya seperti sekarang ini.
24 tahun adalah waktu yang cukup panjang. Kini saya sudah menjelma menjadi laki-laki dewasa, bukan lagi remaja apalagi bocah ingusan. Saya sudah menjadi Man bukan lagi Boy.
Saya bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk hidup didunia ini sampai sekarang. Harapan saya ditahun-tahun berikutnya, saya bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, kuat, tangguh, berkarakter, bermental baja, makin disayangi banyak orang, dan bermanfa'at untuk orang banyak.
Momen-momen ketika mampu mengenali diri sejati itulah momen yang paling berkesan dan membahagiakan untuk saya. Rasanya seperti ada muncratan kebahagian yang meluap keluar dari dalam batin ini. Rasanya tidak bisa terlukiskan.
Dengan bertambahnya umur, otomatis berkurang juga jatah hidup saya didunia ini. Ini seperti paradoks. Dengan bertambahnya umur seharusnya saya juga merasa sedih, karena perlahan-laha jatah hidup saya didunia ini berkurang.
Maka setiap kali kita berulang tahun, seharusnya kita melakukan refleksi, berkontemplasi, apakah ketika semakin bertambahnya umur semakin bertambah juga kebaikan yang kita lakukan untuk dunia? Apaka ketika bertambah umur, semakin bertambah juga keta'atan dan kecintaan kita kepada-Nya???