Gambar hanya ilustrasi (Sumber: Fotolia via psychologytoday.com)
Setiap anak akan tumbuh dan berkembang dengan proses yang berbeda-beda, terutama soal kedewasaan. Ada anak yang tumbuh dewasa lebih cepat, adapula anak yang sepertinya mengalami perlambatan kedewasaan.Â
Sebabnya bisa banyak, namun yang menjadi pertanyaan menarik adalah? Wajarkah apabila seorang anak tumbuh dewasa lebih cepat dari usia yang tidak semestinya?
Nanti akan saya uraikan jawabannya, sebelumnya kita perlu memahami dulu apa itu kedewasaan? Dan bagaimana caranya kita bisa menilai kedewasaan seseorang?
Berdasarkan KBBI, dewasa adalah: telah mencapai kematangan kelamin; matang (tentang pikiran, pandangan dan sebagainya); sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi).
Apabila merujuk kata sifat, pengertian dewasa bermakna luas, karena disitu jelas disebutkan bahwa, dewasa bukan hanya soal bertambahnya usia, ataupun adanya perubahan biologis yang ditandai dengan pubertas, akan tetapi dewasa juga berbicara tentang kematangan karakter, pola pikir, pandangan dan juga sikap.
Seseorang meskipun sudah berumur tua, tapi apabila pola pikirnya tidak berkembang, sikap, cara bicara dan tingkah lakunya tidak berubah, karakternya juga tidak bertumbuh, emosinya masih labil, maka belum bisa disebut dewasa.
Sebaliknya, seseorang meskipun masih belia, tapi cara berpikirnya, sikap, cara bicara dan tingkah lakunya seperti orang tua, belum bisa juga disebut dewasa. Karena secara biologis dan psikis dia belum waktunya dewasa.
Artinya kalau ada anak yang tumbuh dewasa lebih cepat itu tandanya tidak normal dong?
Nah, pertanyaannya, anak yang umur berapa dulu? Karena normal atau wajar tidaknya bisa dilihat dari umur si anak itu.
Seorang anak bisa dikatakan tidak normal dan tidak wajar kalau: Dia masih SD umur sepuluh tahun, tapi sikap, cara bicara, gaya dan pola pikirnya sudah seperti pemuda yang usianya dua puluh lima tahun. Tentu saja kita mesti bertanya-tanya, kenapa si anak bisa seperti itu?