Awalnya saya juga terjebak dalam kondisi seperti itu. Saya hanya menulis kalau sedang mood saja, saya hanya menulis kalau sedang termotivasi saja, saya hanya menulis kalau lagi pengen saja, semakin saya ikuti, justru saya semakin sulit keluar dari kondisi itu.
Dalam kelas menulis cerita bersama Raditya Dika yang pernah saya ikuti, salah seorang peserta bertanya bagaimana caranya mengendalikan mood yang naik turun dan agar selalu termotivasi untuk menulis.
Raditya Dika hanya menjawab, "Ya, pokoknya kalau mau nulis, ya nulis aja, enggak usah mikirin mood macem-macem, jangan manja!"
Jadi, kalau kita tidak paksakan dan biasakan diri kita untuk menulis dan hanya mengikuti mood, maka sampai kapan pun kita tidak akan kunjung menulis.
Mungkin akan timbul lagi pertanyaan, "Gimana kalau nanti hasil tulisan-nya jelek?". Ya, gak masalah. Yang penting, kan sudah menulis. Menurut Raditya Dika, tulisan yang jelek tapi selesai itu jauh lebih baik, ketimbang tulisan yang bagus, tapi tidak selesai.
Menulis itu memang perlu tenaga, perlu stamina, perlu strategi, perlu konsistensi. Tidak jauh berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan dan profesi lain. Makanya, kita perlu menjaga kondisi otak ini harus selalu dalam keadaan prima. Kita harus selalu menjaga kondisi otak ini dalam keadaan bugar, supaya selalu siap digunakan untuk menulis.
Menulis itu cukup melelahkan lho sebenarnya. Karena "otot-otot" otak ini dipaksa untuk terus bekerja, kita juga harus terus fokus dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tapi kalau otak ini terus menerus dilatih, lama-lama nanti juga akan terbiasa kok. Lama-lama menulis terasa lebih mudah. Mau nulis 4 jam atau 5 jam nonstop sekali duduk juga pasti kuat kalau kita sudah terbiasa.
Hampir mirip seperti awal-awal nge-gym. Awalnya mungkin cuma kuat angkat beban 20kg, kalau ototnya terus dilatih, lama-lama jadi bisa angkat yang 50kg, setelah semakin rutin dilatih lagi akhirnya bisa angkat beban 100kg.
Saya juga dulu pas awal-awal menulis di Kompasiana, satu artikel itu kadang baru selesai dalam dua hari. Tapi berkat konsistensi, mau terus belajar dan latihan, sekarang satu artikel bisa saya selesaikan dalam satu kali duduk.
Sebagai tambahan, dibagian kedua ini saya juga ingin mengingatkan pentingnya menulis sesuai jalur, minat atau bidang yang kita sukai dan kuasai.