Setiap orang punya maksud masing-masing ketika menyampaikan kritik. Bila dilihat dari sudut pandang psikologi, ada beberapa alasan kenapa seseorang melontarkan sebuah kritik.
Berikut alasannya:
- Si pengkritik ingin mendorong anda untuk lebih maju
- Si pengkritik melihat ada sesuatu yang salah dari apa yang anda lakukan
- Si pengkritik ingin menguji anda
- Si pengkritik iri dengan keberhasilan anda
- Si pengkritik ingin menjatuhkan anda
- Si pengkritik ingin mencari perhatian orang lain untuk dianggap lebih pintar dari anda
- Si pengkritik adalah tipe orang yang selalu mencari pertentangan.
Kabar buruknya kita tidak pernah tahu apa motif dibalik kritik yang ditujukan kepada kita. Kalau kritik itu bermaksud mendorong kita untuk lebih maju, kita harus bersyukur dan berterimakasih kepada si pengkritik karena dia sudah mau peduli dan memperhatikan.
Karena seperti apa yang dikatakan Fiersa Besari, kritik bisa disebut juga sebagai bentuk demokrasi. Itulah kenapa di Amerika sana, kritikus film seperti Jeremy Jahns, Chris Stuckmann dan Nostalgia Critics tidak ragu berkata sebuah film jlek, jika memang jlek dan bagus jika memang bagus.Â
Kita bisa menerima, menolak, bahkan belajar dari kritik tanpa perlu memblokir kritik itu sendiri.
Sama halnya dengan Bisnis. Ketika anda punya warung makanan misalnya, lalu tiba-tiba ada pelanggan yang nyeletuk masakan anda kurang enak, keasinan, kurang gula dll, justru anda harus bersyukur, karena jadi tahu, mungkin itulah penyebab kenapa warung anda selalu sepi.
Begitupun dalam hal menulis. Justru kita harus curiga kalau tulisan kita tidak ada yang mengkritik. Jangan-jangan tulisan kita memang tidak menarik?. Jangan-jangan tulisan kita kurang memantik rasa penasaran? Jangan-jangan tulisan kita tidak cukup mentrigger antusiasme pembaca?.
Terlepas dari apapun motif dibalik kritik tersebut, entah kritikannya bermaksud baik atau tidak, ada satu hal positif yang bisa kita ambil: itu tandanya ada orang yang memperhatikan tulisan kita. Harus seneng dong. Berarti tulisan kita ada yang baca. Horeee :)
Sebenarnya ada juga lho, orang yang kagum dengan pemikiran kita, tapi dia merasa enggan mengapresiasi karena gengsi. Jadi mengkritik adalah satu-satunya cara yang bisa dipakai sebagai ungkapan ekspresi kekaguman itu :)
Yang jelas kita harus bisa memisahkan diri dengan karya kita. Ingat yang dikritik itu karya kita, bukan diri kita. Jadi jangan baper yah, santuy aja sob.
Nah, ada satu hal yang perlu kita ketahui sebelum memberi kritik. Pastikan kita sudah mengetahui, mengerti dan memahami keseluruhan objek yang akan kita kritik. Entah itu suatu karya, pemikiran, ataupun tingkah laku seseorang.Â