Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sebagai Penulis, Apakah Anda Sudah Siap Dikritik?

10 November 2020   08:54 Diperbarui: 10 November 2020   08:58 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa ada orang yang selalu mengkritik Young Lex? Pertama, bisa saja karena orang tersebut tahu dan "paham" kalau lagu yang dibuat oleh Young Lex ternyata memuat lirik yang kurang pantas didengar. 

Kedua, bisa saja karena orang tersebut sebenarnya tidak tahu apa-apa, tidak paham, tidak mengerti tentang maksud dibalik lagu yang diciptakannya itu. 

Dia hanya senang mengecam, hanya mengkritik berdasarkan penilaian luar dari sikap atau atribut yang dikenakan Young Lex. 

Padahal dibalik sikap dan penampilannya itu, mungkin sebenarnya dia hanya ingin mencurahkan keresahan yang dia punya saja, atau ada pula sebenarnya makna positif disetiap karyanya, tapi si pengkritik tidak bisa jeli melihat itu.

Kita akan cenderung mudah menjudge, mengkritik sesuatu karena tidak memahami "keutuhan" objek yang kita kritik. Kita enggan mengenali, memahami, mendalami, mempelajari terlebih dahulu apa yang hendak kita kritik.

Baru memahami sepotong, tapi sudah buru-buru mengkoreksi, belum sampai pada esensi, tapi sudah buru-buru menjustifikasi. 

Padahal jika mau sejenak mencerna dengan lebih teliti, kadangkala kita bisa menemukan esensi yang sama. Hanya bungkus, cara penyampaian dan kemasannya saja yang berbeda.

Kabar buruknya, kita tidak pernah bisa menghindari kritik, meski tulisan yang kita buat sudah melewati proses quality control yang ketat. Hal itu tidak menjamin sebuah kritik akan sirna dengan sendirinya.

Jika anda jeli, hampir disetiap artikel yang saya tulis, entah itu dibagian awal, tengah atau akhir, sebenarnya saya selalu membuat 'jangkar'. Apa gunanya? Supaya tidak ada celah kosong yang disalahpahami oleh pembaca. 

Coba perhatikan dua buah pernyataan dalam gambar dibawah ini.

Contoh jangkar yang saya buat (Sumber: tangkapan layar dari kompasiana.com/akun Reynal Prasetya)
Contoh jangkar yang saya buat (Sumber: tangkapan layar dari kompasiana.com/akun Reynal Prasetya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun