Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama FEATURED

Mengkritik "Keajaiban" Sinetron Masa Kini yang Kerap Menghina Akal Sehat

3 November 2020   16:25 Diperbarui: 4 Juni 2021   07:30 2053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesosok manusia yang tidak tampak mempunyai celah kelemahan sedikit pun dalam diri dan hidupnya. Karakter dibuat semata-mata untuk disukai penonton, bukan diciptakan untuk membela logika cerita itu sendiri.

Alur sinetron masa kini juga terkadang selalu melahirkan keajaiban-keajaiban yang tak disangka-sangka. Fenomena ini lazim disebut sebagai deus ex machina. Adalah sebuah istilah dalam pentas teater Yunani Kuno. Istilah ini mengacu pada hadirnya sebuah solusi mendadak (yang cenderung seenaknya saja) atas sebuah situasi tanpa pengharapan pada sebuah cerita.

Menjelang akhir pertunjukan kadang terjadi situasi sulit, misalnya sang pahlawan atau tokoh utama dalam posisi terjepit, atau malapetaka yang sudah tak terhindarkan. Pada saat itulah tiba-tiba ada sosok "dewa" yang muncul dan menyelesaikan masalah. Membawa sang pahlawan "terbang" menjauh dari bahaya. Menganulir kematian atau kecelakaan si tokoh utama.

Itulah keajaiban yang biasanya terjadi pada sinetron-sinetron Indonesia saat ini. Belum lagi efek yang dihasilkan ketika nonton sinetron ini.

Apakah tayangan-tayangan tersebut sudah ramah anak? Karena drama dan kisruh rumah tangga seharusnya tidak pantas ditonton oleh anak-anak yang notabene belum saatnya mencermati dan mengamati kisah-kisah rumah tangga yang penuh gejolak dan pertikaian.

Adalagi adegan-adegan kekerasan dan bullying yang juga kerap ada dalam sinetron-sinetron Indonesia dewasa ini. Ini tentu mengkhawatirkan apabila kemudian banyak anak yang menirukan adegan-adegan tersebut didunia nyata, kepada lingkungan atau teman-temannya. 

Sudah banyak juga bukti-bukti yang membuat hati ini merasa miris jika mendengar kasus-kasus penyimpangan anak karena disebabkan oleh pengaruh sinetron. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga sangat mungkin pada akhirnya terpengaruh dan tergelincir karena Ilusi tersebut.

(Sumber: tangkapan layar dari situs grid.id)
(Sumber: tangkapan layar dari situs grid.id)
(Sumber: tangkapan layar dari situs m.cnnindonesia.com)
(Sumber: tangkapan layar dari situs m.cnnindonesia.com)
Melihat kondisi yang makin mengkhawatirkan seperti ini, seharusnya sih pemerintah turun tangan untuk membereskan masalah ini. Karena untuk mencerdaskan bangsa, tidak cukup hanya dengan mengubah kurikulum pendidikan saja, namun juga mulai membenahi tontonan yang ada di televisi. 

Meskipun sinetron terbilang fiktif, tapi bagaimanapun kita akan selalu terhipnotis setiap kali melihat adegan-adegan yang memancing emosi. Cerita dalam sinetron sengaja di setting sedemikian rupa untuk menghanyutkan pikiran ini, hingga kita lupa bahwa sebenarnya apa yang kita tonton hanyalah ilusi.

Daripada mengandalkan KPI dan menunggu pemerintah melakukan perbaikan, lebih baik kita mulai meninggalkan tayangan-tayangan yang kurang mendidik dan minim edukasi. Kita bisa kok mendapat hiburan yang lebih menyenangkan selain dari sinetron. 

Karena secara tidak langsung sinetron masa kini selalu mempromosikan pola pikir "magis" ditengah masyarakat. Bahwa segala masalah bisa diselesaikan hanya dengan bersabar dan berdo'a. Bahwa azab akan secara ajaib menimpa orang-orang yang dzalim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun