Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Sosok Kapolri Baru Pilihan Jokowi Pengganti Jenderal Idham Azis

8 Januari 2021   06:32 Diperbarui: 8 Januari 2021   07:05 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gonjang-ganjing pergantian Kapolri semakin santer terdengar menjelang masa purna tugas Jenderal Idham Azis yang akan berakhir pada 1 Februari 2021 mendatang.

Persaingan sengit diantara perwira tinggi polri untuk menduduki kursi Tri Brata satu itu makin menarik ketika Ketua Presidium Indonesia Police Wacth (IPW) Neta S. Pane menyebut, ada "geng-geng" atau "kutub" di internal polri jelang bursa pencalonan Kapolri.

Geng-geng yang dimaksud diantaranya adalah Geng Solo, Geng Pejaten, Geng Makassar dan Geng Independen.

Geng Solo menurut Neta, adalah anggota kepolisian yang pernah bertugas di Kota Solo, ketika Presiden Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo.

Selanjutnya Geng Pejaten adalah anggota kepolisian yang mempunyai kedekatan, sekaligus anak asuh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan.

Kemudian Geng Makassar, adalah anggota kepolisian yang berasal dari Makassar atau pulau Sulawesi dan memiliki kedekatan dengan Kapolri Jenderal Idham Azis, mantan Wakapolri Komjen Syafruddin dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sementara Geng Independen adalah anggota kepolisian yang netral dan tidak terkait dengan Geng lain. 

Namun Neta menambahkan, adanya Geng-geng tersebut hanya muncul menjelang bursa pencalonan Kapolri saja dan itu adalah tradisi yang biasa terjadi di internal polri. Setelah masa pemilihan Kapolri selesai, maka polri akan kembali solid.

Bursa pencalonan Kapolri dan soliditas di internal polri ini juga pernah disinggung oleh Kapolri Jenderal Idham Azis dalam satu kesempatan ketika ia sedang berpidato pada acara menyambut HUT Polri di Gedung Bareskrim Mabes Polri pada Juli 2020 yang lalu.

Menurutnya, semua anggota polri punya hak dan kesempatan yang sama untuk memimpin kepolisian. Tapi yang mengejutkan adalah, walau pun polri selalu solid, tapi yang terjadi didalam itu digambarkan seperti api dalam sekam.

"Polisi Indonesia itu saya lihat kompak-kompak sih. Tapi, kayak api dalam sekam." Ujar Jenderal Idham Azis seperti dikutip dari jawapos.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun