Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tuhan Selalu Tahu Apa yang Terbaik Untukmu

17 Januari 2021   21:02 Diperbarui: 17 Januari 2021   21:11 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: tangkapan layar dari Kompasiana akun Reynal Prasetya)

Suara hati tidak pernah berkhianat, ketika kamu berani mengikuti kata hati, maka kamu akan diarahkan kepada tujuan yg kamu mau.

Jika anda bersedia meluangkan waktu lima menit membaca artikel ini dengan khusyu, mungkin ada banyak pelajaran dan inspirasi yang akan anda dapat.

Tapi kali ini saya bukan sedang ingin berteori, memberi gagasan, atau beropini, melainkan sedang ingin memberi kesaksian atau bertestimoni tentang keajaiban yang baru saja saya alami.

Saya ingin mulai dengan satu pertanyaan, apakah anda percaya dengan keajaiban?

Jika porsi berpikir anda lebih berat di otak kiri dan logika anda lebih mendominasi dibandingkan dengan kata hati, anda pasti tidak setuju kalau keajaiban dan keberuntungan itu bisa diciptakan.

Sayangnya, keajaiban itu selalu melampaui logika dan memang tidak pernah bisa dinalar. Tapi itu terjadi, ada, nyata dan semua orang dalam satu kesempatan hidupnya pasti pernah mengalami keajaiban.

Hanya saja yang membedakan adalah, ada yang bisa mengulangi keajaiban-nya lagi dan ada yang tidak. Yang mana keajaiban itu seringkali kita sebut sebagai KEBETULAN.

Memang agak sulit menguraikan apa yang dimaksud dengan keajaiban itu, karena itu memang sudah masuk pembahasan di wilayah kuantum, bukan lagi di zona material yang objek kajian-nya bisa di inderai.

Tapi karena saya gemar meneliti hal-hal yang abstrak, tak terlihat, maka saya akan coba menguraikan-nya dengan cara melihat pola kejadian yang sudah saya alami.

Karena tulisan ini juga bentuknya diary, maka uraian-nya pun akan lebih banyak bercerita, ketimbang beretorika dan berargumentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun